Chapter 1:
'Siapa ya gadis itu? Rasanya.. aku pernah bertemu dengannya,'
ෆ╹ ° ╹ෆ
"huft, hari ini sekolah..." aku berbaring di ranjang sambil menatap langit-langit kamar.
"Vianna, ayo berangkat, nanti terlambat loh," teriak kak Vivian dari bawah.
Tak banyak bicara, aku pun langsung bergegas turun kebawah, berlari menuju kak Vivian, lalu berangkat. Sekolah-ku cukup dekat dari rumah, tidak sampai 10 menit aku pun sampai di sekolah.
"Kak, Via duluan ya," ucapku ketika sampai di gerbang sekolah.
"Iya, semangat sekolah nya ya-!" balas nya sambil melambai kepadaku yang sudah masuk ke halaman sekolah.
Aku hanya membalas dengan senyuman, lalu bergegas menuju kelas. Sampainya di kelas aku sudah melihat sahabatku, Kania, duduk di bangku nya sambil membaca buku. Kania memang seorang sahabat yang bisa dibilang perfect, dia cantik, baik, pintar dan rajin. Hanya saja, Kania terlalu posesif, sehingga aku hanya mempunyai sedikit teman perempuan.
"DUAR-!" bentak ku, berharap Kania terkejut.
"Pfft, aku ngga kaget, hehe," kekeh nya pelan.
"Eh, denger-denger ada murid baru ya?" tanyaku.
"Ah, iya dia perempuan," jawab Kania sambil menatapku tajam.
"Iya-iya Kan, aku paham, jangan menatapku begitu, seram tau-!"
"Gadis pintar," ucapnya sambil tersenyum padaku.
'Hah... lagi-lagi begini, kalau terus begini bagaimana aku bisa memiliki teman'
"KRINGG," bel tanda masuk kelas berbunyi.
Semua murid pun segera masuk ke kelas, lalu mengeluarkan buku pelajaran pertama, bahasa Indonesia. Guru bahasa Indonesia mulai masuk ke kelas, hari ini dia membawa seorang gadis di belakangnya.
"Baik, selamat pagi anak-anak," ucap bu Manda kepada murid-murid nya.
"Pagi juga buu," jawab teman-teman serentak.
"Oh iya anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru, silahkan perkenalkan diri nak,"
Murid baru itu mengangguk, lalu maju sekitar 2-3 langkah.
"Hai teman-teman, kenalin aku Ayna, semoga kedepannya kita bisa berteman baik, mohon bantuannya-!" ujarnya ramah.
Aku melihat kearah Kania, terlihat jelas kalau dia tidak tertarik pada Ayna.
"Baik Ayna, kamu bisa duduk di sebelah sana ya,"
"Baik, perintah di menger- eh, maksudku, baik bu." dia mengangguk pelan dan mulai melangkahkan kakinya menuju bangku yang di tunjuk oleh bu Manda.
Gadis berambut panjang dan berponi itu meletakkan tas-nya dan kemudian duduk.
'Hah... benar-benar gadis yang cantik' gumamku dalam hati.
"Hei, apa yang kau lihat? Jangan bilang kau tertarik dengan perempuan itu! Padahal ada aku disini, kenapa bukan aku saja yang kau lihat?" gerutu Kania sambil melipat kedua tangan sembari membuang mukanya padaku.
Aku sudah terbiasa dengan sikapnya yang seperti itu, aku meletakkan kepalaku di atas tangan kananku dan melihat Kania sambil tersenyum kecil.
"A-apa? Kenapa melihatku seperti itu?
"Bukannya kau yang meminta?"
"Ah.. sudahlah, lupakan saja."
Aku hanya membalasnya dengan tertawa kecil. Tak terasa jam dinding di kelas telah menunjukkan waktu istirahat, ternyata waktu berputar lebih cepat dari yang ku kira. Untuk mengganjal perut, aku dan Kania pergi ke kantin dengan niat membeli beberapa makanan kecil disana.
"Eumm...apa kau Vianna?" tanya seorang gadis yang membawa sepotong roti dan berdiri di sampingku. Dia adalah murid baru itu, Ayna.
"Apa masalahmu dengannya hm?" Kania menatapnya dingin.
"T-tidak seperti itu... Aku hanya bertanya." Ucapnya sambil menunduk.
"Kania..." aku mengerutkan alis, tentu saja kania akan memasang muka sebal padaku.
"Ah iya, aku Vianna, ada apa ya?
"Kau Vianna? Ah, syukurlah, aku sudah mencarimu kemana-mana."
"Mencariku? Untuk apa?"
"Kau tidak tahu? Ah, ibumu pasti belum memberitahumu. Aku Ayna sepupu jauhmu, belum lama ini aku pindah rumah di sekitar sini, ibu bilang aku akan satu sekolah denganmu, jadi aku ingin menawarimu untuk pulang bersama nanti." Jelasnya padaku.
"Hei! Kau pikir aku apa? Aku yang akan pulang dengan Vianna!" bentak Kania sambil memukul meja kantin.
Orang-orang yang berada di kantin menatap ke arah kami karena kegaduhan yang dibuat oleh Kania.
"Sudahlah Kania, kita bisa pulang bersama kan?"
"Hah.. ya sudahlah terserahmu saja." Terlihat jelas di mukanya bahwa ia tak mau pulang bersama Ayna.
"Apa aku mengganggu? Kalau begitu aku akan pulang sendiri nanti..." raut wajah Ayna terlihat sedih.
"Tidak kok, kau boleh pulang bersama kami, omong-omong sebentar lagi istirahat akan selesai, ayo kembali ke kelas!" aku menggandeng tangan Kania dan mulai bergegas menuju kelas.
Pelajaran setelah ini adalah matematika, benar-benar pelajaran yang membosankan. Aku tidak menyukai pelajaran yang memutar otak seperti itu. Mungkin nanti aku akan melamun lagi seperti biasanya.
ෆ╹ ° ╹ෆ
'Aduh.. sakit.. a-aku dimana? Bukannya aku sedang belajar matematika di kelas ya? Tempat apa ini?' aku berada di suatu tempat yang gelap, seperti berada di dalam gua.
Aku berjalan entah kemana, berharap menemukan jalan keluar. Aku melihat cahaya dari kejauhan, seperti cahaya api, aku menuju ke arah cahaya itu, berpikir kalau mungkin terdapat seseorang disana yang dapat menolongku.
'Seorang gadis.. t-tunggu, bukannya gadis itu?! Dia yang berada di mimpiku kemarin? Dia bersama Ayna? Apa yang mereka lakukan? Ayna berlutut pada gadis itu?! Untuk apa?'
"Vianna! Bisa-bisanya kamu tidur di kelas bapak, saya hukum kamu berdiri di luar kelas sampai jam pelajaran saya selesai." Bentak pak Burhan padaku.
'M-mimpi? Itu tadi cuma mimpi? Kenapa rasanya nyata sekali...'
"Dibilangin malah ngelamun. Cepat keluar kamu!" ucap pak Burhan kesal.
"I-iya pak, maaf." aku bergegas keluar kelas.
'Aneh... apa ada yang ingin dia beritahu padaku?'
___________________________________________
gmnaa ? author masi belajar nulis ⊂(・▽・⊂)
jadi maaf ya klo jelek ? maaf juga klo ada salah kata atau tulis. Makasi banyak yang uda mau baca-! jangan lupa vote nya-!
thx guys 💓
KAMU SEDANG MEMBACA
Vianna and the little elf
FantasíaKecepatan, kekuatan, kelincahan, mereka memiliki semuanya. terlahir sebagai keluarga kerajaan dan terikat dengan perjanjian yang dibuat oleh sang raja pertama. Bertemu dengannya dan mengetahui semua yang terjadi di masa lalu. Mengungkap tentang sia...