Bab 32 - Sabar ya Sarah

20 6 0
                                    

***

Keesokan harinya, Sarah masih belum masuk sekolah karena di kalender masih tanggal merah. Sarah duduk di kursi sedang mengerjakan sesuatu di atas meja belajarnya di dalam kamar.

Sarah saat itu sedang fokus menggambar desain gaun di kertas HVS tugas seni budaya dari Pak Sabar.

Sarah kemudian mencoret-coret sketsa desain itu dengan wajah kesal. Ia meremas-remas kertas itu.

"Iihh! Kenapa nggak jadi-jadi sih desainnya. Susah amat! Besok jam pelajaran terakhir harus dikumpulin lagi," keluh Sarah seraya membuang kertas tersebut di tempat sampah di samping mejanya.

Sarah kemudian mengambil satu lembar kertas lagi untuk memulai sketsa baru.

Ia berkali-kali membuat sketsa gaun tapi tidak pernah jadi. Ia berkali-kali menghapus garis sketsanya menggunakan penghapus hingga akhirnya kertas itu sobek karena terlalu sering digosok.

Sarah kemudian meremas-remas kertas yang bolong itu lalu dibuangnya ke tempat sampah lagi. Ia pun mengambil kertas HVS baru lagi.

Kali ini ia tidak membuat sketsa gaun. Sarah menidurkan kepalanya di atas meja seraya menggambar. Ia malah membuat sketsa nama Ariel di kertas HVS itu.

"Biasanya kalau hari libur gini, kita selalu main ke tambak Riel. Mancing bareng, makan popcorn bareng, sepedaan bareng. Aku kangen Riel masa-masa itu. Kamu udah lupa ya?" kata Sarah seraya menulis nama Ariel dengan dikelilingi gambar love itu. Sarah tersenyum-senyum sendiri mengingat kenangan indah bersama Ariel.

Beberapa menit kemudian,

Tok tok tok...

"Ra keluar, Ra," panggil sang ibu seraya mengetuk pintu kamar Sarah.

"Ada apa Buk! Sarah lagi sibuk ngerjain tugas!" jawab Sarah seraya tetap merebahkan kepalanya di atas meja sambil menulis.

"Dicari'in Ariel, Ra!" kata sang ibu.

"Ariel?" ucap Sarah lirih dengan ekspresi begitu sangat senang.

Sarah langsung mengangkat kepalanya lalu cepat-cepat menyembunyikan tulisan itu. Sarah kemudian berlari ke arah pintu.

"Ariel Buk?" tanya Sarah setelah membuka pintu.

"Iya. Tuh ditungguin di teras," kata sang ibu kemudian sang ibu berjalan ke dapur. Dan Sarah keluar menghampiri Ariel.

"Ariel? Ada apa? Tumben?" tanya Sarah seraya beranjak duduk di samping Ariel.

"Nggak apa-apa. Pengen ke sini aja. Lama nggak ke rumah kamu soalnya. Hehehe," jawab Ariel.

Sarah terlihat senyum-senyum terus sedari tadi.

"Emm, gitu? Udah ngerjain tugas seni budaya belum?" tanya Sarah.

"Disuruh buat desain baju itu, ya?"

Sarah mengangguk-angguk.

"Belum, Ra. Masih bingung mau desain baju apa. Si Aris katanya mau desain baju batik. Aku ikut desain baju batik juga kali, ya?"

"Bagus itu. Kamu bisa cari di internet. Banyak kok contoh modelnya."

"Iya deh nanti aku cari."

Ariel kemudian menatap serius Sarah.

"Ra, aku mau ngomong sama kamu," tatapan Ariel semakin serius. Sepertinya ia ingin mengatakan sesuatu dan itu sangat penting baginya.

"Ngomong apa? Dari tadi kita udah ngomong loh," Sarah menahan ketawa mendengar ucapan Ariel itu.

TENTANG ARISA [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang