[3.] Persahabatan

80 3 0
                                    

Follow akun ini: brillianadelia
Follow ig: @brillianadeliiaaa_

–HAPPY READING–

—————


Clarissa mengangkat kepala nya lalu menatap Kirana dengan tajam. "Jangan pernah hina bokap gue!" Tegas nya lalu pergi meninggalkan Vanya dan Kirana yang hanya diam.

"Lo kayanya salah ngomong, Na." Ucap Vanya sendu.

"Emang gue mah salah mulu." Keluhnya lalu menghela nafas.

Clarissa sepertinya salah paham dengan ucapan Kirana. Di sisi lain Kirana juga salah dalam mengungkapkan kata-kata untuk mengekspresikan rasa benci nya kepada ayah Clarissa.

"Kejer dia, Na." Suruh Vanya sambil mengode ke arah pintu kedua kelas. Setiap kelas di SMA Antariksa ini memang memiliki dua pintu, satu pintu utama, dan satu pintu yang di belakang.

"Tapi bentar lagi bel bunyi. Entar gue sama Clarissa dihukum karena telat masuk."

Vanya menghela nafasnya, benar juga apa yang dikatakan Kirana. Tapi Clarissa juga harus di kejar agar kesalahan pahaman ini tidak berlanjut. Kini Vanya mengelus dagunya seolah sedang berfikir keras.

"Apa kita biarin dulu dia sendiri? Pasti Clarissa butuh buat bicara sama diri nya sendiri. Kasian dia." Ucap Vanya setelah berfikir sejenak.

Kirana mengangguk menyetujui saran Vanya. "Yaudah, entar pas istirahat kita cari dia dan ngomong sama dia."

"Oke."

....

Saat istirahat tiba, Vanya dan Kirana langsung bergegas untuk mencari Clarissa yang ternyata tidak kunjung kembali ke kelas. Vanya dan Kirana tentu di buat khawatir karena mood Clarissa yang edang tidak baik baik saja.

"Apa kita mencar aja?" Saran Kirana saat dirinya dan Vanya berhenti di dekat kantin.

Vanya tampak berfikir lalu mengangguk. "Oke, entar kalo salah satu dari kita berhasil ketemu Clarissa, tolong telfon aja ya?" Usul Vanya.

Kirana mengangguk mengiyakan lalu mereka berdua berpencar ke dua arah, Vanya ke arah perpustakaan, sedangkan Kirana ke arah taman belakang sekolah.

Vanya berjalan di sekitar perpustakaan dan kamar mandi perempuan yang jaraknya tak jauh dari perpus. Namun ia tak menemukan keberadaan Clarissa di sana.

Sampai akhirnya Vanya berpapasan dengan Kirana di depan tangga yang menuju ke rooftop.

"Lo juga ga berhasil?" Tanya Kirana. Vanya menggelengkan kepala nya.

"Tinggal rooftop aja yang belum kita datengin." Ucap Vanya.

"Dan udah pasti Clarissa di sana. Ayo kita ke sana aja." Ajak Kirana lalu menarik tangan Vanya menuju ke rooftop.

"Clarissa?" Panggil Vanya saat melihat Clarissa yang ternyata sedang berdiri di rooftop sambil memandangi pemandangan Yogyakarta.

Clarissa tidak menoleh sama sekali. Vanya dan Kirana pun berjalan mendekati Clarissa. "Maafin gue." Ucap Kirana saat sudah berdiri di sebelah kanan Clarissa. Kirana menyentuh pundak Clarissa yang bergetar hebat karena tak berhenti menangis.

Clarissa hanya diam. Hanya terdengar sesenggukan nya saja. Vanya lalu memeluk Clarissa dari samping sambil mengelus punggungnya untuk menyalurkan kekuatan.

"Lo gak sendiri, Sa. Ada gue sama Kirana, kita kan sahabat? Gue sama Kirana pasti bakal selalu ada buat lo." Ucap Vanya dengan lembut. "Nyokap lo pasti gak suka liat lo nangis kaya gini. Inget, sekarang lo harus jagain nyokap lo, Sa." Lanjut nya.

RAVA : Rafael - Vanya ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang