Aku merebahkan kepalaku di paha kakakku sebagai bantalan. Awalnya aku menolak, tapi dia sangat bersikukuh dan mengatakan bahwa kami ada di luar rumah ini karna kesalahannya.
Padahal aku tidak terlalu mempersalahkannya, aku senang bisa jauh dari rumah.
"Kau tidak menyesal?"
"Tentu tidak, kau mau bawa aku kemanapun aku akan ikut, asalkan kau disampingku, dan senantiasa mendampingiku."
Aku memejamkan mata, dapat kurasakan elusan lembut tangan dari Hyunsuk hyung membelai rambut ku dengan telaten.
"Kau sungguh titipan Tuhan yang sangat aku syukuri. Terimakasih telah lahir sebagai adikku, terimakasih sudah lahir dari rahim yang sam--"
"Hyung, ibu kita berbeda, kau tidak ingat?"
Ah, iya. Hyunsuk hyung selalu tidak mengingat itu sama sekali.
Sama sekali tidak.
[○◇♧◇○]
Hari ini sama saja, tak ada yang berubah. Kepalaku pening karna banyaknya benda jatuh dan beterbangan karna orang tua kami tengah bertengkar.
Ralat--hanya orang tua-ku. Mari kita sedikit bongkar asal usul aku dan Hyunsuk hyung beda ibu.
Dahulu, ayah sangat menyukai seorang wanita. Yang kulihat dari foto, dia sangat elegan, sedikit tomboy, wajahnya terlihat ramah dan bahagia.
Aku juga bisa bilang bahwa ibu Hyunsuk hyung ini cantik. Mungkin itu yang membuat ayah suka dan juga tertarik pada gadis ini.
Tapi pada tahun 1998, ayah melakukan kecelakaan dengan gadis itu, hingga sang gadis hamil. Mereka belum terikat hubungan secara resmi.
Akhirnya pada tahun 1999, bayi itu lahir, dan sang gadis meninggal dunia karna pendarahan. Hyunsuk hyung piatu sejak lahir.
Ayah dijodohkan dengan gadis anak kerabat kakek, awalnya ayah menolak, tapi kakek mengancam jika tidak melakukan perhodohan, semua harta warisan tidak akan ia berikan. Dengan berat hati, ayah menikahi gadis--dan dia adalah ibu kandungku.
Awalnya baik baik saja, aku dan Hyunsuk hyung bermain sejak kecil. Tapi saat ayah ketahuan selingkuh, ibu tentu marah.
Ibu memarahi ayah habis habisan sampai melemparkan banyak benda. Hingga malam itu, mereka pisah ranjang untuk pertama kalinya.
Besok lusa, ayah yang memergoki ibu berselingkuh. Aku tak mengerti saat itu, aku hanya bersembunyi di balik punggung Hyunsuk hyung dan mencari perlindungan.
Sejak hari itu, neraka di rumahku dimulai. Hidup kami berdua mulai tidak tenang, emosi ayah dan ibu yang tak stabil, tak jarang kami dijadikan pelampiasan--padahal jelas kami masih dibawah umur.
Aku mulai berubah. Tak memiliki teman selain Hyunsuk hyung. Berkepribadian tegas karna tidak mau ditindas. Tidak mudah takut, juga tidak mudah menangis. Tak punya kepercayaan, berhati batu, keras kepala, intinya sifat sifat buruk mulai tertanam dalam jati diriku.
Hyunsuk hyung? Entahlah, kurasa dia jelmaan malaikat seperti yang pernah aku katakan sebelumnya.
Tok Tok!
"Jihoon-ahh~ hyung bawakan makanan. Ayo makan bersama!"
Lihat, dia benar benar baik. Sampai rasanya ingin menangis tapi aku merasa tidak mempunyai air mata. Ah, sudahlah. Sangat sial memang diriku.
.
.
To be continud, bye!Agak ngakak sama bagian Jihoon pengen nangis tapi nggak punya air mata hahaha
Janlup bintangnya hngg!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hyung - Hoonsuk [✔]
Historia Corta"tentang duniaku, dan semestaku." -Jihoon park [BEBERAPA PART ERROR, HARAP DIBACA ULANG JUDULNYA SEBELEUM MEMBACA.]