END

460 54 3
                                    

Dikehidupan selanjutnya.

Park Jimin, anak lelaki berusia 18 tahun. Siswa dari sekolah paling bergengsi di kotanya.

Memiliki attitude yang baik, prestasi sempurna, tubuh atletis dan tentu saja wajah yang tampan membuat Jimin memiliki beberapa penggemar rahasia.

Banyak perempuan entah dari sekolahnya maupun diluar sekolahnya mengirimkan surat cinta atau bahkan hingga mendatanginya langsung untuk mengajaknya berkencan.

Namun sayang, dari semua itu tidak ada yang membuatnya tertarik.

Karena hatinya sudah memilih wanitanya. Pecintanya.

"Boom!"

Jimin menoleh sekilas sebagai respon.

"Tidak kaget?" tanyanya.

Jimin hanya menggeleng pelan lalu bergerak menarik pinggang kekasihnya untuk duduk disebelahnya.

Park Chaeyoung. Teman sekelasnya sedari awal masuk SMA.

Jimin jatuh cinta pada pandangan pertama. Entah apa alasannya, saat pertama kali melihat Chaeyoung sewaktu ospek bahkan Jimin menangis.

Tiba-tiba saja hatinya terasa sangat sakit.

Lalu hari-hari berikutnya malah hati Jimin sangat berdebar hanya dengan menatap Chaeyoung.

Setelahnya Jimin mendekati Chaeyoung yang ternyata direspon baik. Dan berakhirlah seperti ini. Mereka menjadi sepasang kekasih.

"Lepaskan tanganmu atau orang lain akan melihatnya, Jimin-ah" kata Chaeyoung dengan berusaha melepaskan tangan Jimin yang bertengger dipinggangnya.

Sekarang mereka ada diperpustakaan sekolah. Dipojok ruangan dengan rak-rak buku sebagai penutupnya.

"Tidak akan ada" kata Jimin dengan meletakan dagunya pada bahu Chaeyoung. Hidung Jimin bahkan menyentuh pipi kanan Chaeyoung.

Chaeyoung mengehela nafas pelan, "Aku tau kau sangat mencintaiku tapi berhentilah menempel seperti plester" kata Chaeyoung.

Jimin mengecup pelan pipi Chaeyoung lalu menjauhkan dirinya.

Jimin kembali membaca bukunya namun duduk sedikit menyamping kearah Chaeyoung, "Entahlah, mungkin perasaanku padamu akan semakin dalam dari hari ke hari"

Chaeyoung melipat bibirnya ke dalam. Jujur saja perempuan itu sedikit tersipu.

Bagaimana tidak?

Jimin adalah lelaki yang sangat serius. Jarang bercanda. Lalu dengan raut wajah serius dan suara dinginnya Jimin suka mengatakan hal-hal yang mampu membuat seolah kupu-kupu berterbangan diperut Chaeyoung.

Jimin sangat manis dengan caranya sendiri.

"Tapi kenapa bisa begitu? Aku kan sangat jauh dari kriteria perempuan idealmu" kata Chaeyoung.

Pikirkan saja. Jimin adalah anak baik-baik dan kebanggaan sekolah.

Sedangkan Chaeyoung adalah pembuat ulah dan urakan.

Bagaimana mungkin Jimin yang putih bersih seperti awan dapat menyukai Chaeyoung ini?

Jimin mengendikan bahu, "Mungkin di kehidupan sebelumnya aku sudah mencintaimu"

"Dan mungkin pula, aku meminta Tuhan agar kau menjadi takdirku dikehidupan saat ini" kata Jimin tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.

Chaeyoung mengernyitkan dahinya, "Kau percaya pada hal seperti itu?"

Jimin akhirnya menutup bukunya. Kekasihnya sedang berbicara dengannya, akan lebih baik Jimin menatapnya agar Chaeyoung lebih nyaman saat berbicara dengannya.

"Kau tidak percaya?" tanya balik Jimin.

"Aku rasa tidak"

Jimin tersenyum dan menggenggam tangan Chaeyoung, "Jika kau tidak percaya maka tidak usah. Biarkan aku saja yang selalu mendekapmu dalam ingatan dan hatiku dari kehidupan sebelumnya, saat ini dan selanjutnya"

"Kenapa harus kau?" tanya Chaeyoung.

"Karena aku selalu ingin memperjuangkanmu dari awal" balas Jimin.

Jimin tersenyum dan membawa Chaeyoung kepelukannya. Meresapi kehangatan yang tercipta.

Jimin mengingat kehidupan sebelumnya? Tentu saja tidak.

Tapi Jimin percaya pada kata hatinya. Ketika hatinya memilih Chaeyoung maka itu semua memiliki alasan.

"Aku sangat mencintaimu" kata Jimin.

"Aku tau" balas Chaeyoung dengan tersenyum.

Lalu Chaeyoung sedikit merenggangkan pelukannya untuk sekedar mengecup bibir pucat Jimin, "Dan aku juga sangat mencintaimu, Jimin-ah"

END

Makasih buat kalian yang udah mau
singgah dicerita sederhanaku.

Dan aku minta maaf sama semua kekurangan cerita ini dari segi bahasa, penulisan, alur dan ending.

Coz this is my first time make a fantasy story so i'm very nerveous.

But ngeliat respon kalian yang positif jadi bikin aku semangat.

So, see you in my other work^_^

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang