Menjadi akhir bukan berarti terakhir,
Menghilang bukan berarti hilang,
Sama seperti dia,
Walau sudah tiada, bukan berarti tiada begitu saja, tapi kenangannya masih menyelimuti dingin orang orang sekitarnya.~mianhae~
09 Maret
Hari ini, tepat satu tahun aku kehilangan sosok penggangguku. Dia yang sangat suka membuatku kerepotan dengan tingkahnya, menyusahkan aku dengan kelakuannya atau membuatku harus menanggung banyak hal karena ide ide ajaibnya. Aku bahkan marah, setiap kali dia mengulang hal yang sama.
Tapi kali ini tidak, aku lebih baik di repotkan olehnya, tidak apa-apa dia bermanja-manja dalam pelukkanku dan aku berjanji tidak akan marah, aku akan menyuapi dirinya, dan aku bahkan ikhlas jika dia harus menjahiliku atau menggangguku saat aku sedang bekerja.
Aku benci dia yang diam, dia yang sekarang tak merepotkanku lagi, dia yang semakin hari semakin nakal, setiap kali aku memarahinya atau memberinya nasehat dia hanya diam bahkan tidak membantah sama sekali seperti biasanya.
kenapa?
Karena dia tidur terlalu lama, dia membisu terlalu lama, dia tak pernah menggerakkan tubuhnya, dia hanya diam membisu dan sibuk dengan dunia barunya.
"Annyeong, Taehyung-ah." Aku menyapanya, seperti biasa dia sama sekali tidak menjawabku. Oh aku lupa, yang ku sapa bukanlah adikku tapi Gucci abu yang tertulis nama Adikku.
Kim Taehyung
"Kau ingat tidak, di hari ulang tahunku tahun lalu, kau pamit tanpa izin padaku."
"Tanpa mengucapkan apapun padaku."
"Dan karena kau, Jin hyung dan Namjoon marah padaku."
Aku berceloteh meski tau tak akan dijawab olehnya.
Aku ingat sekali bagaimana terpukulnya Jin hyung dan Namjoon yang notabenya adalah saudara seibu Taehyung. Bagi Jin hyung, Taehyung adalah kesayangannya, Taehyung adalah dunianya, Taehyung adalah si kecil penyemangat hidupnya. Aku sempat terkejut saat Jin hyung hanya tersenyum saja di kematian si paling menyusahkan ini, Namjoon juga begitu, seakan dirinya sudah tau akhir ceritanya. Tapi diamnya Jin hyung adalah kekhawatiranku, aku takut dia tidak bisa mengekspresikan dirinya, aku sangat tau dia tidak ingin dua maknaenya yang lain semakin sedih karena sedihnya dirinya dan semakin terpukul karena tidak ada yang membangkitkan semangat adik-adiknya jika dia juga ikut bersedih.
Aku sering sekali melihat dia menangis dalam mabuknya dan perkataannya adalah yang paling jujur, yang paling mengekspresikan semua yang ia pendam dalam dirinya. Dia mengalihkan semua rasa sedih dengan sibuk pada pekerjaannya.
Terkadang aku merasa, pasti akan sangat sulit jika menjadi Jin hyung, Dia yang paling tua pasti dia yang menanggung banyak beban di pundaknya. Jika itu aku, mungkin aku tidak akan sanggup dan tidak akan sekuat dirinya. Meski dia jarang mendatangiku untuk berbagi keluh kesahnya tapi aku ingat sekali hari dimana dia menjadikan ku tempat ceritanya."Aku gagal, Yoon." Tiga kata awalnya yang begitu lirih di hari itu.
"Aku tidak cocok menjadi contoh untuk kalian, aku hyung yang gagal, Yoon. Aku gagal." Dia terisak, untuk pertama kalinya dia terlihat lemah begitu. Seokjin hyung bukan tipe orang yang seperti itu, semua tau walau sesedih apapun dia akan tertawa dan tidak menunjukkan rasa sedihnya pada siapapun.
Aku beranggapan jika dia seperti ini artinya dia sudah terlalu cape berpura-pura, dia sudah lelah membohongi dirinya sendiri. Aku juga pernah seperti itu, dan ku rasa aku memerlukan seseorang untuk berbagai masalah jika itu tak dapatku selesaikan sendirian, percayalah padaku kau akan lebih baik jika membaginya daripada kau menyimpannya untukmu sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhae~
FanfictionFollow dulu sebelum baca:) "Benci aku seumur hidupmu jauh lebih baik daripada harus melihat kalian menangisi detik-detik kematian ku!" - Kim Taehyung. Senyum kotak yang selalu ia pamerkan kini tertutup rapat dengan wajah damai yang sedari tadi masi...