AMARE (JAEMREN)

Prologus

hello! this Jaemren story's!

welcome to this story!
i hope you like this y'all!

start reading~
&
happy reading y'all𓆩♡𓆪

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Seorang remaja lelaki yang terlihat baru menginjak umur 17-an. Kini tengah melangkah pelan di area tempat peristirahatan terakhir para insan dunia. Apalagi, jika bukan pemakaman?

Langkah nya pelan namun seirama. Tangannya menggenggam sebuket bunga mawar putih. Senyumnya terbit. Tidak, dia tidak boleh menangis. Ia kemari ingin menjenguk Papanya kan?

Hingga langkahnya terhenti, di sebuah makam yang terawat rapi. Makam yang ingin dikunjungi.

Ia pun berjongkok, menaruh bunga mawarnya. Lalu sorot mata sendu pun ia perlihatkan.

Mengelus nisan berukiran indah berbentuk salib. Senyum ia ulas, meski hati terkadang tak ikhlas.

Tak terasa, 10 tahun berlalu begitu cepat. Secepat kepergian sosok dibalik makam itu.

"Pa."

"Jean kangen boleh?" monolog dimulai, dari hati yang kelewat rindu.

"Tapi Papa tenang aja. Papi jaga dan rawat Jean dengan baik kok. Jean disini bahagia, Pa. Mungkin lebih bahagia kalau Papa masih ada." gumamnya pelan.

Mengusap sekilas nisan tersebut.

"Hari ini, Mami ulang tahun. Jean udah siapin hadiah, tapi sebelum dikasih. Jean mau kunjungan ke Papa dulu. Maaf ya Pa, engga bisa datang tiap hari."

Menghela nafas pelan, meredam sesak di dada.

"Jean sayang Papa. Selalu Pa, sampai kapan pun." ia usap pelan matanya. Tidak, Jean tidak boleh menangis. Ia bukan lelaki lemah. Tidak di depan makam Papanya.

Kembali ia usahakan mengulas senyuman.

"Jean pamit dulu ya. Nanti-nanti lagi Jean kesini. Jean bakal rindu Papa." ujarnya lagi.

Berdiri dari jongkoknya. Jean melangkah meninggalkan pemakaman.

Hatinya sedikit lega, setelah mengunjungi pemakaman Papanya. Kini ia bisa merayakan hari ulang tahun Maminya dengan tenang. Papanya sudah ia jenguk terlebih dahulu.

Jean, Na Jendra.

Jean sayang Papanya. Lebih dari apapun.

tbc...