Apa kalian masih ingat dengan kehidupanku yang nyata? Bahwa keadaanku sekarang sedang tidak fit karna hujan hujanan kemarin sepulang dari pemakaman.
Walau sempat berteduh dan menyesap secangkir teh, yang namanya sakit tetap sakit.
Aku mengambil hasil photobox yang berada di dalam pigura--funfact, foto ini diambil secara paksa, karna aku memang tidak suka kamera.
Kepalaku kian pening. Aku belum makan apa apa lagi sejak pagi tadi.
Aku menghela nafas, aku bukanlah seseorang yang jika sakit akan dimanjakan dan di bawakan makanan oleh ibu lalu disuapi sambil dibelai kepalaku--bukan. Aku harus menghadapi kenyataan bahwa aku harus mencari makanan sendiri.
Cobaan terus datang, ada Ayah di lantai bawah tengah mengetik sesuatu di laptopnya. Lagi lagi aku menghela nafas, apa harus aku melayani si tua ini? Dengan keadaan tubuh yang lemas? Malas sekali diriku.
"Park Jihoon, jika ingin turun ya turun saja. Jangan membuat mood-ku buruk. Aku sedang tidak ingin marah, kau bebas siang ini." Ayah berkata ketus tanpa melirik padaku yang menatapnya ragu.
Baiklah, kalau begitu aku segera turun ke bawah, tanpa mengucapkan sepatah kata.
"Tunggu sebentar," ayah menghentikan langkahku. Aku hanya diam di tempat tanpa peduli untuk menatap ke wajahnya, aku sangat tidak sudi. "Jika kau pulang di atas jam 8, habis sudah kau malam ini."
Aku memutar bola mata malas, lalu kembali melanjutkan perjalananku--untuk menyambung hidup seorang diri, tanpa malaikat di sampingku.
Aku benar benar kehilangan sosok itu, dan kini aku diam membisu, sambil memikirkan betapa bodohnya aku pada saat tanggal 1 maret itu.
.
.
To be continud..Ada yang penasaran sama 1 maret?
Dua part lagi ya, hihi
Jamlup vote, atau dimakan gwinam 😏
KAMU SEDANG MEMBACA
Hyung - Hoonsuk [✔]
Historia Corta"tentang duniaku, dan semestaku." -Jihoon park [BEBERAPA PART ERROR, HARAP DIBACA ULANG JUDULNYA SEBELEUM MEMBACA.]