00.03

96 21 4
                                    

But it's so good
I've never dreamed of nobody like you

Denting Piano memenuhi rungu. Mengisi nada dari ruang hampa bersama dengan permainan Biola yang mendayu. Dua manik Emerald terpejam syahdu, menikmati alunan lagu yang seolah membawanya seperti ke dunia lain. Jemarinya menari dengan lihai, sudah tampak seperti seorang Pianis Profesional. Memainkan nada dengan berani, bahkan sampai membuat kening Levi mengernyit ketika suara Biolanya terdengar samar diantara denting Piano dari permainan Eren.

"Permainan mu lumayan, Bocah."

Levi menyudahi sesi latihan sore itu. Eren resmi belajar di Rumah Musik sebagai tamu undangan Levi, pemuda bermarga Yeager bahkan mendapat kesempatan untuk bermain mengiringi permainan Biola dari Levi. Ia lantas merasa tersanjung, menunjukkan usaha maksimal yang sudah Mikasa ajarkan padanya belakangan ini.

"Semua itu berkat Adikmu, Mikasa mengajariku dengan baik." ucap Eren bersemu malu, ekor matanya melirik Levi, mendapati wajah datar yang tampak malas menatapnya itu.

"Jangan melewati batas mu. Camkan itu." ucap Levi sinis, ia membuka pintu lemari kaca dan kembali menaruh Biola kesayangannya di sana.

Detik berikutnya, pintu terbuka. Suara ceria Hanji menyapa di susul dengan derap langkah terburu-buru Mikasa dan suara Armin yang memanggil nama Hanji.

"Berikan padaku! Jangan begitu, Kak Hanji!"

"Kau keterlaluan! Berkencan dengan Leonhart tanpa memberitahuku! Setidaknya biarkan aku membaca pesan kalian berdua!"

"Kak Hanji! Jangan!"

Gelak tawa Hanji menggema, merasa begitu puas melihat Armin mencoba dengan susah payah untuk merebut kembali ponselnya. Sementara Mikasa hanya berjalan santai, duduk di samping Eren dan menawari Pemuda itu sekaleng soda.

"Ayolah, Armin. Aku hanya ingin membaca sederet kalimat cintamu pada Annie!"

"Jangan, Kak Hanji!"

"Hahahaha, kalau kau tidak bisa merebutnya dariku maka--"

Ucapan Hanji terpotong begitu saja ketika tangan Levi menarik lengannya untuk merunduk, kemudian dengan kasar merebut ponsel Armin dari tangan Hanji.

"Maka apa, Hanji? Kau harus lebih menghargai privasi orang lain." ucap Levi dengan nada sinis, ia memberikan ponsel tadi pada Armin dan tanpa jeda menarik Hanji untuk naik ke lantai atas.

"Aaaa! Kau sama sekali tidak seru, Levi!!"

Meninggalkan tiga orang lainnya di lantai bawah yang hanya menatap sepasang Kekasih tadi dengan wajah datar. Sudah menjadi pemandangan biasa untuk Mikasa dan Armin, namun tidak untuk Eren.

Pemuda itu kemudian terkekeh geli, mengalihkan fokus untuk menatap ke arah Mikasa yang duduk tepat di sebelahnya.

"Mereka pasangan yang unik." ucap Eren

"Hanya orang tak waras yang mengatakan mereka tidak aneh," ucap Mikasa meneguk sodanya.

Armin yang berdiri memilih duduk di sofa tepat di samping Piano, mendengus kesal sebelum menyandarkan punggungnya di sana.

DANDELIONS [√] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang