Aku menatap keluar, jalanan basah kuyub diguyur airmata langit. Sambil mendengarkan siaran televisi yang menayangkan drama kesukaan ku, tetapi hujan entah kenapa lebih menarik perhatianku.
Kututup mataku, kembali kuingat hari terakhir aku bisa tersenyum dengan tulus.
Lima tahun yang lalu
Terpampang papan nama disebuah pekarangan rumah yang tak megah namun cukup besar itu.
Banyak anak kecil bermain bersama dan ada pula yang senantiasa duduk termenung dibawah pohon besar.
"Panti Asuhan Ibu Nam"
Benar, rumah yang cukup besar itu adalah rumah bagi mereka yang tidak memiliki siapapun.
"Kau yakin ingin mengadopsi anak dari sini?" Tanya seorang lelaki berumur 30-an itu kepada wanita disampingnya.
"Memangnya kenapa? Apakah ada yang salah dengan panti asuhan ini. Kau lihat mereka, lucu sekali bukan? Astaga..!" Wanita itu nampak sangat antusias, sangat berbeda dengan pria berumur 30-an itu.
"Ya.. baiklah, ayo kita masuk"
Ketika mereka memasuki pekarangan rumah tersebut anak-anak antusias dengan kedatangan sepasang suami istri itu.
Seorang wanita paruh baya, keluar dari dalam rumah, dan menyambut mereka dengan sopan.
"Selamat sore tuan dan nyonya, silahkan masuk"
Setelah dipersilahkan mereka masuk dan mendudukkan diri.
"Kedatangan kami kemari bermaksud ingin mengadopsi seorang putri" Sang suami mengawali.
"Umur berapa yang anda inginkan Tuan? Nyonya?" Tanya sang pemilik panti, ibu Nam.
"Kami ingin yang berumur lima tahun, bu. Apa ada yang berumur lima tahun disini?" Kata sang istri menyahuti.
"Hanya ada satu, apa Tuan dan Nyonya ingin melihatnya?"
"Tentu saja"
Mereka berdua mengikuti ibu Nam ke pekarangan rumah, "Aera, kemari nak" gadis kecil dengan pakaian berwarna biru terang itu, wajah mungilnya tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia senang atau ceria seperti anak-anak lainnya.
"Ada apa bibi?" Tanya gadis kecil itu.
"Ada yang ingin bertemu dengan Aera" ibu panti menunjukkan sepasang suami istri yang memandang gadis kecil itu dengan gemas.
"Apa mereka akan mengadopsiku? Lalu mengembalikanku lagi kemari?" Aera menatap dengan malas sepasang suami istri itu.
"Jangan begitu sayang, mereka tidak seperti itu" Ibu Nam mensejajarkan dirinya dengan si mungil Aera, tetapi gadis kecil itu malah pergi meninggalkan mereka dan kembali duduk termenung di bawah pohon besar.
"Ah.. Tuan dan Nyonya, Maafkan Aera dia sebenarnya tidak seperti itu" Ibu Nam merasa tidak enak kepada mereka berdua.
"Tidak apa bu, tapi kenapa Aera seperti itu?" Tanya sang istri.
"Dia sudah dua kali diadopsi dan dikembalikan lagi kemari, saya sendiri tidak tahu alasannya" Jelas ibu Nam.
"Ah.. begitu rupanya"
"Mungkin lain kali Tuan dan Nyonya bisa kemari untuk lebih dekat dengan Aera.., Astaga! Saya lupa, kalau boleh tahu nama kalian siapa?" Tanya ibu Nam.
"Saya Lee Donghae dan istri saya ini Lee Yeong anh" Sahut sang suami yang mengaku bernama Lee Donghae tersebut.
"Baiklah Tuan dan Nyonya Lee, kalian bisa datang kemari lagi jika tertarik ingin mengadopsi Aera"
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Life
FanfictionBukan aku yang meminta untuk di lahirkan, tetapi kenapa mereka menyalahkanku atas hal tersebut? Tuhanlah yang menakdirkan semua ini, aku juga tidak meminta takdirku untuk hidup begini. Yang menjadi pertanyaanku adalah, setelah aku pergi nanti akanka...