01

327 30 0
                                    

ADALAH Hwang Hyunjin, seorang pria berkebangsaan Korea Selatan yang memiliki hobi berkeliling dunia, mencari spot-spot menarik untuk dikunjungi. Bahkan ia berani untuk menyusuri tempat-tempat becek yang terpencil lalu memotret sesuatu yang menurutnya sinematik kemudian berkenalan dan membuat relasi disana. Semua hal yang ia kunjungi serta yang ia lalui terekam oleh kameranya yang kemudian akan ia edit dan upload ke seuatu platform Bernama Youtube. Dan karirnya sebagai Youtuber melejit sukses.

Ia adalah pria yang memiliki jiwa bebas, tidak heran jika temannya ada dimana-mana. Selain dikenal sebagai seorang selebgram, ia juga dikenal sebagai seorang teman yang ramah dan baik. Dengan wajah tampan yang seolah warisan dari Dewa Yunani ia juga digilai oleh para wanita. Ada beberapa wanita yang dekat dengannya, namun berakhir dengan status pertemanan, tidak lebih. Hyunjin memang orang yang bebas, ia tidak pernah sekalipun berpikiran untuk membuat komitmen dengan wanita—atau pria. Karena ia merasa trauma.

Mungkin pemikiran dan keyakinannya itu akan terus berlanjut jika ia memutuskan untuk berada di penginapannya.

Kini Hyunjin sedang duduk di meja kerjanya yang disediakan oleh pihak penginapan. Didepannya ada laptop untuk mengedit video yang ia ambil hari ini setelah seharian berkeliling di Sigriswil, Interlaken. menikmati pemandangan cantik yang memanjakan mata tidak ada habisnya. Beberapa jam yang lalu, Hyunjin enjoy mengerjakan pekerjaannya sebagai manusia produktif di malam hari. Namun makin kesini, perutnya lapar dan ia butuh sesuatu yang hangat.

Jemarinya berhenti bergerak diatas keyboard, pun jari telunjuk dan tengah yang berhenti diatas mouse. Hyunjin mengerang pelan. "Lapar sekali." gumamnya. Kedua matanya terpejam guna meredakan pusing lantaran rasa lapar yang menyerang di malam hari.

Suara pintu terbuka mengalihkan atensi Hyunjin. Segera pria itu membuka mata dan melihat siapa yang masuk. Itu Felix, temannya yang juga berasal dari Korea Selatan. Rekannya yang ikut dalam turnya di Swiss. Felix datang dengan pakaian hangat serta sebotol bir di tangannya. Pria itu masih baik-baik saja, belum mabuk, matanya bahkan belum memerah, seolah ia baru saja meneguk sekali lalu pulang ke penginapan lantaran tidak ada teman mengobrol diluar sana.

"Urusanmu sudah selesai?" tanya Hyunjin retorik.

Felix mendengkus lalu melepas asal sepatunya. Ia menaruh botol bir diatas nakas lalu membuka jaket hangat miliknya. "Sudah. Diluar tidak asik, sepi sekali."

"Diluar sangat dingin."

"Aku tahu." Felix membalas. Ia kemudian menggantung asal jaket miliknya lalu mengambil botolnya sambil merebahkan diri diatas kasur single miliknya. "Pemandangannya indah, kalau kau mau, kau bisa keluar dan memotretnya."

Hyunjin berkedip lambat lalu ia menoleh ke arah jendela, atap-atap rumah yang bercahaya serta gunung yang diselimuti salju membuat semangatnya bangkit membara. Ia dengan cepat meraih jaket hangat miliknya yang tergoler diatas kasur dari sore, lalu ia meraih kamera dan memeriksa batrainya.

"Kau mau keluar?" tanya Felix menegak birnya kembali. Sambil menatap Hyunjin yang tampak sibuk mencari dompet dan waist bagnya.

Hyunjin mengangguk. Setelah menemukan dompet, ia menaruh dompetnya didalam waist bag hitam miliknya lalu menyampirkannya ke bahu. "Aku lapar. Mungkin makan makanan hangat bukan ide yang buruk." jawabnya pada Felix.

"Oh," Felix memainkan hapenya lalu menguap. Ia melihat lagi Hyunjin yang sibuk memakai sepatunya. "Diluar sangat dingin." katanya mengulang kalimat Hyunjin.

"Aku tahu." Hyunjin membalas dengan nada meledek. Ia kemudian berdiri dan memeriksa kembali isi tasnya. "Oh iya, editanku sedikit lagi beres. Tolong masukkan closingnya ya, sebelum kamu tidur kalau bisa. Terima kasih!" tanpa mengucapkan apa-apa lagi, Hyunjin langsung melesat pergi. Meninggalkan Felix yang mendengkus malas lalu beranjak dari kasur menuju meja kerja Hyunjin.

Waiting For Love - Chanjin - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang