Moonlight 04

1.2K 192 20
                                    


Sesampainya Ino di kediaman Yamanaka ia langsung di sambut oleh suara sang ibu yang menggelegar, "Yamanaka Ino."

Ino yang baru saja memasuki mansionpun terkejut dan langsung menoleh kearah ibunya, "Ada apa ibu?."

Nyonya Yamanaka mendekati Ino kemudian mengeluarkam beberapa lembar foto, "Kau masih menemui lelaki miskin itu." bentak sang ibu sembari melempar beberapa lembar foto yang menampakan Ino dan Sasori di cafe beberapa hari lalu.

Ino melotot terkejut, dari mana ibunya bisa mendapatkan foto-foto saat ia menemui Sasori. Apakah mansion yang sepi kemarin hanyalah sebuah jebakan. Ino menatap sang Ibu dengan pandangan senduh, "Bu, kumohon. Aku sangat mencintai Sasori. Tolong biarkan aku bersama dengannya."

Nyonya Yamanaka berdengus kemudian melipat kedua tangannya didepan dada, "Boleh saja."

Ino yang mendengar ucapan sang Ibupun menatap semangat nyonya Yamanaka dengan pandangan sangat senang, "Sungguh? Ibu sudah merestui hubungan kami?."

"Silahkan saja jika kau ingin bersama lelaki miskin itu tapi jangan harap kau mendapatkan warisan dari keluarga Yamanaka karna setelah kau memilih lelaki miskin itu dengan segera Ibu akan segera mencoret namamu dari ahli waris bahkan dari kartu keluarga." jelas nyonya Yamanakan dengan lantang.

Ino yang mendengar itu memandang tak percaya kearah sang ibu, "bu.. aku anakmu."

Sang ibu berdengus, "Tentu kau anakku tapi jika kau kekeuh memilih lelaki itu saat itulah kau bukan anakku." tegas sang ibu kemudian meninggalkan Ino sendirian yang masih mematung.

"..Hiks.." Ino menangis ia bingung ia mencintai Sasori tapi ia juga tidak bisa hidup tanpa kemewahan yang sudah ia rasakan sedari lahir.

****

Haruno Sasori yang mendengar kabar bahwa sang adik telah di pecat oleh pekerjaannyapun terkejut. Bukan apa, ia sangat tau bahwa sang adik sedari dulu memang bercita-cita sebagai desainer. Meskipun ia hanya bekerja di perusahaan kecil tetapi adiknya itu selalu tersneyum karna melakukannya dengan sepenuh hati.

Haruno Sasori menatap wajah tidur tenang sang adik, setelah hampir satu jam Sakura menangis di pelukannya dengan terisak sampai akhirnya ia tertidur. Sasori menghela nafas berat, ia tidak tau jika masalahnya akan merembet seperti ini. Disaat Sasori termenung suara ketukan dari pintupun terdengar. Ia bingung siapa yang mengunjunginya pada jam malam seperti ini.

Sasori berdiri kemudian membuka pintu apartemennya, "Ino." ucapnya terkejut menatap sosok Yamanaka Ino berdiri didepannya.

Ino tersenyum, "Boleh aku masuk?." Sasori mengangguk, "Masuklah."

Inopun memasuki apartemen Sasori. Sasori menutup pintunya kemudian menyuruh Ino duduk di alas bantal di ruangan. Inopun mengangguk kemudian mendudukan dirinya. Ino sedikit bergerak untuk menyamankan posisinya, Sasori yang melihat itu hanya bisa tersenyum ia tau dan sangat tau bahwa gadis didepannya itu pasti sangat tidak nyaman dengan keadaan apartemennya. Mengingat Ino sedari kecil hidup dengan kemewahan berbanding terbalik saat bersama dirinya Ino akan merasakan hal yang jauh dari kata mewah.

Sasori berkata, "Mengapa bisa kesini?."

Ino menatap Sasori, "Aku hanya ingin melihatmu." ucapnya menatap Sasori.

"Maaf, karnaku kau jadi sasaran Sasuke." lanjutnya merasa sedih

Sasori menggeleng, "Jangan bahas itu. Lagipula aku bersyukur kau tidak menikah dengannya bagaimanapun sikapnya sangat buruk aku tidak tau jika kau menikah dengannya nanti."

Ino yang mendengar itu tersenyum hangat dan memegang tangan Sasori, "Apakah kau baik-baik saja?."

Sasori membalas genggaman Ino, "Jangan khawatirkan aku. Aku lebih mengkhawatirkan dirimu Ino."

Over The Moonlight [SASUSAKU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang