Historicus •The Final Days Of Batavia

16 1 0
                                    

Bedah buku “The Final Days of Batavia” karya Celestiavh


•[Sinopsis]•

Batavia di akhir tahun 1941 hingga awal tahun 1942 dalam keadaan siaga. Pasukan Jepang sudah di depan mata, hanya satu langkah lagi yang tersisa untuk merebut Batavia dari Pemerintah Kolonial Belanda.
Adriaan Hendricus van Steenwijk tidak pernah menyangka bahwa pendudukan Jepang ke Batavia akan berjalan dengan cepat; membawa perubahan signifikan terhadap hidupnya yang awalnya tenteram sentosa. Peristiwa ini melahirkan pergolakan batin dalam dirinya yang merupakan orang "Indo"—hasil pergumulan antara pasutri Belanda-Indonesia. Darah campuran yang beredar dalam dirinya membuatnya dimusuhi golongan Eropa dan dijauhi golongan Bumiputra.
Ketika hari-hari bagi Kota Batavia mulai berakhir dan kegentingan menyergap penjuru kota, Adriaan harus menentukan pilihan hidupnya: bersama untuk Indonesia atau berjuang untuk Kerajaan Belanda.

•[Kelebihan]•

Penulisan latar, khususnya tempat dan suasana sangat detail, sehingga pembaca bisa membayangkan dan merasakan apa yang terjadi pada tokoh.
Diksinya ringan, tidak terlalu rumit, dan mudah dipahami pembaca.
Konsep cerita antimainstream dengan sudut pandang yang masih jarang dibahas.
Kosakata dan istilah Belanda yang dicantumkan dalam cerita terjelaskan lewat narasi dan diberi penjelasan singkat di akhir (catatan kaki).
Tata bahasa mudah diikuti, walaupun membahas cerita masa lampau, tapi ditulis dengan gaya bahasa kontemporer.
Riset penulis mendalam.
Kesan mencekam ada di tiap baris menjadikan cerita yang ditulis terasa hidup
•[Kekurangan]•
Meskipun tidak terlalu mengganggu cerita, tetapi tidak ada penjelasan rinci soal bagaimana sosok dari tokoh-tokoh yang ada, terutama tokoh utama
Beberapa penulisan tanda koma (,) untuk kata “seperti” perlu diperbaiki

•[Saran]•

Untuk pemilihan kata, bisa menggunakan nomina kolektif untuk mengganti beberapa kata yang ditulis berulang.

Bedah buku “The Final Days of Batavia” karya @Celestiavh tahun 1941 hgga awal tahun 1942 dalam keadaan siaga. Pasukan Jepang sudah di depan mata, hanya satu langkah lagi yang tersisa untuk merebut Batavia dari Pemerintah Kolonial Belanda.
Adriaan Hendricus van Steenwijk tidak pernah menyangka bahwa pendudukan Jepang ke Batavia akan berjalan dengan cepat; membawa perubahan signifikan terhadap hidupnya yang awalnya tenteram sentosa. Peristiwa ini melahirkan pergolakan batin dalam dirinya yang merupakan orang "Indo"—hasil pergumulan antara pasutri Belanda-Indonesia. Darah campuran yang beredar dalam dirinya membuatnya dimusuhi golongan Eropa dan dijauhi golongan Bumiputra.
Ketika hari-hari bagi Kota Batavia mulai berakhir dan kegentingan menyergap penjuru kota, Adriaan harus menentukan pilihan hidupnya: bersama untuk Indonesia atau berjuang untuk Kerajaan Belanda.

•[Kelebihan]•

Penulisan latar, khususnya tempat dan suasana sangat detail, sehingga pembaca bisa membayangkan dan merasakan apa yang terjadi pada tokoh.
Diksinya ringan, tidak terlalu rumit, dan mudah dipahami pembaca.
Konsep cerita antimainstream dengan sudut pandang yang masih jarang dibahas.
Kosakata dan istilah Belanda yang dicantumkan dalam cerita terjelaskan lewat narasi dan diberi penjelasan singkat di akhir (catatan kaki).
Tata bahasa mudah diikuti, walaupun membahas cerita masa lampau, tapi ditulis dengan gaya bahasa kontemporer.
Riset penulis mendalam.
Kesan mencekam ada di tiap baris menjadikan cerita yang ditulis terasa hidup

•[Kekurangan]•

Meskipun tidak terlalu mengganggu cerita, tetapi tidak ada penjelasan rinci soal bagaimana sosok dari tokoh-tokoh yang ada, terutama tokoh utama
Beberapa penulisan tanda koma (,) untuk kata “seperti” perlu diperbaiki

•[Saran]•

Untuk pemilihan kata, bisa menggunakan nomina kolektif untuk mengganti beberapa kata yang ditulis berulang.

Recensio BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang