18. Police

74 8 0
                                    

Mata Namjoon dan Hyunbin sama - sama menatap tajam kearah layar laptop yang tengah menampilkan layar komputer di kamar Haechan - dirumah Hyunbin yang bergerak sendiri. Layar yang bergerak itu kemudian menampilkan sebuah pesan singkat yang dikirimkan oleh seseorang bernama K.

"Sesuai dengan dugaanmu nunna, ternyata mereka mengancam Haechan dengan cara seperti ini," kata Sehun menggelengkan kepala. 

"Aku akan segera pulang..." Mark yang benar - benar sudah khawatir tergesa - gesa melangkah pergi. Tetapi tangan Hyunbin dengan cepat memegangi belakang kerah bajunya sehingga ia tidak bisa melangkah sama sekali. 

"Diam disini.... jangan tergesa - gesa, kita harus membuat rencana tanpa celah," ucap Hyunbin. 

Mark menatap khawatir kearah layar laptop yang kini sudah kembali normal. Ia hanya bisa berharap jika Haechan akan baik - baik saja. 

"Besok pagi ajak Haechan sarapan di restoran yang aku sebutkan padamu..."

Mark menatap kearah Hyunbin, ia menganggukkan kepala ketika kemudian mendengar rencana brilian dari Hyunbin. Kaptennya ini memang benar, dia tidak boleh tergesa - gesa agar semuanya berjalan dengan baik. 

@@@@@

Mark menatap kearah dalam ruang pribadi di sebuah restoran, ia baru pertama kali ini bertemu dengan Chulyong dan Jimin. Sepasang suami istri yang berprofesi sebagai mafia. Bukan hanya mafia biasa, tetapi penguasa pasar gelap di kawasan Asia. Meminta bantuan mereka memang sangat menguntungkan, kekuatan Changmin tidak ada apa - apanya dibandingkan milik Chulyong tetapi tentu saja ada sisi buruk. Karena Mark dan Hyunbin adalah polisi, jika ketahuan meminta bantuan pada mafia tentu saja akan dianggap sebagai transaksi nepotisme maupun korupsi. 

Mark menunggu kedatangan Haechan di depan pintu agar anak laki - laki itu bisa segera melihatnya dengan telinga yang terus mendengarkan rencana yang disusun oleh Hyunbin dan Chulyong. 

"Aku yakin orang - orang itu akan menghubungi Haechan lagi," kata Hyunbin, "Changmin mulai menunjukkan kekhawatirannya sehingga terkesan terburu - buru hingga bertindak ceroboh melakukan pengeboman di kantor polisi."

"Apa yang bisa aku lakukan untuk membantumu?" tanya Chulyong. 

"Untuk hari ini kalian bersama dengan Haechan, awasi dia jika ada pergerakan menuju ke Hotel King segera hubungi aku. Aku akan segera melakukan penyergapan pada Changmin dan kawanannya," jawab Hyunbin. 

"Hotel King ya..." Chulyong terlihat tengah memikirkan sesuatu, "Kamar nomor berapa tempat pertemuannya?"

"202...."

Chulyong menatap pada Jimin, "Sayang... kau tahu apa yang harus kau lakukan bukan."

"Tentu saja..."

Mark menatap cukup khawatir pada sepasang suami istri yang terlihat licik dan berbahaya. Tetapi melihat tatap mata Hyunbin yang mengarah padanya untuk mempercayai keduanya tentu saja Mark tidak berani melawan. Semuanya demi kebaikan bersama. Mark menolehkan kepala, menatap pada koridor didepannya dan senyumannya tercipta ketika melihat sosok Haechan yang tengah melangkah karena kebingungan. 

"Haechan..."

@@@@@

Mark, Namjoon, Sehun dan Chanwoo menatap pada Hyunbin yang tengah berbicara dengan ayahnya mengenai perintah penangkapan terhadap Changmin. Di saat mobil mereka sudah melaju menuju Hotel King, mereka masih harus meributkan birokrasi yang rumit. Sehandal - handalnya para polisi yang ada di dalam mobil sederhana milik Hyunbin ini, jika tidak ada surat perintah penangkapan maka mereka yang nantinya akan dijatuhi hukuman. 

Takdir?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang