Hari-hari terus berlalu dengan cepat. Dan Joohyun tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Malahan dia semakin berubah dari Joohyun yang ku kenal. Tentu aku berusaha untuk mencari tahu apa yang terjadi. Sayangnya itu bukanlah hal yang mudah. Beberapa kali ketika aku mencoba mengobrol empat mata dengannya, gadis mungil itu selalu mengalihkan topik pembicaraan kami. Aku semakin curiga bahwa ada sesuatu yang salah dengannya. Sejak saat itulah aku selalu mengawasinya dari jauh. Hanya saja fokusku mulai terbagi antara mengawasi Joohyun dan berlatih dengan Red Velvet.
Red Velvet akan mengadakan konser kedua kami yang menjadi bagian dari Tour RedMare. Kali ini kami akan mengadakannya di USA, setelah sebelumnya kami sukses mengadakannya di Korea, Thailand, Singapura, dan Jepang. Ini adalah yang pertama bagi kami, mengadakan Konser Solo di USA, bukan sebagai pengisi acara KCON atau pun bagian dari SMTOWN. Tapi konser kami sendiri. Tentu aku dan para member yang lain menjadi sangat bersemangat, namun jauh di lubuk hati kami, aku tahu kami merasa sangat gugup. Karena itu untuk menyempurnakan semuanya kami berlatih sangat keras. Hingga lambat laun fokusku untuk mengawasi Joohyun mulai terabaikan.
"Joohyun?" Tanyaku pada sosoknya yang sejak tadi terdiam di ruang ganti.
Mendengar aku memanggilnya, dia tersentak kaget dari lamunannya. Dengan kikuk dia berusaha meresponku dengan normal, tapi aku tahu dia sedang memikirkan sesuatu karena sejak tadi aku perhatikan dia nampak tidak bisa tenang.
Aneh, ada apa dengannya?
"Seul?" Pekiknya dengan kaget. Seperti tidak menyangka bahwa aku akan memanggilnya tiba-tiba.
Walaupun wajahnya terlihat terkejut, itu semua tidak menyembunyikan wajah cantiknya yang telah dirias. Apalagi rambut hitamnya yang tergerai liar. Aku selalu menyukai warna rambut aslinya yang berwarna hitam, karena dia akan jauh terlihat lebih cantik dari biasanya. Bukan berarti bahwa aku tidak menyukai warna rambutnya yang lain. Hanya saja rambut hitamnya adalah hal yang paling aku sukai.
Kali ini dia mengenakan kostum tampil kami dengan kemeja putih lengan panjang yang di desain khusus untuknya, rok pendek berwarna merah yang terlalu pendek untuk disebut rok pendek. Aku tidak tahu apa yang stylist kami pikirkan ketika merancang busana ini dan juga atribut Power Up lainnya. Melihat itu tanpa sadar menyebabkan senyuman lebar mengembang di bibirku. Aku masih tidak percaya bahwa dia aku bisa bersamanya selama bertahun-tahun.
"Apa yang kau pikirkan, hmm?" Tanyaku dengan lembut. Aku memang selalu memperlakukannya seperti seorang putri. Tak jarang itu mengundang olok-olok dari member yang lain mengenai kedekatan kami.
Aku melihat setitik kecemasan di wajahnya, namun itu segera sirna ketika dia tersenyum dengan manis ke arahku. "Ah, tidak. Aku tidak memikirkan apa-apa"
Tapi aku tahu dia berbohong dan dia berbohong untuk kesekian kalinya padaku.
"Benarkah?" Tanyaku setengah tidak percaya. "Hei, kau bisa menceritakan apapun padaku, Hyun." Tapi dia hanya menjawabku dengan gelengan kecil.
Joohyun lalu terkekeh pelan. Tangannya menangkup kedua pipiku erat, membuatku sedikit membungkuk ke arahnya. Matanya yang besar terfokus menatapku sehingga aku tidak bisa mengalihkan pandanganku kemana pun, namun semua itu sirna ketika dengan tidak sengaja, aku melirik pantulan bayangan di cermin. Ternyata Seungwan dan Yerim yang memperhatikan interaksi kami dengan tertarik. Bahkan si kecil Yerim menjulurkan lidahnya keluar dengan jahil.
Ugh. Mereka berdua.
"Kau selalu khawatir Seul, aku baik-baik saja. Tenanglah." Joohyun tersenyum sangat manis padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
It has been a while
Fanfiction"Seseorang pernah berkata padaku bahwa setelah angin musim dingin pergi, musim semi akan datang menghampiri hatiku. Akan tetapi, bagaimana bisa aku terlepas dari belenggu ini? Jika kau tahu, katakan padaku bagaimana caranya untuk melawan dirimu send...