Part 59

1.3K 48 0
                                    

Aku boom up loh mana vomentnya?
Disini om bima bakal membabi buta tante girang guys!

Happy reading!


"SUDAH GILA KAMU FEBY!!!", tubuh wanita yang berbalut dress tetat itu membeku.

Ia membalikkan tubuhnya, terkejut. Disana bima dengan zalvin berdiri tegak, zalvin dengan muka terkejut karena baru tahu hal ini.

*GPLAAAKK....

"MAMA!", dhe menutup mulutnya.

"JADI KAMU YANG SUDAH MEMBUNUH ISTRI SAYA?!",

"BANGUN KAMU!", bima menghadiahkan bogeman mentah dipipi feby hingga membiru.

"SELAMA INI SAYA MENYALAHKAN ANAK SAYA, MEMFITNAHNYA, DAN MEMBENCINYA SELAMA BERTAHUN TAHUN! DAN TERNYATA BIANG KEROKNYA ADALAH ORANG YANG SAYA PERCAYA ITU KAMI SENDIRI FEBBY RENANTI!",

"KENAPA HAH?! KENAPA KAMU BEGITU TEGA MEMBUNUH ISTRI SAYA DAN MEMBUAT ANAK SAYA MENDERITA?!!",

"JAWAB FEBY! DASAR JALANG SIALAN TAK TAHU MALU BIADAB!!",

zalvin diam begitu juga dhea, zalvin dengan kekecewaan yang begitu besar. Selama ini selalu percaya pada feby ibu tirinya, namun ternyata dia adalah dalang dibalik kehancuran keluarganya sendiri.

Dhea diam tak mau mengikut campuri urusan mereka, lagi pula ibunya pantas mendapatkan itu bagaimana pun ia telah membuat seorang bayi yang tak berdosa dibenci oleh keluarganya sendiri.

"YA AKU MEMANG MELAKUKANNYA MAS, AKU BENCI SAMA KEBAHAGIAAN DESY DIA SELALU MENJADI PUSAT PERHATIAN ORANG ORANG, SAAT KITA TEMENAN PUN DESY YANG SELALU JADI PUSAT PERHATIAN KAMU, PADAHAL SAAT ITU AKU CINTA SAMA KAMU MAS BIMA!".

"DAN SEKARANG YANG AKU MAU CUMAN HARTA KAMU DOANG, KAMU LIHAT INI? SEMUA HARTA BENDA KAMU AKAN BERALIH TANGAN PADAKU BIMA! HAHHAHAHAHA....", tawa feby menggelegar dirumah itu membuat kesan horror.

"DASAR JALANG TAK TAHU DIRI! ENYAH KAMU DARI SINI BITCH!", bima menyeret feby keluar dari kamarnya. Namun feby berontak, ia memeluk uang uangnya dengan erat.

"Lepas! Lepasin aku mas bima!",

"dhe bantuin mama, lepasin mama dari pria bajingan ini!". Namun dhea diam.

Zalvin pergi meninggalkan mereka yang sibuk bertengkar, sedangkan dhea ia hendak menyusul zalvin namun jalannya terhalang dua orang yang sedang bertengkar hebat itu.
"Ayook cepat pergi dari sini feby renanti! Atau kamu akan habis sama saya!",

"kamu juga dhea pergi dari rumah saya, saya bahkan jijik menatap wajah so polosmu itu!". Dhea menelan salivanya susah payah melihat kebrutalan bima menyeret feby dari atas tangga.

"Itu orangnya pak", feby mematung. Begitu juga dhea.

"Baik, anda kami tangkap atas tuduhan membunuh saudari desyla darma". Feby menggeleng tegas.

"Tidak saya tidak bersalah, mereka yang bersalah mereka menganiaya saya pak!". Lapor balik feby.

"Tapi dari bukti rekaman cctv 16 tahun lalu anda terbukti menabrak saudari desy hingga meninggal dunia". Tubuh bima membeku.

"Itu sudah lama pak polisi, itu sudah lama! Lagi pula itu kejadian lampau tidak bisa kalian menangkap saya!",

"Tentu saja bisa tante feby",

"Dinar..",

"Beliau juga pernah membunuh kakak saya pak, ini buktinya". Dinar memberikan rekaman cctv dikamar kakaknya, terlihat jelas jika feby menusuk pisau tajam itu pada perut kakak dinar. Dinar yang tak kuat melihat itu memalingkan wajahnya.

"I itu pasti editan, itu bukan saya pak saya berani sumpah itu bukan saya!!",

"Semuanya bisa anda jelaskan dikantor polisi bu, tangkap dia!". Kedua polisi lain mengangguk dan memborgol tangan mulua desy yang penuh perhiasan.

"TIDAK LEPASKAN SAYA! DHEA TOLONGIN MAMA! MAS LEPASIN AKU MAS! ZALVIN TOLONG PERCAYA SAMA MAMA LEPASIN MAMA ZALVIN TOLONGIN MAMA!!!",

"KALIAN SEMUA GILA, KALIAN BIADAB BAHKAN KALIAN TERTIPU DENGAN HASUTANKU HAHA.. KALIAN MEMBENCI DARAH DAGING SENDIRI, LEBIH BIADAB MANA HAH?! AKU ATAU KAMU MAS?! LEPASIN SAYA!!!", polisi terpaksa menyeret feby dengan kasar karena ia berontak.

Bima menunduk dalam, ia terduduk lemas dilantai. Begitu juga zalvin, air matanya luruh begitu saja.

"A ayah ttolong ma maafin dhea yah", ucap dhea menghampiri bima.

"CUKUP!", dhea terlonjak kaget.

"cukup sudah ibu kamu, sekarang pergi dari rumah saya sekarang juga!!!".

"T-tapi yah dhea harus pergi kemana, dhea gak punya siapa siapa lagi hikss dhea mohon hikss maafin dhea ayah hikss", bima menatap tajam dhea.

"Jangan panggil saya ayah, karena saya bukan ayah kamu gadis sialan!".

"Kamu sama seperti ibumu! Jalang haus perhatian pergi dari sini!", dhea semakin terisak ia menghampiri zalvin.

"Kak zalvin-"

"Pergi", ucapnya tanpa melihat dhea.

"Tapi kak-",

"PERGII!!", dhea memejamkan matanya. Jadi ini rasanya dibentak orang yang kita sayang, walaupun mereka saudara tiri, tapi tak dipungkiri kalau dhea menyayangi saudara saudara tirinya itu kecuali alinka.

Ia pergi berlari menjauh dari rumah besar itu, rumah besar yang mewah sangat hangat terlihat dari luar namun ternyata adalah palsu, tidak ada kebahagiaan dan ketulusan disana.

Tiba tiba pikirannya buyar pada saat ia menyiksa alinka, bagaimana kejamnya ia memukuli alinka tanpa ampun bahkan ketika gadia itu sudah sekarat, bagaimana ia mencambuk tubuh lemah alinka hingga dipenuhi bercak darah dibadannya.

Ingin sekali rasanya bima mengulang waktu, namun itu tidak bisa tidak mungkin terjadi.

"Penyesalan memang datang terakhir, kalau pertama itu namanya pendaftaran". Ucap dinar lalu pergi dari sana.

Biarlah mereka merenungi kesalahannya selama bertahun tahun lamanya, menyiksa anak tak berdosa, memukulinya, mengurungnya digudang sempit nan gelap. Sangat tidak berperikemanusiaan.

ALINKA (END) {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang