Summer Dreams By DeeYasu Tokugawa.
Dedicated to beautiful soul LovelyReia
Partner in crime soal perghibahan dunia @JiiKeiha
And my number one support system Red_Etoile
.
.
.Disclaimer : I do not own Naruto.
.
.
.
"Aku memilih untuk pergi jauh... Sejauh mungkin."
Putih, ungu, biru, hitam. Juga pendar cokelat dari jubahnya. Berputar menjadi satu, seperti larutan warna di dalam sebuah wadah.
"Justru karena aku tidak memercayai diriku sendiri. Aku tak tahu kerusakan apa yang kubuat saat aku kembali. Ke tempat yang sama di mana semua mimpiku tercerabut. Tempat yang dua tahun lalu ingin kuratakan dengan tanah dan darah."
Hijau dari padang rumput, hijau dari dedaunan, hijau dari ganggang yang rapuh di dasar danau.
"Tidak ada yang tersisa di sana, Hyuuga."
Merah, hitam, riak ungu. Hinata menatap dua bola mata. Ia memejamkan matanya. Rasanya terlalu menyakitkan melihat sorot mata itu.
Lalu ia membuka matanya kembali.
Cokelat kayu mahoni.
Ia memandangi benda itu lekat. Lalu tersadar ia tidak duduk di pinggir danau.
Ia berbaring. Menatap langit-langit kamarnya yang terbuat dari kayu mahoni.
Ia bermimpi. Tentangnya. Lagi.
***
Cuaca begitu lembap. Gerah. Matahari seakan murka hari ini. Hinata menengadahkan wajah. Ke arah sinar matahari.
Aneh. Biasanya ia begitu menyukai cahaya matahari namun saat ini, rasanya sungguh menyakitkan di kulitnya. Perih, saat bulir-bulir keringat berevaporasi dan membentuk butiran garam di kulitnya.
Hinata lebih menginginkan awan mendung yang mendatangkan hujan badai dibanding matahari panas menyengat ini.
Tapi, sekarang musim panas. Hujan di musim panas hanya anomali. Justru ia akan membawa bencana jika datang musim ini.
"Sudah selesai?"
Hinata menoleh. Pria berambut legam dengan kacamata aneh berdiri di sampingnya. Suara desir dari balik pakaian, serangga yang bergerak bebas di kulitnya, sudah pasti ia adalah seorang Aburame.
Hinata tersenyum pada Aburame Shino. "Ya, sudah."
Dengan cekatan ia mengepak barang bawaan yang tercecer. Tanaman langka, bibit obat dan beberapa dedaunan herbal dimasukkan ke dalam ransel dengan hati-hati.
"Kau sudah menemukan serangga itu?"
Aburame Shino menggeleng. "Aku datang di waktu yang salah."
"Aku datang di waktu yang salah."
Hinata terhanyut dalam imaji. Seakan suara itu berada di dekatnya karena ia bisa dengan jelas mendengar bariton itu, silabel demi silabel.
"Hinata-chan?"
Hinata tersadar. Ia menatap Aburame Shino dengan lekat dan tersenyum tipis.
"Ayo kita pulang, Shino-kun."
Sekali lagi, menoleh pada danau yang sama, sebelum akhirnya ia melesat meninggalkan tempat yang pernah disinggahinya setahun lalu.
Semuanya tetap sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Dream
FanfictionSasuHina Fanfiction Musim panas tahun lalu... Hanya satu bulan, tapi Hinata selalu memikirkannya sampai detik ini.