Awal Baru

1.5K 70 4
                                        

Syamara Pov

Setelah kejadian itu aku dan Mas Aldri makin dekat. Dia sama sekali tidak membiarkanku sendirian di rumah. Dia sudah memperkerjakan 2 orang satpam untuk berjaga di rumah kami. Kalaupun dia dinas malam pasti Amanda dia suruh menemani.

Seperti malam ini dia dinas malam untuk pertama kalinya setelah kejadian itu. Amanda sudah sejak sore dijemputnya untuk menemaniku.

"Mba gak papa kan?" Tanya Amanda karena melihatku termenung.

"Gak papa kok Man. Kenapa? Kamu lapar? Mba masakin dulu ya, mau makan apa?" Tanyaku ke Amanda.

"Order aja mba, lagi pengen seblak" Jawabnya.

Aku mengorderkan seblak untuknya tapi aku tidak order. Aku hanya order minuman seperti kopi-kopian.

"Besok mba rencana mau ke mana?" Tanya Amanda.

"Di rumah aja Man, mba masih takut mau keluar rumah" Jawabku.

Memang aku semenjak kejadian itu menjadi takut untuk bepergian. Anehnya aku jadi tidak trauma naik mobil.

"Taman komplek yok besok mba, gak bosan apa di rumah terus" Ajak Amanda.

"Kamu gak ngampus besok?" Tanyaku.

"Ada 1 mata kuliah jam 1 mba, sorenya kita main di taman komplek ya. Sekalian mba kenalan sama ibu-ibu di sini, mba kan jarang gabung" Ucapnya.

Aku bukan mau menutup diri dari lingkungan, tapi keadaan awal aku masih skripsian dan sering bolak-balik kampus. Jadi gak ada waktu untuk gabung nongkrong bareng ibu-ibu.

"Liat besok aja Man, kalau kakak kamu ngizinin mba ikut" Jawabku.

Author Pov

Di rumah sakit Aldrian tengah sibuk. Banyak pasien operasi amandel dan usus buntu. Seperti yang kalian ketahui untuk operasi usus buntu memerlukan waktu yang cukup lama.

Sedari tadi Aldrian cuma dapat istirahat di ruang tunggu operasi. Dia hanya bisa memakan beberapa potong roti dan lanjut untuk mengoperasi.

"Dokter operasi ini berjalan selama kurang lebih 1 jam, apa dokter tidak makan dulu?" Tanya seorang perawat.

Aldrian menggeleng. Dia hanya ingin operasi cepat selesai dan dia bisa pulang dengan cepat.

Dilain tempat di kediaman bunda Aldri. Ahmad, Nara dan kedua anaknya sedang berkunjung ke rumah ibu mereka.

Bunda Aldrian memang sangat menyukai anak kecil, terlebih lagi itu adalah cucunya sendiri.

"Amanda ke mana Bun?" Tanya Nara.

"Nginep di rumah Aldri nemenin istrinya. Kan kalian tau sudah kejadian itu, Syamara trauma dan Aldri juga parnoan ninggalin istrinya sendiri di rumah" Jawab si bunda.

"Perhatian banget tuh anak sekarang ya Bun, kemaren aja belagak gak mau nikah eh sekarang malah jadi bucin banget ke istrinya" Sahut Ahmad.

"Rian jangan narik baju mama" Ucap Nara ke anak keduanya.

"Abang itu nakal mama" Adunya ke mama nya.

"Abang udah ah gangguin adeknya" Ucap Nara.

"Habisnya dia gak asik sih, kayak cewek diganggu dikit ngadu. Mending adik cewek sekalian, mama papa sih kenapa buat yang cowok" Gerutu anak sulungnya.

Ahmad dan Nara hanya tersenyum kecil mendengar ucapan anaknya.

"Minta adik ke Tante Syamara biar dapat yang cewek" Suruh si bunda.

"Hah iya ya Adam minta ke Tante Syamara aja, kalau minta mama jawabnya tunggu Rian sekolah. Ah kelamaan keburu expired nanti" Jawab Adam dengan ceplas-ceplos.

"Tuh kan mama" Kembali Rian merengek.

"Ssstt! Udah Abang cuma becanda, adek jangan dikit-dikit ngadu dong" Ucap Ahmad ke anak bungsunya.

Rumah Syamara

Nicholas yang kemaren mengalami luka cukup serius sudah dibolehkan untuk pulang. Luka di kepala dan di lengannya masih terlihat sangat jelas. Apalagi ada jahitan dipelipis kirinya.

"Mba sekarang gimana keadaannya ma?" Tanya Nicholas ke mamanya.

"Mba mu udah mulai membaik. Kamu harus cepat sehat dan pulih biar bisa terus melindungi dan menjaga mba-mba dan adik kamu" Ucap si mama.

Nichol hanya dia memandangi wajah mamanya. Mamanya terlihat sedih karena melihat kondisi Nicholas yang sekarang.

"Mama udah ah jangan sedih gini. Aku udah baik-baik aja dan mba juga kan udah gak papa. InsyaAllah kejadian seperti kemaren gak ke ulang lagi. Di rumah Mba Mara kan udah ada penjaganya" Ucap Nicholas.

Aldrian Pov

Alhamdulillah operasi selesai sekitar jam 4 subuh. Aku bisa merentangkan pinggang. Semua operasi berjalan lancar dan semoga semua pasien cepat pulih

"Al udah kelar operasi?" Tanya Nisa menghampiri ku.

"Iya udah. Kok kamu jam segini udah datang? Ada operasi?" Tanyaku.

"Gak kok aku lagi visit malam, ini baru mau pulang" Jawabnya.

"Oh mau pulang" Jawabku santai.

Nisa mendekat dan duduk disampingku.

"Kamu udah mau pulang belum? Aku nebeng ya, aku gak bawa mobil" Ucapnya.

Aku sebenarnya tidak keberatan karena memang sering Nisa nebeng pulang denganku setelah malam itu.

"Aku mau istirahat bentar diruangan nanti baru mau pulang" Jawabku.

"Ya udah aku tungguin kamu istirahat ya, bosan banget kalau diruanganku sendiri" Ucapnya.

Aku menautkan kedua alisnya menatap tingkah aneh dia. Begitu excited nya ingin pulang bersamaku.

"Hei Al belum pulang? Dah kelar operasi kan?" Seorang rekan menyapaku.

"Belum ini Au, kamu dinas malam atau visit?" Tanyaku ke Aulia temanku.

"Aku dinas malam ini baru mau otw pulang, biasa Al ibu-ibu mah kelar kerja harus cepat-cepat pulang udah ditungguin anak-anak dirumah" Jawabnya.

Aulia ini seumuran denganku dan dia sudah menikah dan sudah memiliki 2 orang anak. Jarak anaknya hanya 1 tahun jadi itu yang membuatnya sedikit kerepotan.

"Nah Nis kamu barengan Aulia aja kalau mau pulang sekarang. Rumah kalian searah juga kan. Au ini Nisa mau nebeng" Ucapku.

Nisa tampak cemberut, entah kesal entah kenapa aku juga kurang tau.

"Aku nunggu kamu aja Al, kamu duluan aja Au" Ucapnya ke Aulia.

"Udah bareng aku aja jangan bareng Al, udah suami orang tuh" Ucap Aulia.

Nisa terdiam ketika Aulia mengatakan demikian. Wajahnya berubah menjadi sangat badmood.

Istri PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang