Part 21

6.5K 262 0
                                    

VOTE!

***

Jawaban "tidak" disertai gelengan lemah Juna membuat Yana menatapnya tajam. Rahang Yana menegang. Ia menagih penjelasan.

"You don't like it?" Tanya Yana penuh perhatian.

"I don't like it, but i loved it." Balas Juna dengan senyuman manisnya.

Gadis dewasa itu menahan senyuman salah tingkahnya. Nyaris saja Yana terlena dengan senyuman pacarnya yang memabukkan. Ia memicingkan matanya, menatap Juna penuh arti, lalu menepuk keras paha Juna. Dianggapnya itu pelampiasan kekesalan karena membuatnya salah tingkah tiba-tiba.

PLAK!

"Ah!" Pekik Juna tiba-tiba saat mendapat tepukan yang membuat paha putihnya memerah samar.

Yana mengangkat kedua kaki Juna hingga mengangkang di sofa, ia menjilati paha lembut pacarnya. Juna mengulum bibirnya.

"Mmh.."

Mata Yana terpaku pada satu hal yang menonjol keluar. Tangannya terlanjur gemas dengan nipple Juna. Dicubitnya pelan, lalu ditarik membuat dada Juna ikut membusung.

"Ahh!" Juna memberontak, ia menepis tangan Yana. "Kalau udah keluar udahin aja, jangan teasing mulu!" Bentaknya sembari berlari ke kamar.

"Hey Jun-" panggil Yana namun terlambat karena Juna buru-buru menutup pintu.

Tentu dengan ego tinggi itu Yana bisa saja tidur di ruangan lainnya. Tapi tidak, baby boy-nya tengah merajuk. Ia membuang gengsinya jauh-jauh.

"Juna.." panggil Yana sambil mengetuk pintu kamarnya. "Buka, kita mandi bareng aja gimana?"

Tidak ada jawaban, Yana menghela nafasnya kuat.

"Tidur ya? Yaudah kakak pulang aja ya" kata Yana sembari menjauhi pintu.

BRAK!

Juna berlari menghampiri Yana dan langsung memeluknya dari belakang dengan bawahnya yang masih belum ditutupi sehelai kain pun.

"JANGAN!" Teriak Juna. "Sa- saya takut di apart ini sendiri kalau cuma sama satpam.."

"Ya sudah, besok saya jual apartemennya, toh gak ada pengunjung. Kita beli villa pribadi aja ya?" Tanya Yana.

Tiada balasan dari Juna, ia malah semakin erat memeluk pinggang Yana.

"Dasar gak peka. Kakak harus nginep malam ini." Ujar Juna sembari menggendong tubuh ringan pacarnya ala bridal. Dan mulai berjalan memasuki kamar tidur dengan kamar mandi dalam milik Juna.

"Eh- Loh ngapain?!" Panik Yana.

"Katanya mandi bareng, hm?"

"Ta- TADI BERCANDA," teriak Yana. "Turunin saya, Juna." Perintah Yana.

"Iya," faktanya Juna memang menurunkan Yana.

Namun, ia menurunkannya tepat di bathub berisi air hangat dengan semua pakaian Yana dan membuatnya basah kuyub.

"JUNAA!" Pekik Yana karena tiba-tiba dicemplungkan.

"Hahahaa!" Juna hanya tertawa sembari melepas semua pakaiannya.

Lelaki itu memasukkan dirinya di bathub juga. Ia terkekeh saat menyadari Yana cemberut dan memalingkan wajah. Juna memandangi Yana dengan kasih sayang, sesekali tersenyum lebar melihat tingkah pacarnya yang berpura-pura merajuk.

"Kak"

"Apa?" Jawab Yana dengan mengarahkan pandangan tajamnya ke wajah Juna.

Entah mengapa tiba-tiba Juna terdiam. Ia merasakan otaknya memutar ulang kejadian mesum saat di hotel kala itu. Tubuh Juna memanas, mungkin bisa melebihi suhu air dalam bathub.

"Juna?" Tanya Yana.

Gadis itu melambaikan tangannya di depan Juna dan membuat lelaki itu tersadar. Setelahnya Yana menunjuk dibawah Juna.

"Ini kok ngeras lagi?" Tanya Yana.

Bersambung...

Kukira Malesub [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang