25. Ni Juu Go (にじゅうご)

601 122 9
                                    

_Dimension Portal_

[~ Racun Dingin ~]

Pria berambut merah itu menghela nafas. Di seluruh bangsa Dunkle, mungkin dirinya bisa disebut salah satu orang yang paling mengerti medis. Jika hanya luka biasa, ia memang bisa menyembuhkannya. Namun tidak jika luka itu diiringi oleh sihir ataupun racun khusus. Seperti saat ini contohnya.

Tubuh anak hawa yang tadinya memiliki luka serius hingga membuatnya bersimbah darah memang sudah ia sembuhkan. Tidak ada luka serius di tubuh gadis itu, hanya saja ada luka lain yang tidak bisa ia sembuhkan. Dan cepat atau lambat itu akan membahayakan jiwa gadis itu.

"Benarkah tidak ada yang bisa kita lakukan?"

Akasuna no Sasori menggeleng. Hazelnya menatap gadis yang tergeletak tak sadarkan diri di hadapannya. Bibirnya tampak ungu, kulitnya pun menjadi pucat dan beberapa helai rambutnya pun berubah menjadi putih. Ia tahu benar apa yang terjadi pada Sakura, karena dulu pamannya pun mati dengan cara seperti ini.

"Racun dingin, eh?" gumam Naruto. Mata birunya menatap tubuh tak berdaya Sakura yang kini perlahan-lahan mulai menggigil. "Bagaimana cara kita memberitahu Teme, Sasori?"

Pria merah itu menggeleng. Matanya melirik ke arah dimana sang pemimpin bangsa Dunkle yang tak sadarkan diri. Setelah mendengar suara ledakan petir, yang Sasori maupun Naruto yakini berasal dari kekuatan tak terkendali Sasuke, tentu saja mereka berdua langsung melesat ke arah suara.

Dan ternyata, mereka terlambat. Sasuke dan Sakura sudah tidak sadarkan diri. Wilayah di sana benar-benar hangus seakan terkena petir maha dahsyat yang Sasori maupun Naruto yakini Sasuke lah penyebab itu terjadi.

"Apa kau tahu banyak soal racun ini, Sasori?"

Sasori tersenyum sendu, entah kenapa ia jadi teringat apa yang membuat pamannya meninggal lebih cepat setelah terkena racun dingin. "Ketika kau terkena racun dingin, kau tidak boleh berhubungan intim. Dulu pamanku melakukannya karena tidak tahan dengan efek racun dingin yang terasa membekukan tubuh, dia pikir dengan meningkatkan suhu tubuh dari dalam, maka ia bisa menurunkan efeknya. Tapi rupanya, paman salah besar."

Naruto tetap mendengarkan, tangannya menyentuh telapak tangan Sakura yang terasa dingin diikuti buku-buku kukunya yang ikut berubah warna.

"Lalu, dalam dua puluh empat jam. Paman langsung kehilangan nyawanya," lanjut pria merah itu.

Raut wajah Naruto tampak menyendu. Ia benar-benar tidak menyangka jika Sakura akan terkena racun semacam ini karena adanya penyusup. Lagipula itu salahnya yang tidak terlalu mengetatkan keamanan di Lichwelt setelah ia kembali dari Trauminsel.

"Apakah ada cara untuk menyelamatkan Sakura-chan? Kau tahu kan dia banyak membantuku dan Sasuke saat di Trauminsel? Setidaknya aku ingin berhutang budi padanya."

"Apakah perkamen yang waktu itu masih ada padamu, Naruto?"

Naruto mengangguk pelan. Ia memandang Sasori selidik saat tahu apa yang terlintas di kepala merah pemuda yang imut-imut macam semut ini. "Asal kau tahu, perkamen itu berisi tentang bagaimana cara membatu Sasuke mendapatkan sihir Amaterasu, bukan bertanya soal racun-racunan!"

Sasori tampak tidak mendengarkan ucapan Naruto. Tangannya mengibas seakan apa yang di ucapkan Naruto adalah angin lewat. "Kita tidak akan pernah tahu jika tidak mencobanya."

Dimension Portal [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang