5

3.1K 220 9
                                    

Sepasang mata indah itu nampak terbuka perlahan. Sinar mentari yang menyorotinya membuat iris matanya terang seakan cahaya rembulan. Wajah pucatnya nampak pulih. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali sembari mengingat sesuatu.

"Apa aku sudah pindah dimensi lagi?" Monolognya dengan polos. Ia memandangi tubuhnya sendiri.

"Ah syukurlah perempuan lagi" Leganya dengan menghirup udara bebas.

"Dayna?" Seru seseorang yang tiba-tiba masuk kedalam ruangannya.

"HE?! KAKAK?!" Teriaknya sambil menutup mulutnya kaget. Jadi ia belum pindah dimensi dong?!

"Gimana? Udah baikan?" Tanyanya lalu duduk ditepi ranjang. Dayna nampak mengangguk ragu.

"Kamu kenapa?" Tanyanya dengan tanpa ekspresi.

"Gak kak, cuma kaget aja tadi" Jawabnya ngasal tapi bener.

"Obatnya udah diminum?" Ia nampak mengambil botol obat kecil dilaci.

"Um... Udah!" Jawabnya cepat. Pasalnya ia tidak mau meminum obat pahitnya lagi.

"Jangan bohong" Pemuda itu_Zefan nampak menatap Dayna tajam seakan bisa mencium kebohongan.

"I-iya kok! Suer!" Dayna mengacungkan dua jarinya membentuk huruf V.

"Kamu Taukan akibatnya kalo bohongin kakak?" Tanyanya dengan nada dingin dan matanya terpejam. Dayna meneguk salivanya berat saat aura hitam terasa keluar dari Zefan.

"Dayna... Lihat kakak"

Dayna nampak mengerjap beberapa kali karena gugup. Ia tidak bisa menatap wajah seseorang bila sedang berbohong.

"Kau, berbohong" Terdengar ia menghela nafasnya panjang lalu berdiri membelakangi Dayna.

"Dayna, siapa yang mengajarimu berbohong? Katakan" Suaranya begitu dingin dan menusuk! Apa sekarang Zefan sedang memarahinya karena tidak mau minum obat?!

"Anu kak, um.. Dayna - Gak - suka - obat" Ujarnya dengan terbata-bata karena takut. Ia menautkan kedua tangannya erat dengan kepala menunduk.

Kreit

Ranjang itu sedikit bergerak ketika Zefan menaikinya. Ia menatap wajah Dayna yang sedang ketakutan karena dirinya. Kenapa ia malah jadi suka?! Tapi cepat-cepat ia menyadarkan pikiranya yang mulai tidak benar.

"Haha Dayna, kakak harap kau tidak mengulangi kesalahan yang sama" Secara tiba-tiba ia berangsur menjauh dan meninggalkan Dayna yang mematung. Jantungnya tadi hampir copot! Zefan kan sedikit pshycho! Dayna baru ingat itu! Ia baru menyadarinya kemarin saat ia mendengar suara aneh yang berasal dari kamar Zefan. Ya, dia punya kebiasaan memukul tembok bila sedang banyak masalah. Terkadang ia juga akan meminum obat penenang. Dayna menjadi sedikit takut saat mengetahui fakta itu. Jika sekedar baca dinovel, itu rasanya biasa saja, karena Dayna selalu menganggap bahwa mafia dan dunia kejam itu hanyalah bohong belaka. Dan sekarang ia malah hidup didunia seperti itu.

"Kalo menurut novel, kak Zefan bakalan berubah setelah bertemu dengan tokoh gadis utama, kak Seyra. Apa sekarang mereka udah ketemu?" Lamunya saat mengetahui bahwa sekarang ia sudah sebulan dinovel itu. Ia semakin takut saat mengetahui beberapa hal fakta-fakta mengenai dunianya Zefan si protagonis pria dinovel. Bukankah sang penulis terlalu berlebihan mengenai keluarga Zefan ini? Ia tidak tau jika hidupnya terus-menerus dalam bahaya. Ahk penulis sialan yang malah mematikan Dayna ditangan kakaknya sendiri!

Tok

Tok

Tok

Dayna mengetuk pintu kamar Zefan. Ia ingin menanyakan sesuatu.

I Became a Mafia Family ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang