Part 19

4.3K 250 31
                                    


Lima tahun berlalu begitu saja, tapi sosok cantik bak titisan dewi aphrodite itu masih setia dengan tidur panjangnya. Tak ada  tanda-tanda jika Yibo akan membuka mata.

Meskipun begitu, sosok tampan yang telah menjadi ayah dari anaknya masih tetap setia mendampingi dari hari ke hari. Berharap bahwa suatu saat nanti, mata yang terus terpejam rapat akan terbuka kembali melihat indahnya dunia lagi.

Baby Yiyi pun telah bertransformasi dari seorang bayi imut nan gempal menjadi balita tampan nan menggemaskan. Bocah yang sebentar lagi menginjak usia lima tahun itu dibesarkan dengan penuh kasih sayang. Entah itu dari daddy, kakek, nenek begitu pula seluruh penghuni mension.

Akan tetapi, meskipun dikelilingi oleh orang-orang yang sayang padanya, Yiyi tetap saja merasa kurang. Bukan perihal harta benda, melainkan kasih sayang dari seseorang yang bisa dipanggil mommy.

Dalam lubuk hati yang terdalam, Yiyi begitu mendamba hadirnya sosok mommy selama ini. Ia ingin merasakan hangatnya pelukan mommy. Merasakan kasih sayang dan perhatian dari sosok dewasa yang telah melahirkannya.

Tak bisa dipungkiri, meskipun terlahir dengan sendok emas, balita itu kerap kali menanamkan rasa iri di hati terhadap anak-anak seusianya yang memiliki daddy dan mommy. Yiyi ingin seperti mereka, sangat amat ingin.

Pernah sekali Yiyi bertanya pada Sean, mengapa mommy tidak merawatnya? Mengapa mommy tidak ada di sisinya? Apakah mommy membencinya? Apakah mommy tidak menginginkannya?

Sean merasa ditikam tepat di jantung kala itu. Terasa menyakitkan ketika bibir mungil sang putra memuntahkan pertanyaan yang tak masuk akal tentang mommy-nya. Bagaimana mungkin Yiyi meragukan Yibo?

Demi menghadirkan Yiyi di dunia ini, Yibo rela mempertaruhkan hidupnya. Pria yang dicintai itu teramat menyayangi buah hati mereka hingga tak peduli resiko apa pun yang akan ditanggung demi mempertahankan Yiyi.

Mungkin ini salah Sean yang tak pernah jujur sedari awal. Mungkin sudah saatnya ia memberitahu sang anak tentang kondisi Yibo yang sebenarnya

Sean tak mau, Yiyi membenci Yibo suatu hari nanti. Ia tak mau anaknya menjadi durhaka dan beralih menolak kehadiran mommy-nya kelak.

Akhirnya, setelah sekian lama bungkam, Sean pun mulai bercerita. Tidak banyak yang ia ceritakan, Sean hanya menjelaskan secara singkat dengan bahasa yang mampu dicerna oleh seorang balita, mengapa tak ada sosok mommy yang merawat dan membesarkannya? Itu karena sosok mommy yang selama ini didambakan nyatanya tengah terbaring lemah di rumah sakit.

Bagaimana dengan ekspresi Yiyi? Balita itu tak mampu melakukan apa-apa selain menangis tersedu-sedu dalam dekapan Sean. Berbagai rasa kini tengah dirasakan olehnya. Senang, bangga, sedih dan juga sesal tercampur menjadi satu.

Senang karena ternyata mommy sangat menyayanginya!

Bangga karena ternyata mommy merupakan sosok yang kuat!

Sedih karena mommy harus terbaring di rumah sakit dalam waktu lama!

Menyesal karena sempat meragukan kasih sayang mommy!

Yiyi benar-benar merasa berdosa. Balita itu semakin merapatkan pelukannya di leher Sean. Mereka menangis bersama dan saling menguatkan satu sama lain.

Baik Sean maupun Yiyi, sepasang ayah dan anak itu berdoa dalam hati, berharap sang pencipta akan memberikan keajaibannya dengan membawa Yibo kembali ke tengah-tengah mereka.


~ To Be Continued ~

~ To Be Continued ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Baby Boo (Zhanyi) PDF Ready✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang