--Visual tokoh--
--Regan--
_Ketua geng black panther_********
"Shit, kalau terus seperti ini gua bakal habis," Batin Antarez merasa khawatir, sekarang punggungnya kembali terasa perih. Bekas luka yang waktu itu papanya berikan kembali terbuka, selepas terkena pukulan balok kayu tersebut.
Antarez melirik kearah Antariksa yang masih duduk disana dengan dijaga oleh dua orang berbadan kekar. Antariksa menundukkan kepalanya, ia merasa tak tega melihat kakaknya dalam keadaan seperti itu sekarang.
Cairan bening mengalir keluar dari dalam matanya, membuat pandangan anak itu menjadi buram. "Gua memang adik gak berguna, apa yang Lo lakukan Antariksa!" Batin Antariksa kesal terhadap dirinya sendiri.
"Kakak Lo lagi kesusahan disana, dia kesakitan. Dan Lo malah enak-enakan duduk dan nonton dia darisini."
"Hiks, maaf kak. Antariksa gak bisa bantuin kakak saat ini. Maaf, gara-gara aku kakak jadi dipukuli sama mereka," Antariksa semakin menenggelamkan kepalanya, membuat Antarez yang melihatnya menjadi marah, rahang lelaki itu kini mengeras.
"Lo mau kemana?" Tanya Regan menginjak telapak tangan Antarez cukup keras, dengan sepatu boots hitamnya. Jari jemari Antarez kembali lemas dan rasanya mau patah, ia mengerang kesakitan. "Fuck," Umpat nya menatap tajam kepada Regan.
"Lo mau samperin saudara kembar Lo itu?" Ujar Regan yang tadi sempat melihat Antarez mengambil posisi untuk bangkit, tapi seketika langsung ia gagalkan dengan menginjak telapak tangannya. Regan tahu, kalau sekali Antarez marah ia akan berubah menjadi brutal.
"Kalian berdua itu sebentar lagi mau mati, memang perlu ucap salam perpisahan dulu gitu?. Uuuhhh so sweet banget sih," Sambung Regan lalu dibalas tawa oleh seluruh anak buahnya.
"WOOYYY KETUA GENG LEOPARD, BABANG GARUDA DATANG NIH!!!!" Terdengar suara teriakan Garuda dari arah sana. Seketika membuat Antarez terkekeh mendengarnya.
"Sial!" Dengus Regan melihat segerombolan anak-anak geng Leopard dengan mengendarai motor-motor besar berjalan menuju ke markas mereka.
Antarez langsung mengambil posisi berdiri, menepuk-nepuk jaket hitam yang ia kenakan membuat debu-debu kecil itu berterbangan.
"Maaf yah bro, Abang Garuda telat datangnya. Gua kira Lo sudah is dead tadi, tapi ternyata masih hidup, alhamdulilah kalau gitu," Ujar Garuda cengengesan berusaha untuk memasang muka manis, agar ketuanya itu tidak marah.
"Kenapa bisa telat?, darimana aja Lo," Kesal Antarez kepada Garuda, karena ulahnya itu membuat ia hampir saja mengucapkan kata-kata selamat tinggal pada dunia ini.
"Ini semua gara-gara bang Moza, dia kelamaan datangnya. Padahal udah gua bilang harus tepat waktu," Balas Garuda menunjuk kearah lelaki tinggi yang berdiri tak jauh darinya.
"Gua bingung harus izin apa sama emak gua. Kan gua sudah bilang, kalau mau tawuran jauh-jauh hari ngomongnya. Biar gua ada alasan," Ujar Moza.
"Elah, gua izin sama emak gua ada tugas kerja kelompok dia percaya aja kok," Sahut Garuda.
"Emak gua sama emak Lo beda yah!"
"Kalian berdua bisa diem gak?" Dingin Antarez langsung membuat mulut kedua anak itu tertutup.
"Gimana?, udah siap tawuran gak?" Tanya Antarez terdengar menantang, pertanyaan itu ia tujukan kepada Regan.
"Tadi pertandingannya kurang adil kan, gua sendiri sedangkan kalian mainnya keroyokan. Sekarang, sabi lah yah," Pungkas Antarez kembali bersemangat, dengan seluruh pasukannya berada disana.
"Hh, siapa takut. Gua dan juga anak-anak black panther bakalan ratain Lo semua sekarang juga," Balas Regan menekan nada bicaranya.
"What?, a-apa ini?. Mereka gak mungkin mau tawuran beneran kan?" Batin Antariksa sempat mendengar perbincangan antara kedua ketua geng motor tersebut. Posisi Antariksa saat ini, seperti bocah polos ditengah pertempuran orang-orang dewasa.
Setelah itu, suara-suara teriakan mulai bersahutan dan pertempuran besar itupun dimulai. Suara-suara pukulan menggema keseluruh sudut ruangan.
"Moza Garuda, gua minta kalian berdua bebasin Antariksa!" Pinta Antarez ditengah-tengah pertarungan.
"Siap!" Jawab Garuda.
"Yoi!" Tambah Moza memberikan pukulan terakhir tepat pada wajah lawannya, hingga tumbang.
"Lo tadi berlagak sok kan!" Marah Antarez sambil memutar tangan Regan hingga suara gesekan tulang terdengar dari dalam sana. "Brengsek!" Berontak Regan lalu menendang perut Antarez.
Sekarang, Garuda dan juga Moza sudah berdiri dihadapan dua orang berbadan kekar. Menjaga Antariksa yang posisinya berada dibelakang mereka berdua.
"Permisi bang, kita mau jemput temen kita, boleh gak?" Tanya Garuda terdengar sopan.
"Hh, Lo mau temen Lo?. Lewatin dulu gua," Balas salah satu dari mereka, menggerakkan kedua pundaknya kebelakang, semakin memperjelas otot-otot tubuh kekar tersebut.
"Boleh juga badannya om," Puji Garuda langsung memberikan sebuah hadiah pukulan keras tepat pada wajahnya, membuat lelaki itu terhuyung-huyung sampai akhirnya terjatuh.
"Gua kira suhu, ternyata cupu."
Melihat satu temannya sudah terkapar tidak sadarkan diri, membuat lelaki berkepala botak itu tersulut emosi.
"Eits, om nya mau kemana?" Tanya Moza tanpa pikir panjang, kaki kanannya langsung ia layangkan. Menendang tepat pada bagian area sensitif laki-laki tersebut.
"Ups, atit yah om?. Sorry," Ujar Moza selepas melihat laki-laki itu kesakitan menghimpitkan kedua kakinya, sebelum akhirnya juga ikut jatuh tengkurap ditanah.
Melihat sudah ada kesempatan, dengan segera Moza dan Garuda membebaskan Antariksa, melepas ikatan yang menjerat tangannya, juga kain putih yang disumpalkan kedalam mulutnya.
"Bang, Lo langsung bawa Antariksa pergi darisini yah!" Suruh Garuda.
"Tapi, kak Antarez gimana?" Tanya Antariksa mengkhawatirkan soal kondisi kakaknya.
"Udah, Antarez pasti baik-baik aja. Lo gak usah mikirin dia, yang terpenting sekarang Lo pergi sama bang Moza yah," Balas Garuda.
"Oke, kita ketemu di markas yah," Ujar Moza dibalas anggukan oleh Garuda. Dan segera pergi dengan membawa Antariksa bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER KONFLIK [S1&S2] segera terbit
Подростковая литература[Tahap revisi] "𝚃𝚎𝚛𝚕𝚊𝚑𝚒𝚛 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚊𝚒 𝚜𝚊𝚞𝚍𝚊𝚛𝚊, 𝚝𝚞𝚖𝚋𝚞𝚑 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚊𝚒 𝚖𝚞𝚜𝚞𝚑." 𝙰𝚗𝚝𝚊𝚛𝚎𝚣_𝙰𝚗𝚝𝚊𝚛𝚒𝚔𝚜𝚊. Antarez dan Antariksa sepasang anak laki-laki kembar yang terpaksa terpisah sebab perceraian kedua orangtuany...