8. Sadar diri itu perlu Besttai
Hei, yang hanya tamatan sma semangat yah, buat cari biaya kuliah. Ingat, hidup sekarang nanyain derajat.
•••
“Lemes banget, kenapa hm?”
Aku nggak perlu memikirkan pertanyaan apa yang tepat untuk suasana hening yang kayak gini, hening bukan berarti canggung yah Besttai, cuma... aku tuh, nggak mood aja buka mulut. Ya udah, aku hanya berdehem singkat menangapi ucapan Ayang yang barusan keluar beberapa menit tadi. Aku harap, Dimas mengerti untuk, nggak dulu, mengajak ngobrol aku nanti, jikalau nggak mau aku udah terlanjur emosi. Bisa habis, kemungkinan besar aku nggak mau ngelamar kerja hari ini. Yah... aku akui sih, emang aku orangnya keras kepala banget. Ck, au ah!
Perlu kamu semua ketahui, sekarang dan untuk beberapa jam lagi, moment ketar-ketirku dimulai ketika... tampang Papi Dimas menyapa mata dengan aku yang ingin melamar kerja.
Aku menghela nafas panjang, berat Besttai otakku diajak overthinking sejak subuh tadi, sampe sekarang. Oh iya, btw... aku pergi bersama Dimas—yang kebetulan, enggak ding, yang sengaja alam paksa untuk menjadi orang dalemku ketika saatnya tiba—mungkin, karena Dimas nggak mau aku terlihat... kurang rapi, dia nggak segan-segan membawa mobil termuaaaahalnya walaupun aku sering menicipinya tapi... sensai mobil ini emang luar biasa. Aku masih kagum dan merasa beruntung menaiki Porsche 911 Turbo S dengan kisaran harga 5,6 milyar. Aku jadi ngehalu malang, duit itu keknya mampu membiayai hidupku seumur hidup. Miris.
Mataku mengedarkan pandangan kesamping, lalu... lagi dan lagi, aku tuh males buangeet kalo lihat yang begini, simple sih... nggak mau lihat ya udah colok mata dan berlangsung jadi cewek buta selamanya, tapi... Febi masih waras kok, tenang saja. Intinya gini, kota Jakarta emang mempunyai fakta lalu lintas yang lumrah, yaitu... macet yang bikin emosi tapi, nggak bisa apa-apa. Bising, iya... malahan, telingaku panas mendengar klakson beberapa kendaraan yang ingin melaju lalu lintas. Itu nggak lihat apa lampu merah? Bisa diem nggak sih? Lampu merah aja udah bising kek neraka, apalagi lampu hijau? Pusing dengernya. Emang, keadaan ini, nggak terlalu ribet yah, cuma... hayolah, aku ini lagi ngejar waktu lhooo, masa nanti telat dengan alasan ‘maaf pak tadi kejebak macet’ halah basi. Aku menghempaskan punggungku di... apa yah namanya sandaran kursi mobil itu? Pokoknya namanya ‘gitulah’ dengan secara kuat punggungku mendarat.
Tiiiin!
“Dimas!” Aku membentak nama Dimas. Kepalaku tertoleh ke arahnya dengan alis sambung ditambah, jidat berlapis, “nggak usah ikut-ikutan ah... bising.” kataku memelas. Itu kentara banget lho, kalo aku kesel, masa Dimas masih nggak ngerti juga sih? Dengan muka tengilnya Dimas...
Tiiin!
“Gerah lho ini... panas otak gue, padahal masih pagi banget. Nggak tau kenapa tiba-tiba mulut gue mau ngunyah lo sekarang juga, hm? Jangan sampe sajian sarapan kek elo gue telen idup-idup Mas. Sumpah!” ancamku.
Dimas senyum-senyum. Aku memutar bola mata malas. “Pagi-pagi udah sensi. Kebiasaan!”
“Ck!”
“Ck, ck, ck!” kepala Dimas bergoyang diiringi nada berdecaknya. Imut sih, hanya saja... aku nggak tertarik dengan tingkahnya yang bisa saja membuat aku tersenyum seperti dia. Tangannya terjulur menghidupkan lagu mobil... apa tuh namanya nggak tau aku, tentang mobil apalagi mesin-mesinnya jangan ditanya, aku nggak tahu apa-apa! Males berdebat prihal lagu, aku membiarkan tangan Dimas menganti-ganti musik yang berjalan... yang, nggak selaras dengan moodku.
“Dj-an Bi, biar lo teneng!” Teneng pala lo! Aku mengumpat Besttai, tenang yang kayak gimana saat terjebak lalu lintas yang nggak jalan-jalan padahal, udah tau posisi didepan, kenapa nggak diterobos aja sih? Heran. Ini kenapa yah macetnya tambah lama? Otakku yang seudzon ini mulai beraksi Besttai, itu polisi pasti mencari kesempatan dalam kesempitan atas penderitaan orang yang lagi ‘ngejar waktu’ buat terobos lampu merah yang diatas namun... bisa-bisanya lampu itu melarang kendaraan lalu-lintas? Kemudian, dapet duit tengah jalan. Argh! Pening aku lama-lama
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendgame
ChickLitBesttai, terjebak friendgame setelah putus dari mantan yang memiliki nilai +good, apakah bisa mempermudah melewati jenjang dunia per-move-on-an? ••• Intinya gini; kamu ikhlas enggak, kalo mantan yang memiliki nilai A+ dari segi keseluruhan, jadian l...