Part 8

22.5K 5.1K 1.2K
                                    

Akan rajin update kalau kalian rajin vote dan comment, setuju?

****

Sudah satu minggu Citra bekerja di Perusahaan milik Farid, gadis itu sangat menikmati pekerjaannya. Bahkan, Citra suka sekali menggambil waktu lembur untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Farid mengerti mengapa Abyan sangat percaya pada Citra, karena memang kinerja gadis itu sangat bagus.

"Selamat siang, ada yang ingin memesan makanan?"

Seperti biasa, seorang office boy menanyakan pada seluruh karyawan perihal makan siang.

Mereka semua menitip pesanan pada petugas itu, sedangkan Citra tak pernah membeli makanan dari luar, ia selalu membawa bekal dari rumah.

Jam makan siang, Citra menghentikkan pekerjaannya, ia membuka kotak makan yang ia bawa, seketika senyumnya mengembang.

"Alhamdulillah, gapapa telor lagi, protein ya, Cit," ucap Citra pada dirinya sendiri.

Baru tiga sendok nasi yang Citra makan, ia sudah dikejutkan dengan kehadiran Farid.

"Ada apa, Pak?"

"Temani saya makan siang diluar."

Semua karyawan yang mendengar penuturan Farid tentu saja terkejut, begitupun dengan Citra.

"Saya?" Tanya Citra seraya menunjuk dirinya sendiri.

"Cepat," ucap Farid sebelum berlalu menuju parkiran.

Citra menutup kotak bekalnya, memasukkan kedalam paperbag, lalu ia membawanya.

Di jalan, Citra hanya diam saja. Ia sangat bingung mengapa tiba-tiba saja Farid mengajaknya makan siang bersama.

Setiba di Kafe, keduanya duduk berhadapan. Citra membuka kembali kotak bekalnya, membuat Farid mengernyit bingung.

"Kenapa kamu bawa?" Tanya Farid.

"Loh, tadi Bapak minta saya temani makan siang, saya juga lapar, Pak. Masa saya temani Bapak aja? Ya saya bawa dong makanan saya."

Farid melirik bekal makanan Citra, kemudian Farid memanggil pelayan untuk memesan makanan.

"Ingin pesan apa, Pak?" Tanya pelayan.

"Spaghetti carbonara 1, vegetable salad 1, iced lemon tea 1," ucap Farid.

"Ada tambahan, Pak?"

"Kamu ingin minum apa?" Tanya Farid pada Citra.

"Eh? Gak usah, Pak. Saya bawa minum sendiri kok," ucap Citra seraya menunjukkan botol minumnya.

"Sama Moccacino Frappe 1," ucap Farid pada pelayan.

"Baik, mohon ditunggu."

Pelayan berlalu, Farid kembali menatap Citra yang tengah sibuk makan dihadapannya.

"Apa keberatan jika kamu menceritakan bagaimana kehidupan kamu?" Tanya Farid.

"Keberatan," ucap Citra.

"Kenapa?"

"Ya, untuk apa? Bapak kan Bos saya, saya cuma pegawai Bapak, jadi untuk apa?" Tanya Citra.

"Antisipasi jika ada yang menyerang kamu lagi," ucap Farid.

Citra terdiam, ia menundukkan kepalanya, lalu kembali mendongak dan menatap ke luar jendela.

"Dulu, keluarga saya sangat harmonis, memiliki Papa dan Bunda yang sangat menyayangi saya sebagai anak tunggal mereka. Sampai akhirnya Bunda meninggal karena sakit, saat itu usia saya sebelas tahun, selama 3 tahun Papa merawat saya sendirian, dan tiba-tiba seorang wanita datang meminta tolong pada Papa."

SAVIOR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang