Pagi hari ini terlihat seorang gadis berlari menuju sekolahnya. Saat sampai di depan gerbang dia di larang masuk oleh satpam, dikarenakan terlambat.
"Loh pak, saya mohon pak, mohon, mohon banget." ucap Anna seraya menyatukan kedua tangannya.
"Tidak bisa! Kamu sudah terlambat." bantah sang satpam.
"Tolong dong pak, kan saya juga baru kali ini terlambat." Anna memohon terus menerus walau akhirnya tetap mendapat tolakkan.
"Saya bilang tidak bisa! Ya tidak." ucap sang satpam lalu pergi meninggalkan Anna dan masuk ke pos.
"Huh." helaan nafas Anna.
"Ck! Tumben telat lo." ucap seorang lelaki dari belakang Anna, tetapi tidak dihiraukan olehnya. Karena Anna sudah tau siapa dia.
"Woy! Kakak kelas ngomong tuh di jawab! Gak punya sopan santun ya lo." ucap lelaki itu yang tak lain Samudra.
"Gak bakal ada adek kelas yang sopan kalo kakak kelasnya kaya lo" jawab Anna.
"Wah lo ya, parah, macem-macem sam-" ucapan Samudra terpotong saat seorang guru yang dikenal killer datang.
"Kalian telat?" ucap seorang guru yang bernama Pak Toni, "kamu juga Samudra, selalu saja telat." sedangkan sang empu hanya tersenyum kikuk.
"Eh pak saya masuk ya, boleh ya?" bujuk Anna.
"Tidak bisa! Kalian akan saya hukum. Lari di lapangan dua kali, lalu berdiri di bawah tiang bendera sampai jam istirahat tiba." baru saja Anna akan membuka mulut tetapi Pak Toni menyela terlebih dahulu "Saya tidak menerima bantahan. Titik." Pak Toni pun pergi meninggalkan mereka.
Samudra? Dia hanya mendengarkan dengan santai. Karena memang ini termasuk kebiasaanya.
Gerbang dibuka, lalu Anna masuk meninggalkan Samudra. Merasa tinggal dirinya seorang Samudra pun menyusul menuju lapangan.
Anna menaruh tasnya dipinggir lapangan. Lalu ia mulai berlari mengelilingi lapangan, dan diikuti oleh Samudra.
Kini sudah menunjukan pukul 08.56 AM, dan ya sebentar lagi bel istirahat berbunyi.
Anna berdehem, "lo udah sering ya telat, dan dihukum kaya gini?" tanya Anna ragu dan memecah keheningan diantara dirinya dan Samudra.
"Udah." jawab Samudra sedangkan Anna hanya ber 'O' ria.
Kring..
Kring..
Dan tiba-tiba bruk..
Anna membuka matanya, kepalanya terasa sakit. Dia melihat sekelilingnya dan melihat dua orang lelaki. Satu orang Anna kenal, dia Samudra. Sedangkan yang satunya? Ah, ya dia teman Samudra, namanya, Adimas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudra || LEE TAEYONG ||
Teen FictionMencintai seseorang bukan berarti kita akan berakhir bersamanyakan? Itulah yang dirasakan Samudra dan Reanna.