Haechan yang senang melihat kedatangan Mark dan para polisi yang lain dikejutkan ketika kemudian Changmin bahkan mendorong tubuh Khael hingga pegangannya terlepas dari Haechan dan mengurung tubuh mungil Haechan dengan mencekik leher Haechan menggunakan lengan yang kekar.
"Kalian benar - benar memberikan kejutan yang luar biasa," ucap Changmin, "Tapi aku tidak akan kalah."
Haechan meronta cukup keras di dalam cengkraman tangan Changmin, ia bahkan mencoba untuk mengigit lengan Changmin tetapi sepertinya gigitannya sama sekali tidak berguna sama sekali.
Sementara itu, Khael, Hyungwon dan Daniel dengan cepat mengeluarkan pistol mereka.
Mark, Hyunbin, Sehun dan Namjoon segera bersembunyi di balik tembok begitu desingan peluru mulai terdengar dengan peluru - peluru meluncur kearah mereka.
"Mark hyung!!!!"
Mata Mark membulat mendengar teriakan Haechan yang terdengar semakin menjauh.
"Dia pasti mau lewat kamar sebelah," kata Namjoon, "Kamar di lantai ini ada beberapa yang memiliki connecting door."
Dan benar saja ucapan Namjoon, Mark melihat Changmin dengan Haechan yang diseret keluar dari pintu kamar sebelah. Mark berlari mengejar kearah Changmin.
Tersisa Hyunbin, Sehun dan Namjoon yang masih bersembunyi dibalik tembok. Begitu peluru sudah tidak terdengar, Sehun mencoba mengintip kedalam dan sialnya sebuah peluru meluncur kearahnya beruntung ia segera menghindar meski peluru tetap menyerempet bahunya.
Sementara perhatian tertuju pada peluru yang menyempret pada bahu Sehun, Hyunbin merangkak masuk kedalam ruang hotel.
Namjoon memilih jalan lain untuk masuk melalui pintu kamar sebelah.
Sehun yang tersisa di koridor di kejutkan oleh kemunculan Daniel yang tersenyum kearahnya.
"Matamu indah sekali hyung... pasti enak kalau di celupkan ke saos..."
Sehun tertawa kencang, "Menjijikkan..."
Namjoon yang masuk melalui pintu kamar 203 bertemu dengan laki - laki bernama Khael yang karena terkejut terburu - buru mengacungkan pistol kearahnya. Namjoon sendiri yang membawa pistol dengan lebih cepat menembakkan satu peluru kearah kaki Khael.
Suara jeritan Khael terdengar begitu memilukan, jelas sekali jika anak laki - laki didepan Namjoon ini tidak dilatih seperti yang lain. Namjoon mendekati Khael dengan pistol yang masih mengacung. Tiba - tiba saja Khael mengeluarkan pisau kecil yang di tusukkan pada sepatu Namjoon.
Namjoon merintih kesakitan ketika tusukan pisau tepat mengenai kakinya, ia menyesal karena sudah berbaik sangka pada laki - laki didepannya ini. Kaki Namjoon yang lain refleks menendang keras pada Khael yang masih terbaring diatas lantai. Namjoon menarik pisau dari kakinya, ia melihat Khael berusaha bangkit berdiri meski sudah tertembak. Namjoon menghela nafas panjang dan melepaskan satu tembakan lagi, kali ini mengenai kaki yang satu hingga Khael benar - benar sudah tidak mampu berdiri lagi.
Namjoon menatap prihatin pada laki - laki yang masih meronta hebat dan memakinya ketika ia memborgol tangan Khael.
Hyunbin bangkit berdiri dengan tegak di ruang santai kamar hotel nomor 202. Ia menatap sekeliling dengan waspada dan tidak melihat Hyungwon dimanapun, matanya kemudian menatap kearah lantai dua hotel dan melihat sosok Hyungwon dengan senjata laras panjang. Hyunbin berlari menghindar dan bersembunyi dibelakang bar ketika Hyungwon menghujani dengan peluru - peluru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir?
FanfictionLee Haechan, seorang anak laki - laki berusia 16 tahun memberanikan diri dengan menjual dirinya sendiri di sebuah situs prostitusi untuk mendapatkan uang jajan tambahan. Mark Lee, seorang polisi muda berusia 24 tahun yang baru lulus dari akademi ke...