bagian 19 : tekanan

1.6K 125 2
                                    

Malam ini taehyung pulang ke kediaman keluarga Kim. Kim Chanyeol meminta taehyung untuk datang menemuinya.

"Nak, kau sudah pulang." Yoona menyambut kepulangan taehyung.

Mata Yoona berkaca-kaca. Rasanya sudah lama tidak melihat putranya pulang ke mansion. Yoona mendekap tubuh tegap taehyung. Taehyung Membalas pelukan sang eomma.

"Kamu kurusan, nak. Are you okey?" Kata Yoona melihat wajah taehyung yang menirus.

"Tae baik-baik saja." Taehyung menggenggam tangan Yoona.

"Apa urusan Irene begitu mengganggu mu?" Pertanyaan Yoona membuat taehyung terdiam.

"Tidak, eomma. Eomma tidak perlu mengkhawatirkan itu."

"Tae, maafkan eomma yang tidak bisa membantu mu." Sesal Yoona.

"Eomma jangan meminta maaf." Yoona menitikan air mata. Taehyung menghapus air mata yang menetes.

"Tae, dengarkan eomma. Eomma tau ini berat untuk mu. Tapi, bertahanlah Tae. Eomma mohon. Kamu tahu sendiri bagaimana kondisi Irene bukan?" Taehyung merasakan sesak di hatinya. Taehyung mengangguk.

"Anak eomma kuat." Ucap Yoona Dengan nada serak. Yoona mengusak rambut taehyung.

"Tae harus menemui appa, eomma."

"Appa mu ada di ruang kerjanya. Dia menunggu mu di sana."

°°°°°°°
Taehyung melihat Chanyeol sedang membaca buku di sofa panjang yang berada di dalam ruang kerjanya.

Chanyeol menurunkan bukunya ketika melihat taehyung berada di ruangannya. Taehyung menghampiri Chanyeol.

"Selamat malam, appa." dengan sopan Taehyung membungkuk. Memberikan rasa hormat pada Chanyeol.

"Bagaimana hubungan mu dengan Irene?" Tanya Chanyeol.

"Hubungan ku dengan Irene baik-baik saja." Balas taehyung.

"Sepertinya appa terlalu lembek dengan mu akhir-akhir ini." Chanyeol menggeretakan tangannya. Aura di sekitar semakin mencekam.

Bukkk

Bukkk

"Arghh"

Bukkk

Chanyeol memberi Bogeman mentah pada taehyung membuat Taehyung jatuh tersungkur. Chanyeol meregangkan urat lehernya.

"Bukan kah sudah appa peringati, untuk
Tidak macam-macam."

Bukkk

"Awshh"

Bukk

Bukk

Bukk

Chanyeol menendang keras perut taehyung lalu memukuli taehyung dengan membabi buta. Taehyung berusaha menjauh dari Chanyeol. Taehyung mencoba untuk bangkit. Bisa saja taehyung melawan Chanyeol. Namun, taehyung masih memiliki rasa hormat pada Chanyeol yang notabennya adalah orang tuanya.

"Maafkan Tae, appa." Parau taehyung.

"Pertunangan kamu dan irene akan appa percepat. Semakin cepat semakin baik" Ujar Chanyeol dengan tatapan datar. Mata taehyung melebar.

"Appa!" Rahang taehyung mengeras.

"Apa?"

"Taehyung tidak mengingin pertunangan itu. Tae sudah tidak mencintai irene" Sahut taehyung. Chanyeol berbalik, duduk kembali dan membaca buku.

"Kamu pernah mencintai irene, menurut appa itu bukan hal yang sulit." Kelit Chanyeol menuangkan teh kedalam gelas.

"Gampang sekali appa berbicara seperti itu." Taehyung terkekeh miris. Air mata yang ia tahan melebur begitu saja. Taehyung tertawa dengan derai air mata.

My Best Friend My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang