Untuk pertama kalinya, seorang Jung Jeno merasa tidak percaya diri. Perasaannya campur aduk, antara takut, resah, juga pikiran-pikiran buruk yang memenuhi isi kepalanya.Setelah dia bertemu dengan sang papa, Jeno merasa gairahnya menurun. Bagi Jeno papanya seperti orang asing saat ini, meskipun Jaehyun selalu memberinya beberapa pernyataan yang tiada habisnya untuk menghindari suasana hening.
“Kamu mau kemana?”
Jeno melirik lengannya yang ditahan Jaehyun, sumpah demi apapun! Jeno tidak suka disentuh seperti ini.
“J-jeno mau beli makan sebentar, udah ditunggu sama Christ juga di perempatan.” Dalihnya.
Bibir sehat itu kotor sekarang, dalam hati Jeno meminta maaf pada mamanya karena sudah berani berbohong kepada orang tua sendiri.
Helaan nafas pria itu terdengar jelas, dia menyadari bahwa Jeno menjaga jarak darinya. Cara Jeno berbicara seolah memasang tembok pembatas diantaranya, Jeno seperti tidak ingin diajak bicara olehnya.
Jaehyun memaklumi itu, berapa tahun dia tidak bersama keluarganya ini? Bahkan saat pertama kali melihat Jeno, dia terkejut karena tinggi anak itu melebihi Jaemin.
Jeno terlihat ragu untuk melangkahkan kakinya keluar, gugup yang dirasakannya. Namun dengan cepat Jeno menepis rasa gugup itu dan berjalan cepat keluar apart, Jeno tidak suka suasana canggung.
Laki-laki itu terlihat kebingungan setelah sampai di perempatan jalan. Sebut saja Jeno aneh, dia malah mencari Christ seolah mereka benar-benar membuat janji untuk mencari makan. Harus kemana dirinya sekarang? Pulang ke apart? Tentu Jeno tidak mau, padahal tadi Hana sudah memberinya pesan untuk dirumah saja menemani papanya selagi dirinya dan Ara pergi menemui teman lama mamanya.
Saat mata elangnya melihat sekeliling, Jeno menangkap presensi seseorang bertubuh tinggi ditengah antrean pembeli eskrim. Diantara orang-orang sekitarnya, dialah yang paling mencolok karena selain tubuhnya yang tinggi, pria itu menggunakan Coat hitam selutut dengan topi hitam yang melekat pada kepala dan nyaris menutupi matanya.
“Papa Jeon?”
Pria bergigi kelinci yang sedang menyuapkan eskrim ke mulutnya itu tak kalah terkejutnya dengan Jeno, Jungkook langsung menaikkan topinya dan berjalan mendekat kearah Jeno.
“Sendiri aja, Jen?”
“Iya nih, dirumah bosen banget.”
Jungkook mengangguk faham, dia juga banyak tau tentang sifat dan karakter Jung Jeno.
“Bosen nya keren ya kamu, minggat sendirian ke negara orang.”
“Jeno emang pindah kesini bareng mama sama Ara,” ucapnya.
Jungkook terlihat terkejut, dari wajahnya saja sudah menandakan betapa terkejutnya dia.
“Papa kamu tau kalau kamu, Ara sama mamamu pindah kesini?” Tanya Jungkook memastikan, dia takut Jaehyun berbuat ceroboh.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐀𝐏𝐀 - 𝐉𝐀𝐄𝐇𝐘𝐔𝐍 [END]
Fanfiction"𝘌𝘷𝘦𝘯 𝘵𝘩𝘦 𝘩𝘢𝘳𝘴𝘩 𝘸𝘰𝘳𝘥𝘴 𝘸𝘦 𝘴𝘱𝘦𝘢𝘬 𝘢𝘳𝘦 𝘯𝘰𝘵 𝘦𝘲𝘶𝘪𝘷𝘢𝘭𝘦𝘯𝘵 𝘵𝘰 𝘴𝘰𝘮𝘦𝘰𝘯𝘦 𝘸𝘩𝘰 𝘩𝘢𝘴 𝘣𝘦𝘦𝘯 𝘩𝘶𝘳𝘵 𝘣𝘦𝘤𝘢𝘶𝘴𝘦 𝘰𝘧 𝘑𝘢𝘦𝘩𝘺𝘶𝘯" © masyaallah_author