Chapter 1

892 100 3
                                    

Pria Berkain Hitam

"Hei, bagaimana rasanya setelah ditendang dari rumah ayahmu?"

Mo Xuanyu berusia 12 tahun dan hanya bisa meringkukkan tubuh saat anak-anak lain yang lebih besar darinya mengelilinginya. Salah satu dari mereka adalah sepupu jelek dan gendutnya, Mo Ziyuan yang tidak pernah puas melecehkan Mo Xuanyu.

"Lihat saja dia, pantas tidak ada yang menginginkan anak menyedihkan seperti mu. Bahkan ibumu memilih mati ketimbang merawatmu." Bocah lain menimpali dan menertawakan Mo Xuanyu.

Tubuh Mo Xuanyu bergetar hebat tapi luka-luka yang ia dapat dari kemarin masih belum sembuh dan tubuhnya menjerit kesakitan.

"Aw, lihat, dia mendelik kearah kita."

Mata Mo Xuanyu merah dan dia menggigit lidahnya sampai berdarah.

Mo Ziyuan berdecih dan meraih rambut Mo Xuanyu, menariknya keatas dengan kencang, Mo Ziyuan meludahi wajah Mo Xuanyu.

"Dasar banci, kenapa kau tidak mati saja sih."

"Tuan Muda Mo, kau sebaiknya cepat lepaskan tanganmu atau kau akan tertular penyakitnya." Mendengar ini, Mo Ziyuan melempar Mo Xuanyu kesamping. Kepalanya membentur tanah dengan keras bahkan darah mulai merembes keluar dari tempurung kepalanya.

"Pei! Ada baiknya kau tidak pernah ada, kau hanya membawa noda hitam di keluarga Mo!"

Mo Xuanyu menopang tubuhnya dengan tangannya yang gemetaran, pandangannya buram tertutup darah yang keluar semakin banyak. Pemandangan ini terlalu mengerikan dan bahkan mereka hanya terus melecehkannya dengan standar ganda mereka.

Memang apa salahnya, Mo Xuanyu hanya menyukai orang itu, itu tidak seperti Mo Xuanyu ingin tidur dan menghabiskan sisa hidupnya bersama dia. Tapi mereka memandangnya aneh dan menendangnya, tidak membiarkan Mo Xuanyu menjelaskan sesuatu.

Saat dia kembali, ibunya memberinya tatapan kecewa dan jijik lalu memilih gantung diri dibanding harus merawat Mo Xuanyu selama sisa hidupnya.

Tidak ada yang menginginkannya di dunia ini, Mo Xuanyu tahu itu dengan pasti. Dia tidak terlihat dan kau hanya akan menyadari keberadaan Mo Xuanyu saat menaruh perhatian lebih. Terutama saat dia masih dikediaman para Jin, yang Mo Xuanyu lakukan hanyalah mengekor dibalik orang itu dan mengaguminya diam-diam hanya untuk ditusuk dari belakang.

"Aku tidak menyangkah kalau anak-anak bermain sejauh ini, kalian ingin menjadi pembunuh diusia semuda ini?" Suara itu dalam dan rendah, Mo Ziyuan dan kawanannnya berbalik dan melihat pria berpakaian serba hitam dengan topi jerami yang menutupi wajahnya. Mereka tidak tahu siapa orang ini tapi suaranya begitu sombong dan itu hanya membangkitkan amarah mereka.

Mo Ziyuan yang berbadan paling besar sekaligus ketuanya, maju dengan dada membusung. "Kau pikir kau siapa? Apa kau tidak tahu siapa ibuku?!"

"Apa ibumu tidak memberitahu mu?"

Darah Mo Ziyuan naik sampai ubun-ubun, menyingsingkan lengannya dan hampir melayangkan tinju yang ditangkap dengan mudah oleh pria ini.

"Kau-"

Cengkraman itu kuat dan hampir mematahkan jemari Mo Ziyuan apalagi dia tidak bisa membebaskan diri dari tangan pria ini.

Topi jerami milik pria berbaju hitam naik, dia memakai topeng polos dan hanya memperlihatkan sepasang mata berwarna merah darah. Mata itu memandang mereka begitu angkuh dan Mo Ziyuan dan kawanan nya bergidik ditatap seperti itu.

Bawahan Mo Ziyuan sudah lari terbirit-birit meninggalkan Mo Ziyuan yang masih berada digenggaman pria berbaju hitam.

"Lepaskan! Lepaskan, kalau sesuatu terjadi padaku, kau tidak akan tahu apa yang akan ibuku lakukan. Dia pemimpin desa ini asal kau tahu, kau tidak bisa lolos dengan mudah!"

"Oh ya?" Pria berbaju hitam mencengkram tangan Mo Ziyuan lebih kencang dan bunyi tulang retak terdengar begitu memilukan. Mo Ziyuan melolong kesakitan dan sumpah serapah keluar dari mulutnya, memaki dan mengancam pria berbaju hitam.

"Kau hebat sekali soal mengutuk diusia ini. Anak nakal harus diberi hukuman supaya tidak mengulangi kesalahannya lagi."

Suara retakan lain terdengar, 4 jari Mo Ziyuan patah dan itu pasti tidak akan sembuh total, walaupun sembuh, itu akan meninggalkan efek lanjutan, Mo Ziyuan tidak akan bisa menggunakan jari tangan kanannya dengan baik di masa depan.

"Aku mengaku, lepaskan aku, tolong lepaskan aku!" Mo Ziyuan menangis dan berusah melepaskan diri dari cengkraman pria berbaju merah. Seakan sebatang pohon, pria ini berdiri kokoh tidak terpengaruh dengan rontaan Mo Ziyuan.

Tubuh Mo Ziyuan terpental beberapa meter saat pria berbaju hitam melepaskan cengkraman nya secara tiba-tiba. Mo Ziyuan yang berguling ditanah mendelik kearah pria berbaju merah, dengan wajah merah penuh air mata, dia berlari menjauh dari sana. Meninggalkan Mo Xuanyu berdua dengan pria berbaju hitam.

Mo Xuanyu melihat pemandangan itu dengan tatapan kabur, pandangannya terhalang dan kepalanya pening, dia bisa tidak sadarkan diri kapanpun. Dan saat pria berbaju hitam itu mendekat kearahnya, kesadaran Mo Xuanyu direnggut dan dia jatuh kedalam pelukan hangat yang tidak pernah ia rasakan.

"Istirahat, saat kau bangun, kau tidak akan merasa sakit lagi, ada aku disini."

Mo Xuanyu terbuai oleh suara itu dan dia tertidur tanpa was-was untuk pertama kalinya.

Bulu mata panjang Mo Xuanyu bergetar dan seberkas cahaya masuk kedalam retina matanya.

"Gege! Gege, dia sudah sadar! Dia sudah sadar!"

Alis Mo Xuanyu merajut saat suara nyaring masuk ke gendang telingannya, bulu matanya yang panjang bergetar bagai kipas, perlahan terbuka dan membiasakan diri dengan cahaya yang ada.

Mata Mo Xuanyu bergulir dan menemukan dirinya berbaring di sebuah ruangan asing, tidak ada terlalu banyak barang disini, hanya beberapa talisman yang menempel di dinding dan jendela tunggal.

Lebih banyak langkah kaki terdengar dari lorong, tubuh Mo Xuanyu masih lemah, dia bahkan tidak bisa menggerakkan ujung jarinya.

Dari balik pintu geser seorang pria dalam balutan jubah hitam masuk, diikuti oleh gadis kecil dengan baju kusamnya.

"Dibagian mana saja kau merasa tidak enak?"

Mo Xuanyu mengingat dengan samar suara ini, ini adalah pria yang mematahkan jemari Mo Ziyuan dan membawanya dalam pelukan hangat.

"Ah-Ji, bawakan supnya dan bawakan perban baru."

Gadis itu, Ah-Ji, mengangguk patuh dan menyerahkan sup herbal pada si pria dan berlari keluar membawa perban dan obat luka.

"Pelan-pelan." Pria itu membantu Mo Xuanyu meminum sup herbalnya, kerongkongan Mo Xuanyu yang awalnya kering menjadi lebih hangat dan dalam suara serak dia berterima kasih pada si pria.

"Tidak perlu berterima kasih, kondisimu menjadi lebih sehat sudah membuatku senang."

Wajah Mo Xuanyu memerah, si pria masih menyupainya sup herbal dengan pelan bahkan tidak jijik ketika membersihkan kotoran disekitar mulutnya. Diperlakukan demikian, Mo Xuanyu tidak bisa membantu melainkan menjadi lebih merah.

"Ge, aku pikir dia deman, wajahnya merah sekali." Ah-Ji datang dengan kotak obat ditangannya, berjalan pelan kerah si pria dan menyerahkannya.

"Kalau kau masih kurang enak badan, aku akan membuat sup herbal lain, tapi aku akan mengganti perbanmu lebih dulu."

Mo Xuanyu mengangguk patuh.

"Terima kasih, itu....."

"Kau bisa panggil aku Xian Gege."




Tobecontinue

Tata Cara Mengurus Rumah TanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang