Bangun pagi, gosok gigi cuci muka tak mandi~ itu adalah yel bangun tidur yang pas buat kalian kalian para remaja jompo.
Oke back to the story. Masih inget kan kalo kemarin Sandra tidur di kamarnya Daren? Gimana reaksinya Sandra begitu tau dia tidur seranjang sama mantannya? Kalo tidur doang si gpp, lah ini, DIPELUK ANJIR. PELUK.
Begini, "Anj- ini gue kok disini?!" Teriaknya tapi pelan. Lah gimana si? Teriak tapi pelan? Intinya gitu.
Pas mau dilepasin, Daren malah makin erat meluknya. Apa apaan itu? Tida sopan untuk kesehatan jantungnya Sandra ya.
"Ren? Lepas dong."
Sandra balik badan buat bangunin Daren, lepas pelukannya terus pulang. Tapi kayanya ga segampang itu deh. Bukannya bangunin, ini cewek satu malah salfok sama muka ganteng mantan tunangannya.
Jari jari lentik-- anjayyy beuhhh cocok banget-- Sandra ngelus pelan pahatan wajah yang sempurna di depannya ini. "Tujuh tahun muka lo makin ganteng ya. Ini hidung bukannya makin pesek malah makin mancung. Iri."
Daren yang emang dari tadi jam lima udah kebangun berusaha buat ga senyum salting denger pujian dari ayang.
"nothing has changed about you. Selain fitur wajah yang makin dewasa, lo ga ada berubah sejak terakhir ketemu ya. Sifat lo masih kaya anak anak walau sekarang lebih ngeselin."
"Iya makasih."
TUH KAN! SANDRA TUH UDAH FEELING KALO INI BOCAH UDAH BANGUN. Tapi kok rasa pengen memarahi dan juga mencak mencak itu ilang ya? Malah dia diem terprsona sama suara + senyum bangun tidur punya Daren.
Jederr seakan kembali ke kesadarannya Sandra langsung nampol pipi kanan Daren pelan. "Heh! Gue kenapa bisa tidur bareng lo?"
"Ah, itu kemarin kamu kaliatan ga nyaman, jadi aku pindahin."
"Terus peluk peluk itu maksudnya apa?! Modus lo?"
"Sebenernya ga sengaja, tapi gapapa, toh kamu nyaman kan dipeluk?" Bohong, Daren emang sengaja meluk Sandra. Daren udah cukup tersiksa tidur meluk guling selama tujuh tahun ya.
Sandra muter matanya males tapi dalem hati dia teriak teriak kegirangan. "Udah gue mau mandi dulu."
"Bajunya ada di lemari ya. Udah aku keluarin dari plastik kemarin."
"Hn."
Sandra jalan ke kamar mandi, sedangkan Daren ke dapur buat bikin matcha buat dia dan teh biasa buat Sandra, agak ga adil ya :)
Setelah ritual mandinya selesai, Sandra keluar cuma ditutupin lilitan handuk. Lupa kalo dia sama yang punya kamar udah ga ada hubungan. Habis pake baju dan juga sisiran, Sandra ke ruang tamu buat ambil hp nya.
"Kamu mau sarapan apa?" Tanya Daren yang ga sengaja liat Sandra waktu mau buka kulkas.
"Ada apel ga?" Sandra nyamperin Daren di dapur sehabis bales chat dari temen kerjanya. Dengan santainya dia buka kulkas dan ngambil apel.
"Apel aja? Ga laper nanti?"
"Lagi diet."
Daren pengen larang Sandra buat diet, tapi nanti malah disemprot. Panjang urusannya. "Yaudah, kalo laper bilang ya, aku masakin."
"Kek bisa masak aja."
"Ngeremehin anak tengah Mahatama nih ceritanya?"
"Iya. Paling lo masaknya ga jauh jauh dari mi sama nasi goreng kan?"
Daren senyum tanpa dosa. Iya sih, dia cuma bisa masak itu doang.
Ting tong.
Bel apartemen Daren bunyi. Yang punya unit langsung jalan ke pintu dan ngobrol sama si pelaku yang neken bel.
"Ren, nitip key card ya. Nanti kasi ke ayang. Dia lagi belanja."
"Iya, bang. Eh tapi emang..."
Sandra cuma bisa denger sayup sayup apa yang diomongin Daren sama orang itu. Sebenernya Sandra kepo karena suara orang itu familiar gitu.
"Siapa?" Tanya Sandra begitu Daren masuk.
"Bang Tama."
"Hah?"
"Loh? Kamu ga tau?"
Sandra ngegeleng. Apaan sih? Emang ada apa? Kok dia kudet begini jadinya. Heh ini ga ada yang mau spill tea? Mentang mentang gue di Jepang? Gitu pikir Sandra.
"Bang Tama sama Kak Wulan sewa unit di sebrang. Sejak dua tahun lalu sih, semenjak keduanya udah di terima di perusahaan tempat mereka kerja."
Oh wow. Udah mulai tinggal bareng ya rupanya. Bagus Ulan, kamu ga cerita cerita sama Sandra.
"Tama ngapain emang?"
"Ini kasi key card buat kak Wulan. Dia tadi keluar ga bawa key card."
"Oh. Gue aja yang kasiin."
Sehabis Sandra bilang gitu, bel bunyi lagi. Anak tunggal kaya raya dari keluarga Dinata itu jalan ke pintu dan langsung di serobot sama Wulan, bestienya.
"Ren, si Tama ada nitip key card ga? Anjir mana gue mesti meeting online lagi sejam lagi. Ck. Ojek anjing emang telat si pas-LOH?!"
Sandra ngeliatin Wulan datar. "Pagi calon mantu keluarga Damian."
"Heh! Kok lo disini?!"
"Hah! Harusnya gue yang nanya, kok lo disini ga bilang bilang?!"
Wulan meringis. "Lupa."
Sandra berdecak, terus kasiin key card ke Wulan. "Nanti habis rapat kabarin gue. paham lo?"
"Iya paham nyai. Jam sebelas langsung gedor aja."
---
Jam sebelas, bukan cuma Sandra yang menuhin ruang tamu unitnya Wulan sama Tama tapi juga dua monyet lagi yang ikut ikutan siapa lagi kalo bukan Ratna sama Rias.
"Ini tuan rumah ga mau nyediain suguhan apa gitu?"
"Tau nih, pelayanan buruk, bintang satu."
"BACOD! Ga ada yang mau ngelayanin monyed lepas kek lo lo pada ya. Gue kasi menyan pake dupa juga abis."
Oke. Sandra nyesel tau fakta kalo dia temenan sama mereka. Heran, padahal mereka udah pada gede kok kelakuan masih kaya bocil tk.
"San, lo kapan pulang?"
"Dua hari lalu. Kaget ya? Kaget ya? Kagetlah masa nggak."
"Nggak kaget sih, soalnya kemarin Reiga heboh sama chatnya Daren yang bilang lagi makan malem sama mantan." Ratna sengaja nekanin mata mantan ke Sandra.
"Oh aja si gue Rat. Reiga ember, jadi ga heran."
"Gue si ga kaget lo pulang ya San. Tapi gue kagetnya itu tuh, kok lo bisa di unitnya Daren? Secara kalian kan mantan." Rias ngikutin jejaknya Ratna yang nekanin kata mantan.
"Nih dengerin ya. Kemarin habis makan malem gue harus ke butik. Kalo nebeng bonyok, kasian muter balik jauhhh banget. Terus yaudah bareng Daren aja umpung deket. Kebetulan kemarin udah larut banget, kasian si Daren kalo nganter gue pulang terus balik lagi kesini. Jadi yah, gue nginep."
"What happened next? Are you guys..." Wulan tepuk tangan yang artinya sebuah kegiatan olahraga bagi sebuah pasangan. Iyah taulah pasti.
"Nggak. Tapi tadi dia modus meluk meluk gue waktu tidur."
"ANJING." "OMO." "FIX BALIKAN!"
Seketika menyesal.
---
ayo gabung tim sukses #sandarenbalikan bersama wulan, ratna dan rias 💪🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
🖇️# ࣪𝐦𝐚𝐡𝐚𝐝𝐢𝐧𝐚 [✓]
Humor[ Finish ] Kisah mengenai si tengah keluarga Mahatama yang sangat menyukai matcha dan juga seorang overthinker; dengan anak tunggal kaya raya dari keluarga Dinata alias si vanilla addict dan si morning person. Mereka dipaksa terikat dalam sebuah hub...