"Gus, kayaknya barang-barang ini udah rusak. Gimana mau dipake?" Jhon membolak-balikan drum yang sudah sedikit berkarat itu.
"Beli aja yang baru." Ucap Agustian sibuk dengan senar gitarnya.
"Lah, kalo gue punya duit juga gue beliin nih sekolah alat-alat band yang baru." Jhon merasa jengkel.
"Habis mau gimana?"
Jhon mengetuk-ngetukkan jarinya ke atas permukaan drum band hingga terdengar bunyi-bunyi kecil.
"Atau gimana kalo pinjem punya lo aja!" Saran Jhon membuat Agustian menengoknya.
Agustian memang mempunyai alat-alat band seperti ini. Selain ia menjual di tokonya, ia juga menyediakan untuk pribadinya.
"Apa? Punya gue? Ogah banget dah!" Sangkal Agustian.
"Pelit amat lu jadi orang. Ntar banyak drum di kuburan lo, mau?"
"Lagian itu juga masih baru. Males ah nanti rusak." Agustian kembali memetik senar gitarnya pelan-pelan.
"Terus gimana nanti kita tampil gak maksimal dong."
"Terserah sih. Gue mau pake gitar aja cukup." Agustian tak memperdulikan semua itu.
"Ah lu mah gak ada peduli-pedulinya Ama gue. Gue kan pengen tampil menarik didepan Alena." Jhon nampak sendu.
"Bucin!"
"Huh! Kaya yang enggak aja lo!"
"Kaga! Perasaan gue b aja." Agustian masih setia menatap senar dan memainkannya dengan nada yang sudah ada.
"Halah... Itu kenapa sampai galau tiap hari? Cemberut terus tuh muka udah kaya panci gosong pas si Hanna gak ada kabar hah?!" Kesal Jhon mengutarakan semuanya.
Agustian jadi senyum senyum sendiri mengingatnya.
"Nah kan lo senyum-senyum sendiri."
"Suka suka gue lah!" Sarkas Agustian.
"Eh tapi ngomong-ngomong gimana kelanjutan kisah kalian?" Jhon ikut mendudukkan dirinya disamping Agustian memerhatikan temannya itu.
"Kepo lu!"
"Sombong lu! Padahal siapa yang selalu ada pas lu ampir mati hah? Pengen banget keknya gue hanyutin lu ke sungai Amazon!"
Tawa Agustian pecah seketika. Cowok itu sangat suka melihat temannya sekedar itu padanya.
"Haha.. santai kali Jhon ah! Gue sama Hanna lumayan membaik. Tapi gue masih harus nunggu lama buat jadiin dia milik gue lagi. Soalnya, kalo sekarang-sekarang gue gak yakin dia bisa Nerima."
"Sad banget ya jadi lu!" Jhon tersenyum masam.
"Tapi gue yakin, dia bakal balik sama gue!" Tekan Agustian meyakinkan.
"Ya__" ucapan Jhon terpotong oleh seseorang yang datang kepadanya.
"Gus! Jhon! Cepet bantuin!" Alena datang dengan tergesa-gesa. Jhon seketika berdiri ikut kaget.
"Kenapa? Ada apa?" Tanya Jhon kaget.
"Itu...itu.." Alena mengatur nafasnya yang sudah tersengal-sengal.
"Apa Al?" Jhon masih sabar menunggu pernyataan Alena.
"Itu si Hanna pingsan." Ucapan Alena itu seketika membuat Agustian langsung berdiri kaget.
"Dimana dia?" Agustian menghampiri Alena segera.
"Disana, ayo cepet ikut aku!" Alena langsung berlari tanpa aba-aba. Agustian ikut berlari dengan rasa cemas yang terus mengiringi setiap langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANNA ( End + Completed )✅
Teen FictionTAHAP REVISI Ketika perjuangan Hanna tak pernah dihargai. Tapi ia tak berhenti berjuang, di sanalah hukum karma yang akan bertindak. Agustian Lionel Martha. Cowok dingin dengan segudang pesona ini, pernah menyia-nyiakan orang yang sangat mencintainy...