Prolog

31.9K 2.3K 8
                                    

Gadis itu melewati lorong panjang di kala warga sekolah sedang berlomba-lomba ingin pulang ke rumah atau akan main ke suatu tempat. Justru tidak dengannya, ia dipanggil ke kantor kepala sekolah yang entah apa tujuannya. 

 Ia sempat berpikir ini mengenai pakaian sekolahyang dipakainya. Memang agak berbeda, tapi ini style yang cocok dengannya. Lengan bajunya digulung sedikit, tidak memakai dasi, bajunya dikeluarkan, serta memakai rok diatas lutut. Untuk tidak ke kelasnya kembali, ia lebih memilih untuk memanggul tasnya di bahu kanannya.

Ini adalah hari keduanya bersekolah yang dekat dengan indekos – tempat tinggalnya sekarang. Tidak ada alasan khusus ia pindah kemari. Berkat kecerdasan dan sertifikat lomba yang ia dapatkan untuk sekolahnya dulu, ia bisa masuk kemari dengan mudahnya walaupun di penghujung kelas tengah.

Raganya sudah tiba di depan ruang kepala sekolah, namun jiwanya berada di indekos. Sepanjang perjalanan ia terus memikirkannya tanpa jawaban. Tidak mungkin 'kan ia akan dikeluarkan karena pakaiannya?

Akhirnya ia memberanikan diri untuk masuk ke dalam. Aroma peppermint menyeruak indra penciumannya saat masuk ke dalam ruangan kepala sekolah. Selera yang aneh. Kepala sekolah tersenyum kepadanya dan menyuruhnya untuk duduk di bangku yang disediakan. Gadis itu duduk di bangku itu sambil menaruh tasnya di atas pahanya.

Setelah kepala sekolah selesai dengan urusan bersama kertas yang dipegangnya, ia menghampirinya dengan duduk di depan gadis itu. "Bagaimana bersekolah di sini? Semua berjalan dengan baik?" tanyanya hangat.

Gadis itu sedikit merasa aneh dengan ucapannya. Pasalnya ia tidak pernah mendapat sapaan hangat sedikit pun di sekolah lamanya. Yang didapat hanyalah sebuah kata-kata yang tidak pantas diucapkan oleh tenaga pengajar.

Tapi ia tetap menjawab. "Saya baru bersekolah dua hari disini dan menurut saya masih cukup baik. Tetapi saya tidak bisa jamin jika keesokan harinya akan baik-baik saja," jawabnya sedikit berbohong.

"Baiklah, semoga kamu betah disini," ucap kepala sekolah ramah.

Gadis itu masih tidak mendapat jawaban yang diinginkannya. "Lalu kenapa saya dipanggil kemari? Saya pikir Bapak akan mengomentari pakaian saya ," ucapnya.

Kepala sekolah tertawa. Ia semakin bingung apa yang terjadi, padahal jawaban yang diberikannya tidak ada yang lucu sama sekali. 

"Hahaha ... maaf, saya memanggil kamu bukan karena hal itu. Saya mau menyampaikan sesuatu kepadamu," ucap kepala sekolah semakin serius. "Saya ingin menjadikanmu anggota Cassiopeia."

"Hah?"

ఇ ◝‿◜ ఇ

TO BE CONTINUED

ఇ ◝‿◜

Cassiopeia ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang