Cherry mendorong knop pintu dengan tangan gemetar, bukannya Geo yang ia lihat, tapi Justru Arka yang juga menatapnya kaget.
"Heh anak curut, kok disini lo?"
Cherry bergegas masuk, ia menutup pintunya sedikit kencang dan berlari ke arah Arka hanya untuk memukulinya dengan tas.
"Woi woi sakit anjir udah. Heh!"
Setelah puas, gadis itu duduk di sebelah Arka. Matanya memanas, Cherry menggigit bibir bawahnya. Membuat Arka yang melihat merasa iba.
"Gue takut banget mau ngomong sama kak Geo, gue bahkan gatau bakal bikin alibi gimana lagi." Isaknya pelan.
Arka menghela nafas, mengusap punggung Cherry berusaha menenangkan. "Kita hadapin ini sama-sama, lagian lo kaya gini bukan kemauan lo sendiri kan? Lo cuma lakuin semata demi Adwina."
Cherry menggeleng, memukuli tasnya untuk menyalurkan emosi. "Senja masih berusaha baik-baik aja padahal dia yang paling sakit. Dua hari gue nahan buat ngga meluk dia."
"Itu mah lo nya aja yang pengen."
Dengan sekuat tenaga, Cherry menginjak kaki Arka membuat si empunya meringis kesakitan. "Dasar badak." Hardiknya jengkel.
"Ya gue lagi serius kak ih! Sedih beneran gue. Ini kita harus gimana? Kalo gue jujur posisi lo yang ga aman."
Arka terkekeh, memainkan jarinya diatas ponsel. Menelusuri benda pipih itu asal. "Kalo dipikir, kita ini lucu ya. Bikin diri kita jelek buat lindungin sesuatu." Arka terdiam sebentar, lalu menggeleng kemudian.
"Gue salah, kalo lo iya sih, tapi gue agak ga tepat. Gue cuma egois, terlalu egois sampe nyakitin banyak pihak. Termasuk lo yang ngga seharusnya terlibat."
Cherry menggeleng ribut, dia memegang tangan Arka. "Gue juga salah, kita sama salahnya kak karena ngga mau jujur."
"Tanpa kita ngomong, kayanya Geo bakal tau."
"Kak? Beneran?"
Arka terkekeh, "lo tau gimana Geo. Dia gercep banget nyari info."
Cherry kembali terisak, entah mengapa dia semakin takut. Melihat itu, Arka berdiri, membiarkan suara tangis Cherry teredam di dadanya. Ia mengusap rambut mantan adik kelasnya.
"Lo anak yang baik, Cherry."
Bersamaan dengan itu, pintu terbuka. Geo sedikit terkejut melihat posisi dua orang yang ia undang hari ini. Dengan cepat, Arka melepas pelukannya dan kembali duduk. Begitupun Cherry yang mencari tisu untuk menghapus air matanya.
Dia jadi lebih cengeng akhir-akhir ini.
Geo duduk, mengeluarkan ipadnya dari dalam tas. Ia menunjukkan satu chat kepada Cherry yang membuat Cherry terdiam.
Chat Geo bersama salah satu anggota osis.
"Gue ngga mau buang waktu, jadi, Cherry? Tolong jelasin semua yang lo tau. Ngga perlu bohong, gue cuma perlu konfirmasi lo."
Seperti dugaan Arka, Geo secepat ini mengetahuinya.
"Jelasin kronologinya." Tambah Geo sebelum Cherry membuka mulut.
"Hari itu, gue juga bingung kenapa bisa ponsel gue ilang dan balik gitu aja. Yang nemuin salah satu anggota osis, agak aneh karena dia bilang nemuin itu di pojok ruangan, padahal jelas gue aja ngga kepojokan."
"Abis rapat gue dipanggil ke ruang BK, gue jelas kaget kenapa bisa Senja kena kasus. Ditambah Senja bilang gue yang hubungin dia."
"Gue belum nemuin clue apapun selain bingung, sampe Senja ngasih notes-notes dari secret admirer dia. Gue baru ngeh, itu tulisan sepupu gue, ica. Adwina Maisha, yang sering juga dipanggil Duma."
KAMU SEDANG MEMBACA
Crepuscule [JJK] ✔
FanfictionCrepuscule (n.) the time from when the sun begins to set to the onset of total darkness. Mama bilang, Senja dilahirkan sesaat setelah matahari terbenam, menyisakan cahaya merah yang kemudian hilang diantara kegelapan. Mama bilang, Senja adalah milik...