Baekhyun duduk di sofanya, begelung dengan buku, dan sekali lagi membuka halaman tanpa membaca satu huruf pun. Tapi kali ini, bukan perutnya yang tegang karena cemas ia malah mendapati dirinya tersenyum seperti orang idiot yang hanya bisa diartikan sebagai mabuk kepayang. Malamnya dengan Chanyeol sangat bergelora, begitu menggairahkan, yang membuatnya bergairah seks sepanjang hari terlama seumur hidupnya.
Ketika ia bangun pagi ini Chanyeol sudah memulai latihan peregangannya. Ia sudah ketakutan akan ada rasa canggung diantara mereka, bahwa dengan terangnya cahaya Chanyeol akan menyesali kesalahannya dan berharap ia dapat mengembalikan kondisi menjadi seperti semula. Rencananya untuk menghindari Chanyeol sampai ia siap, untuk memadamkan emosi bodohnya yang membuat dirinya tak bisa menyesali satu malam pun bersama Chanyeol.
Membungkus dirinya dengan selimut lembut dan menyelipkan di bawah lengannya, Baekhyun menahan nafas dan melakukan gerakan terbaiknya seolah Invisible Man saat ia melewati ruang latihan.
"Sudah waktunya kau bangun, tukang tidur."
Baekhyun membeku dalam keadaan setengah berjinjit saat lengan kuat Chanyeol memeluknya dari belakang. Ia tahu Chanyeol tanpa pakaian saat dadanya menghangatkan punggungnya yang tidak tertutupi selimut. "kenapa kau sepertinya bersembunyi dariku?" Chanyeol bertanya sebelum menaruh rambutnya kesamping bahu, jadi Chanyeol dapat memberi ciuman basah di sepanjang lehernya.
"Aku...um..." Apa yang ditanyakannya? Sialan.
Tiba-tiba tubuh Chanyeol menegang. "Kau menyesali semalam, Baek?"Sebelum bicara Baekhyun berdoa agar kegugupannya hilang dari suaranya. "Kau?"
Chanyeol membaliknya dan mendongakkan dagu Baekhyun ke atas. Matanya lebih coklat berkilau di pagi yang cerah. "Aku tak akan bohong. Seksnya sangat luar biasa, dan aku tak pernah menyesali seks yang luar biasa bersama wanita yang luar biasa."
Chanyeol agak menghela nafas saat ia memperhatikan wajahnya dan menyelipkan rambut Baekhyun ke telinganya. "tapi aku juga tak akan menodai pertemanan kita sama sekali."
"Tidak, tentu saja tidak." Ia membersihkan tenggorokannya dan mencoba menahan tatapannya berkeliling saat kebohongan terungkap. "Maksudku, sebaiknya kita membuat hal ini terjadi satu kali."
"Benar." Mata Chanyeol tertuju ke bibirnya. Chanyeol menjilat bibir miliknya dengan lidahnya. "Kita tidak mau membuat kecanggungan diantara kita. Bagaimanapun juga, kau sedang dalam proses untuk berkencan dengan doktermu dan aku akan segera pulang ke Seoul."
Kilauan di bibir Chanyeol membuat perhatiannya terpaku dan ritme jantungnya terus meningkat dengan setiap detik berlalu sebelum ia ingat sekarang gilirannya untuk menyangkal gagasan affair seks yang fenomenal tanpa ikatan dengan salah satu pria terseksi di dunia olahraga, belum lagi rasa naksirnya di masa kanak-kanaknya. Tapi ia tidak bisa berpikir satu pun kalimat yang akan diucapkannya.
"Baek," dengan serak, Chanyeol menempatkan tangan di pinggulnya, matanya tak pernah meninggalkan bibir Baekhyun. "Kita tidak seharusnya...kan?"
Ia mencoba merespon, mulutnya terbuka setiap kali untuk mengatakan sesuatu, apapun. Akhirnya ia menyerah dan merengkuh belakang kepala Chanyeol di satu tangan dan menciumnya tanpa ampun.
Chanyeol balas merespon, dengan menyentakkan tubuh Baekhyun kearahnya dan memegang kendali atas ciumannya dengan menyesuaikan posisi dan memasuki lidahnya. Itu adalah serangan yang terkoordinir dengan baik yang ia tak bisa tahan, bahkan jika ia mau sekalipun. Chanyeol mendorong punggung Baekhyun ke tembok, menggesekkan tubuhnya, dengan membuat selimutnya menjadi onggokan berantakan diantara mereka. Chanyeol, menjadi gentlemen seperti biasa, membantu dengan kreatif pada pakaian malangnya dengan mendorongnya ke lantai. Masalah terpecahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Chanbaek GS) Seducing Cinderella
RomanceBercerita tentang seorang petarung MMA yang mengalami cedera, Park Chanyeol, yang perlu Rehabilitasi sehingga ia bisa melawan dan merebut gelar juaranya kembali dalam waktu dua bulan. Dia Memperoleh bantuan seorang ahli fisioterapis, Byun Baekhyun...