Hai kalian!
Em, Mr. A yang sebelumnya aku hapus kan ya. Dan ini aku mulai buat yang baru. Jadi bagi yang sudah setia baca Mr. A yang baru dua part itu, tolong di refresh ya. Dan mulailah membaca Mr. A yang baru.
Selamat membaca.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sheerin masuk kedalam kelas barunya dengan seutas senyuman. Di hari pertama kelas sebelas ini, Sheerin harus mulai berkenalan lagi dengan beberapa teman yang belum Sheerin kenal. Karena acara kelas yang di acak, mau tak mau Sheerin harus memulai semuanya dari awal lagi.Sheerin duduk di bangku kedua barisan tengah. Sheerin menyukai tempat ini, karena baginya dengan begini ia bisa dengan mudah memperhatikan guru.
Sheerin mengeluarkan handphonenya dan sibuk bermain dengan handphonenya. Entah apa yang di kerjakan Sheerin sampai ia tidak bisa merasakan seseorang datang.
"HP aja terus yang di perhatiin." Ucap seseorang di samping Sheerin.
Sheerin menoleh dan mendapati sahabatnya yang kini sudah memasang senyum lebar. Sheerin pun akhirnya ikut memasang senyuman lebar mengetahui sahabatnya itu duduk di sampingnya.
"Jadi? Kita sekelas?" Tanya Sheerin yang mendapat anggukan dari sahabatnya itu.
Dan dalam sekejap Sheerin langsung memeluk sahabatnya dan berteriak kesenangan. Mereka berdua pun saling berpelukan senang yang mendapat tatapan aneh dari sekelilingnya.
"Kayaknya beneran deh dunia udah mau kiamat. Liat tuh dua cewek pelukan mesra kayak lesbi kampungan."
Sheerin melepas pelukannya dan menatap orang yang barusan berbicara. Sheerin menatap lekat dua orang laki-laki yang sedang melihat ke arahnya dengan pandangan jijik.
"Gue sebenernya seneng sekelas sama lo. Tapi gue sedih sekelas sama mereka." Ucap Keisha sambil menaruh tasnya di atas meja.
Sheerin membalikkan badannya dan menatap Keisha. "Mereka kenapa?"
"Mereka berdua itu pembuat onar. Kerjaannya kalo ga main game ya jailin orang. Emang lo belom tau?"
Sheerin membulatkan mulutnya sambil mencuri pandang pada dua laki-laki yang kini sudah duduk di pojok kelas. "Jangan lupakan gue, kalo gue ga pernah peduli sama orang kayak gitu."
"Ya ya ya."
***
"Jadi seluruh makhluk hidup di dunia ini mem--"
"Bego lo! Curang ah!" Teriak seseorang di pojok kelas. Dan semua orang dikelas termasuk Sheerin sudah paham siapa pembuat suara itu.
Sheerin menengok dan menatap tajam laki-laki pembuat suara tadi. Merasa di tatap, laki-laki tersebut membalas tatapan Sheerin dengan senyuman miring dan sebelah alis terangkat.
"Azrie Ardafian. Apa kamu tidak mendengar perintah saya?" Bentak seorang guru yang sedari tadi mengajar.
"Ya?"
"Angkat tas kamu dan bawa ke depan tempat duduk Sheerin."
"Maksud ibu saya harus pindah ke depan tempat duduk cewe itu?"
Dan pertanyaan Azrie di jawab dengan anggukan sang guru. Azrie berdecak tanpa bergerak sedikit pun.
"Kenapa harus saya gitu bu yang pin--"
"SE-KA-RANG!"
Dan mau tak mau Azrie harus pindah ke depan tempat duduk Sheerin bersama temannya itu. Sheerin menatap sebal Azrie yang harus pindah di depannya, karena ini benar-benar di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. A
Teen Fiction[INI BUKAN FANFICTION] Sheerin tidak akan pernah mau mengenal dan berhubungan dengan masalah percintaan. Karena baginya cinta itu membawa kekecewaan. Membawa penderitaan. Dan juga membawa tangisan. Hingga pada akhirnya Sheerin bertemu dengan seseora...