"OMG! rumah lo gedhe banget." kaget Cahaya saat memasuki rumah keluarga Elbaz. Ya, sekarang Ghadia, Ajeng dan Cahaya tengah bermain ke rumah Aleena, penasaran katanya dengan rumah Aleena.
"e...makasih, ini bukan rumah aku. Tapi ini rumah mama sama papa aku." ucap Aleena polos. Ghadia dan Cahaya menganga mendengar ucapan polos Aleena.
"Oh ya, silakan duduk! Dari tadi kalian berdiri terus." mereka pun akhirnya mendudukkan dirinya di sofa berwarna cream tersebut.
"kalian mau minum apa? Biar aku suruh mbak hari buatin."
"Mmm...nggak usah deh Al." ucap Cahaya merasa tidak enak.
"gak apa-apa, bentar ya." Aleena pun berdiri dan menuju dapur.
"mbak hari, tolong buatin juice orange 3 sama cemilannya yang sehat ya mbak. Terus nanti di bawa ke ruang tengah ya."
"baik nona, tunggu sebentar ya." Aleena pun mengucapkan Terima kasih dan berlalu.
"teman-teman, maaf ya tempatnya agak membosankan." sekali lagi Ghadia dan Cahaya tercengang dengan ucapan Aleena.
"eh, Al. Enggak kok ini rumah lo nyaman banget, ya walaupun tadi ada om-om berotot yang nakutin." ucap Ghadia.
"by the way, nyokap lo kemana?" tanya Cahaya.
"ouh itu, mama ke kantor."
"nyokap lo pengusaha?" Tanya Ghadia.
"iya."
Ketika mereka tengah berbincang-bincang, terdengar suara mobil masuk ke halaman rumah.
"itu kayaknya ada yang pulang." ucap Ghadia.
"iya, itu mungkin kakak aku." terdengar suara derap langkah kaki memasuki rumah.
"kak Aksa!" Aleena pun berdiri ketika melihat Aksa tiba di ruang tengah.
Ketiga teman Aleena tampak terkejut dengan kedatangan Aksa.
"dia 'kan." lirih Ajeng.
'sumpah dia ganteng banget.' pekik Cahaya dalam hati.
'gua pengen teriak, gantengnya melampaui batas.' batin Ghadia.
"kakak enggak ke cafe? Tadi kak Arion sepulang sekolah berangkat ke kafe," tanya Aleena.
"enggak, aku mau ngehabisin waktu sama kamu." jawab Aksa dan diangguki kecil oleh Aleena.
"ouh ya, kak. Kenalin mereka teman-teman aku." Ghadia, Ajeng dan Cahaya pun berdiri dan mendekati mereka. Mereka pun mengenalkan diri masing-masing sambil mengulurkan tangan, namun tidak ada balasan dari Aksa dan hanya tatapan yang mereka dapat.
"Aku ke kamar." Aksa pun pergi meninggalkan mereka berempat.
"maaf ya, kak Aksa orangnya memang begitu." ucap Aleena merasa tidak enak.
__________Saat ini Aksa, Arion dan Aleena tengah berada di gazebo yang pernah dibuat oleh Aksa dan Arion.
"besok kita sepedaan." ucap Aksa dengan wajah datarnya.
"kakak itu enggak boleh kayak tadi, 'kan kasihan teman-teman aku jadi ketakutan." ucap Aleena dengan kesal.
"hm." gumam Aksa.
"ngeselin." Aleena memutar bola matanya malas.
"jadi?" tanya Aksa masih dengan wajah datarnya.
"apanya?" kesal Aleena.
"ck, sepeda." decak Aksa tanpa mengubah raut wajahnya.
"nggak tahu." Aleena memalingkan wajahnya sambil bersedekap dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEENA
Teen FictionAleena elmira Elbaz, gadis berusia 17 tahun harus mengidap agoraphobia. Akibatnya ia harus melakukan homeschooling. ia memiliki kedua kakak yang tampan bernama Aksa Zhafran Elbaz dan Arion Afriza Elbaz. Kedua kakaknya sangat menyayangi dirinya namu...