*aiyaiyai~aiyaiyai~aiyaiyai~
suara alarm berbunyi yang menunjukkan pukul 5 pagi, tapi Ryuna belum juga bangun dari tidurnya.
*aiyaiyai~aiyaiyai~
"ih berisik amat sih, masih jam segini juga."
Ryuna membungkam alarmnya, lalu melihat angka di HP-nya yang menunjukkan pukul 5.30 pagi."HAH GILAK, UDAH JAM SEGINI. Bisa telat aku nanti... omaygaaat omaygat."
Ryuna langsung bergegas bangkit dari tempat tidurnya dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah tercintah setelah hampir 2 tahun sekolah libur karena pandemi."Bu, aku berangkat ya, assalamualaikum"
"wa'alaikumsalam"
Ia bersalaman kepada ibunya, dan berpamitan.Tak berselang lama Ia pun tiba di sekolahnya, memarkirkan motornya dan berjalan menuju ruang kelas.
"oww nice, sepi dan segar seperti yang kuinginkan."
Lalu ia duduk di salah satu bangku kelas.
Ryuna menyandarkan kepalanya pada meja sambil menunggu teman-temannya datang."eh Ryuna, kamu datengnya kurang pagi."
terdengar suara seseorang dari depan kelas. Panggil saja namanya Vina. Ia teman sekelas dan teman sebangku Ryuna dari Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
"Hm, iya nih keknya harusnya aku datengnya jam 3 pagi aja kali ya."
"Eh iya tugas yang kemarin kamu udah belum Vin?""Oh yang itu, udah."
"Boleh liat tugasmu ga? aku sebagian ada yang belum soalnya susah banget, hehe."
"Boleh kok, bentar ya."
"Makasih ya Vin, kamu baik banget dech."
Ryuna mulai mengerjakan tugas tersebut. Sedangkan satu per satu teman-temannya datang ke kelas.
"Udah nih Vin, makasih yaaaa. Kapan-kapan kalo kamu belum, liat aja punyaku." sambil menyodorkan buku milik Vina.
"Ah gausah gapapa ko, repot-repot amat."
Suara bel berbunyi tanda pelajaran akan segera dimulai. Mereka mengikuti kegiatan pembelajaran dengan semangat (dikit sih).
Singkat cerita, sudah memasuki waktu istirahat.
"Ayo duduk-duduk di tempat biasa." ajak Elen, teman sekelas Ryuna.
"Ga ke kantin nih?" tanya Chisa, bestie Elen.
"Males ah, udah rame."
Ryuna, Vina, Elen, dan Chisa pergi ke tempat dimana mereka sering bercerita. Tempat tersebut ada di sebelah lab IPA yang di didepannya terdapat kolam.
"Aku mau nyari ayang aku, mana ya ayang" kata Elen sambil seperti mencari-cari seseorang.
"Emang ayangmu siapa?" tanya Ryuna.
"Ituloh guru IPA wkwkwkwk." celetuk Chisa sambil tertawa.
"Ahahaha Elen sukanya sama yang udah tua." kata Vina
"Eh eh ga gitu, aku kan suka IPA jadi tuh..."
"Oh iya iyaa hahahaha."
"Kok bisa sih kamu suka sama guru IPA?""Eh ituloh Vin, Elen kan tipenya yang botak gitu" celetuk Chisa.
"Eh iya ya, yang kelas sebelah juga kan botak."
Mereka tertawa terbahak-bahak, termasuk Ryuna yang sedari tadi ikut mendengarkan percakapan mereka.
"Vin, kamu pernah pacaran ga sih?" tanya Chisa kepada Vina.
"Vina mana mungkin pacaran, kan dia alim, cantik, pinter banget terus agamanya bagus, Vina mana mungkin bisa diajak pacaran hahaha." Ryuna memotong pertanyaan Chisa.
"Oh iya ya, kalo crush punya ga Vin? kalo ga punya berarti ga normal."
"Ohh kalo itu punya sih." jawab Vina.
"Wuihhhhh normal ternyata, siapa Vin? kasih tau dong. Pasti si Nofan ketua kelas itu, soalnya kan cocok tuh sama-sama pinter." Chisa menggoda.
"Pilih tangan kanan atau kiri Chis? Ga bakalan aku kasih tau crushku." Vina sambil mengepalkan kedua tangannya dan memasang raut wajah agak kesal.
"Takut ih, Vina sangar banget, hiii takut takut.." Chisa sambil tertawa.
"Kalo Ryuna punya pacar ga?""Hah gilak, aku mana mungkin punya pacar, yang suka aku aja ga ada."
"Oh kalo gitu pasti punya crush."
"Eeee hehe."
"Eeee hehe." Chisa mengulangi sambil mengejek Ryuna.
"Siapa Ryu?""Pasti kayaknya Dezga nih." jawab Vina.
Dezga adalah teman sekelas Ryuna dari SD hingga sekarang.
"Ih Vinaa... Engga lah hehe. Aku aja ga pernah ngobrol sama dia." Ryuna sambil menutup mulut Vina menggunakan tangannya.
"Kamu nyadar ga sih, Dezga tuh kayaknya dulu matanya ga dempet gitu, kayak lebih jauhan gitu antara mata satu sama mata satunya lagi. Tapi sekarang kayak agak dempetan gitu." kata Chisa.
"Oh iya bener." Vina juga menyadarinya.
"Hah bisa bisanya, masa sih? Kayak sama aja. Kok jeli amat kamu Chis, aku aja ga nyadar." Ryuna heran.
"Itu kalo rambutnya dibotakin gitu keknya mirip boboho deh wahahahaha." Chisa menjelaskan. (lebih ke mengejek ga sih?)
"Ayo kak kita ke kelas, nanti udah mau masuk lagi." ajak Ryuna.
Mereka pun beranjak dan pergi memasuki ruang kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine But Not Mine
RandomMenyukai seseorang tapi tak berani untuk mengungkapkannya. Hanya bisa terus memendam perasaan itu dan berharap orang tersebut dapat mengetahui dengan sendirinya. Bagaimana bisa?