2 Tahun Kemudian~
"Kak adek sakit, apa kakak ga bisa nunda dulu keluar kota nya? minimal sehari aja sama adek sampai adek enakan."
"Saya ga bisa, pekerjaan saya lebih penting."
Mba Lala terdiam mata nya menatap sosok pria itu dengan pandangan dingin. bagaimana bisa, seorang ayah lebih mementingkan pekerjaan daripada anak nya yang sedang sakit.
"Sebentar aja apa ga bisa ka? adek minta kakak buat lihat dia aja"
"Sudahlah saya harus pergi"
Sosok itu Johnny, pergi meninggalkan rumah tanpa pamit ke anak nya yang sedang terbaring sakit.
Mba Lala mendekati ranjang itu dengan perlahan dan melihat bagaimana sosok kecil itu menatap nya dengan sayu.
"Mba Lala, ayah kemana?"
Bocah 6 tahun itu dengan suara lemah nya. membuat Lala terdiam.
"Maaf ya adek, Ayah sibuk ga bisa lihat adek."
Mba Lala menyesal mengatakan itu, bagaimana raut itu tersenyum kecil. mengatakan seolah tak apa.
"Kok mba minta maaf, gapapa kok, lagian ayah cibuk."
"Adek, jangan suka bohongi diri sendiri ya, kalo sakit sampai butuh apa apa bilang ke mba ya? kalau pun ayah ga bisa menuhin kemauan adek, mba bisa kok."
"Mba, adek capek"
Mba Lala mendekat dan mengelus rambut coklat itu. sesekali mencium kening panas itu.
"Adek capek kenapa? ada yang jahatin adek lagi?"
Adek menggeleng dan menggenggam tangan Mba Lala
"Adek capek, buat terus terusan nulis surat buat ayah, dibaca juga enggak, sama ayah. adek juga cape, dicuek in ayah. adek lebih cape. dengarin apa kata orang kalo adek anak pungut dan ayah bukan ayah kandung adek."
Bocah 6 tahun itu menangis disambil menggenggam tangan Lala. tangisan nya sangat melukai hati Mba Lala.
"Adek sebenarnya ga mau bilang cape hiks, tapi adek memang bener bener capek mba. HIKS HIKS HIKS"
Tangisan adek yang tersendat dengan posisi tiduran nya.
"Adek tau dari mana kata capek kaya gitu? siapa yang ngajarin??"
"Adek dengar semua perkataan ayah, capek sama semuanya bicara ke foto bunda. dan ayah lebih capek melihat adek disini. adek emang salah apa??"
Mba Lala terkejut mendengarkan perkataan adek, bagaimana bisa seorang ayah mengatakan seperti itu kepada anak sendiri.
"Adek, yang ayah bilang itu ga benar sayang. ayah sayang banget sama adek. ayah lagi mencoba menerima semuanya. kehilangan seseorang itu membawa jiwa kita."
Mba Lala mencoba menjelaskan.
"Tapi, apa ayah ga bisa sayang sama adek? sebagaimana adek sayang sama ayah. buktinya surat adek ga dibaca sama sekali sama ayah. dari adek 4 tahun sampai adek mau jalan ke 7 tahun Mba."
"Huss sayang, jangan ngomong yang nyakitin mba sama adek sendiri, adek ga suka kan mba kalo nangis. jangan bikin mba nangis ya."
Adek, atau Taichan Raidar Anugerah bocah 6 tahun itu bangkit dari tidur nya dan memeluk Mba Lala.
"Maaf mba lala, jangan nangis. adek ga suka."
Adek memeluk Mba Lala yang sudah menangis, Lala bahkan lebih cengeng daripada adek. mangkanya adek ga suka mba nya nangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayah
Historia Corta" Ayah " " Ayah apa kabar, masih tetap nyenyak ya bobo na" " Ayah lihat adek udah bisa baca, udah bisa nulis juga kaya yang ayah sama mba minta. " " Ayah adek juga udah bisa mandi sendiri, adek juga bisa mam sendiri ga dibantu in mba lag...