Bab 37 - Pilihan ganda

20 8 0
                                    

***

Keesokan harinya, semua murid berdiri di tengah lapangan. Mereka sedang melaksanakan kegiatan upacara bendera hari senin.

"Assalamu'aikum wr. wb," salam kepala sekolah yang berdiri di depan para murid.

"Wa'alaikumsalam wr. wb," balas semua murid.

"Senantiasa di pagi yang cerah ini kita bisa berkumpul bersama dengan keadaan sehat walafiat. Saya sangat bangga sekali semua murid-murid saya tampak disiplin. Datang pagi-pagi, berseragam rapi, tanpa disuruh sudah menuju lapangan, berbaris rapi dan siap mengikuti upacara. Saya sangat suka dengan semangat kalian hari ini. Tapi itu semua belum cukup sebagai syarat mengikuti upacara. Kalian harus memakai atribut lengkap. Dasi, topi, sabuk semuanya harus terpenuhi. Kalau tidak, siap-siap setelah upacara kalian berdiri di tengah lapangan. Untuk itu, siapa diantara kalian yang tidak memakai salah satu atribut tersebut, silahkan maju ke depan sebelum saya bertindak lanjut!" jelas kepala sekolah.

"Aduh, lupa pake dasi segala," gerutu Sarah seraya meraba lehernya dengan penuh kepanikan.

"Kamu nggak pake dasi, Ra?" tanya Nuri di samping Sarah.

Sarah geleng-geleng kepala.

"Aku ke depan dulu ya!" pamit Sarah beranjak keluar barisan.

"Ra!" panggil Ariel yang berdiri di belakang Nuri seraya ingin melepas dasinya untuk diberikan kepada Sarah tapi Sarah sudah tidak ada di tempat.

"Kamu ngapain sih!" tanya Jenie yang berdiri di samping Ariel dengan muka bete.

"Mau nolongin Sarah. Kasian dia cewek sendirian," jawab Ariel.

"Biarin aja napa sih. Kamu mau nanti dihukum?"

Ariel tampak diam saja namun dengan rasa gelisah dan kasihan melihat Sarah.

Sarah pun berdiri di depan dengan dua anak laki-laki yang juga tidak memakai dasi. Lelaki itu adalah Siwon dan Tora.

Beberapa menit kemudian, upacara pun berlangsung. Mereka semua tertib mengikuti kegiatan upacara bendera.

***

Setelah selesai upacara, Sarah kemudian mengambil tasnya di pos satpam. Selain tidak memakai atribut lengkap, Sarah tadi juga datang terlambat. Ia tidak sempat menaruh tasnya ke dalam kelas karena semua temannya sudah berbaris di lapangan. Sama seperti Sarah, Siwon dan Tora juga demikian. Mereka mengambil tas yang mereka titipkan di pos satpam. Mereka mengambil tas masing-masing karena suruhan dari Bu Fatma.

Mereka bertiga kemudian berdiri di tengah lapangan dengan tangan hormat menghadap ke tiang bendera.

"Kasihan Sarah," ucap Mika berdiri di kejauhan bersama Nuri dan Boni.

"Cewek sendiri lagi," sahut Boni juga memperhatikan Sarah.

***

Satu jam kemudian, Sarah tampak kelelahan. Ia berkali-kali menurunkan tangannya karena tidak betah terus-terusan mengangkat tangan.

Beberapa detik kemudian, ada dua tangan yang menyodorkan air mineral untuk Sarah. Mereka itu adalah Aris dan Ariel.

"Kamu ngapain ikut-ikutan kasih air minum ke Sarah?" tanya Aris.

"Biar dia nggak dehidrasi dong," jawab Ariel.

"Udah ada gue. Lo sama Jenie aja tuh. Lo kan udah ada Jenie ngapain urusin Sarah?" tanya Aris.

"Sebagai seorang sahabat, nggak apa-apa dong ngasih bantuan," jawab Ariel.

"Waduh! Pilihan ganda nih," kata Boni saat melihat Aris dan Ariel rebutan memberikan air minum untuk Sarah.

TENTANG ARISA [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang