BAB 29 - BAYANGAN

3.7K 186 18
                                    

Joana mulai masuk ke dalam rumah. Sungguh. Ia sangat lelah seharian ini. Matanya mengerjap-erjap, ia melihat ke sekeliling ruangan dan mulai mencari sakelar karena suasana sangat gelap. Tapi ketika ia memencet sakelar itu ...

Ya Tuhan ... kenapa harus putus?

Joana berulang kali mencoba tapi tetap saja. Lampu tetap tidak dapat dinyalakan hingga Joana melenguh mengerutkan kening.

Joana mengambil ponselnya untuk menyalakan senter, tapi ia baru ingat kalau ponselnya mati karena low, hingga ia langsung memasukkan ponsel itu ke dalam tas tanpa memegangnya telebih dahulu.

Kenapa hari ini aku sial sekali ...?

Joana kemudian melangkah masuk dan meraba-raba, ia hanya ingin mencari lilin yang ada di dapur karena seingatnya, ia pernah mempunyai lilin sebelumnya. Beberapa kali Joana tersandung, pencahayaannya remang-remang karena hanya dibantu oleh sorot lampu dari luar pintu yang terbuka dan juga pantulan cahaya bulan yang menyelinap masuk lewat jendela.

Joana melenguh lagi. Ia mulai meraba-raba. Tapi ketika ia telah sampai di depan dapur, tiba-tiba bulu kuduknya meremang. Seperti ada seseorang yang mengikutinya dari arah samping dan bersembunyi.

Ini perasaanku saja kan?

Wajah Joana mulai memucat. Tapi, ketika ia tidak sengaja menatap ke arah pantulan cermin yang ada di depannya. Ia benar-benar melihat sosok mengerikan yang sedang bersembunyi di balik tirai.

Astaga! Apa itu ...?

Detak jantung Joana berdebar dengan sangat keras. Ia ketakutan setengah mati. Buru-buru ia memutar otak, jika ia berlari ke luar mungkin orang itu bisa saja langsung menangkapnya karena posisinya kini sudah tepat berada di belakang Joana. Tapi jika ia tetap di sini, sama saja itu bunuh diri kan?

Tangan Joana bergetar kuat tapi ia tetap berusaha untuk menahannya. Tapi tiba-tiba, ia seperti mendapatkan ide begitu saja. Ia mengambil ponselnya yang mati dan bertindak seolah-olah acting semata.

"Oh, iya suamiku. Maaf, aku mampir ke rumah lamaku untuk meninggalkan barang yang ketinggalan.

Oh, ya ampun! Kau sudah di bawah?!

Kenapa harus membawa para bodyguard hanya untuk menjemputku?!

Apa?! Kamu sudah naik tangga untuk ke atas?!

Ya ampun sayang! Aku mencintaimu!! Oke, aku akan keluar dulu kebetulan di sini juga mati lampu. Aku takut dan aku akan segera pulang."

Buru-buru Joana berbalik. Ia hanya mengatakan itu agar penyusup itu ketakutan. Sungguh. Joana hanya berharap kalau penyusup itu tidak curiga kalau ponselnya mati.

Derap langkah Joana tampak terburu-buru. Ia memegang kuat-kuat ponselnya sambil keluar dari sini.

Berhasil!

Penyusup itu tiba-tiba juga langsung bersembunyi karena sepertinya percaya dengan apa yang Joana katakan. Untuk itu, Joana segera keluar dari rumahnya untuk segera pergi.

Joana kini benar-benar sudah di luar. Dan sekiranya ia merasa situasi sudah aman, cepat-cepat ia segera berlari sekencang mungkin. Ia turun dari tangga, berlari sekuat tenaga untuk keluar dari rumah susun ini.

Sial! Kenapa tidak ada satpam yang berjaga?! Bukan kah seharusnya ada?!

Sementara itu, penyusup yang ada di dalam ruangan mulai menyadari hal yang janggal. Ia juga ikut melongok ke luar, ucapan Joana yang mengatakan bahwa Alexander sudah di atas sepertinya bohong besar. Membuatnya mengepalkan tangan kuat-kuat karena sepertinya, ia sedang dibodohi oleh bocah sialan itu.

ALEXANDER'S REBELLIOUS WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang