Extra Chapter Part 2 : Aku dan Kamu Satu

467 46 1
                                    

Bukan Iblis, Dia Malaikat!

Shingeki no Kyoujin © Isayama Hajime

Rivaille Ackerman x Eren Jaeger
#Riren#

Rate : M

Warning : Shounen-ai, BL, Yaoi, bahasa amburadul, typo bertebaran, mengandung unsur dewasa dan kekerasan, homophobic jangan baca!!!





'Aku dan Kamu Satu'








Eren membenarkan dasi kupu-kupu yang melingkar di kerah leher Rivaille, kemeja putih motif gari-garis yang dipadukan dengan jas putih yang tidak dikancingkan membalut tubuh tegapnya.

Surai hitam model undercut dengan poni belah kiri yang biasanya dibiarkan terurai begitu saja itu dipoles dengan gel rambut yang disisir ke arah belakang. Satu kalimat untuk melambangkan Rivaille saat ini, terlalu menawan.

Mengindahkan tatapan kagum dari Bocahnya, Rivaille tengah sibuk memelototi ponsel pintarnya. Manik hitam kebiruannya berkilat marah, alisnya menukik tajam, wajah tampannya terlihat dingin dan menyeramkan.

Eren yang melihatnya bergidik ngeri, “Sir? Anda tidak apa-apa?”

Rivaille melirik sekilas, “Hn. Bocah, pergilah lebih dulu. Ada sedikit masalah, aku harus mengurusnya.”

“Baiklah.”

Eren segera beranjak keluar dari kamar Rivaille, memberikan Tuannya itu privasi. Mungkin memang masalahnya sangat mendesak, hingga ia harus diusir secara halus begini.

Ia berjalan menuruni tangga, lantai satu Mansion Utama Ackerman sudah disulap menjadi arena pesta. Meja-meja panjang dengan jajaran makanan dan minuman tertata rapi di sisian ruang, kue ulang tahun jenis black forest bertingkat cukup tinggi terletak di ujung ruangan.

Berbagai jenis lonceng bermacam-macam bentuk dan warna menghiasi seluruh penjuru ruangan, mulai dari yang kecil hingga yang berukuran paling besar. Ditengah-tengah gawang pintu utama sengaja digantungi gerombolan lonceng emas yang akan berbunyi ketika disapu angin malam.

Tamu-tamu undangan yang kebanyakan Anggota Mafia Ackerman sudah berkumpul dan tengah menikmati hidangan yang disediakan, tuxedo dan dress pesta yang mereka kenakan membuat tampilan mereka berubah 180 derajat dari tampilan biasanya.

Satu kesamaan yang tidak bisa ditinggalkan dalam keadaan apapun, mereka harus tetap membawa senjata. Pistol kecil yang terselip dipinggang, Eren juga yakin ada pisau kecil yang terselip dibalik rok dress yang digunakan oleh para gadis. Mereka masih harus tetap dalam keadaan waspada.

“Eren!”

Mikasa berlari mendekati Pemuda Jaeger itu, meninggalkan Annie dan Jean yang tengah adu tatap di belakangnya. Eren langsung menangkap tubuh kecil Mikasa, menggendong gadis kecil yang terlihat cantik dengan dress hitam berenda merahnya itu.

“Mikasa-chan, jangan berlarian. Nanti kalau jatuh bagaimana?”, ujar Eren kalem.

Mikasa memberikan senyum manisnya, “Hehe. Eren, Kakak mana?”

“Sir Rivaille sedang ada urusan. Sebentar lagi pasti akan turun.”

Pundaknya ditepuk dari belakang, ia refleks menoleh ke belakang. Seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik diusianya yang sudah tidak lagi muda itu tengah tersenyum kearahnya, Eren balas tersenyum saat mengetahui siapa yang menepuknya.

Bukan Iblis, Dia Malaikat!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang