Forty

667 66 5
                                    

THANK YOU SO MUCH FOR 2K READERS YOU GUYS ARE THE BEST!
Ps: sorry for an error so i unpublished it first.
Here's chapter 40!
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

-Niall Horan's POV-

Aku tidak salah dengar kan? Iyakan? Berarti kemungkinan Luna mengingatku sebagai kekasihnya semakin besar.

Tapi, apakah itu hal bagus? Maksudku, Harry kan sekarang kekasihnya. Tapi Harry selingkuh dibelakangnya. Tapi, ia kan sedang mabuk. Bagaimana kalau ia marah padaku lalu ia menganggapku bukan sahabat yang baik?

"Apa Harry peduli akan perasaanmu terhadap Luna sekarang? Apa ia peduli? Tidak!"  kata-kata Zayn itu terus menghantui pikiranku.

Kini Luna sudah mulai tertidur di kamar hotel Harry. Dan Harry belum kembali. Damn. Aku duduk di sebelah Luna, aku mengusap rambutnya, menyadari betapa cantiknya ia saat sedang tertidur. Betapa lembutnya tampangnya saat ia tertidur. Harry sangat bodoh jika ia masih melihat wanita lain saat sudah memiliki wanita tersempurna ini.

Aku mencium kening Luna. Berharap semoga ia akan mengingatku. Semoga saja.

Zayn dan Perrie sudah bergelut tertidur di kasurku. Kepalaku semakin pusing. Aku memutuskan tidur di sebelah Luna. Tapi membelakanginya. Jadi ia menghadap ke jendela, dan aku menghadap pintu. Saat aku sudah mulai tertidur, aku merasa ada tangan yang memelukku dari belakang. Aku melihatnya–itu tangan Luna. Wow. Aku tidak mimpi kan?!

Saat aku sudah ingin tenggelam dalam mimpi, ada suara gebrakan pintu. Aku, Luna, Zayn, dan Perrie langsung terbangun mendengarnya. Harry–dalam keadaan kemeja bajunya terbuka tiga dari atas, dan rambut acak-acakan, masuk ke dalam kamar hotel. Matanya merah.

"Dari mana saja kau!" Zayn berteriak.

"Bukan urusanmu!" Harry berjalan masih goyah. Luna langsung berdiri, menuntunnya saat berjalan. "Lepaskan aku, jalang!"

"Harry!" Aku dan Zayn berteriak bersamaan. Beraninya ia memanggil Luna jalang.

"Kenapa? Kalian mau membelanya? Bela saja. Aku tidak membutuhkannya lagi. Sahabatku mengambilnya! Sahabatku merebutnya dariku!" Ia berteriak, lalu tiba-tiba menangis. Ia sungguh mabuk berat. "Kau Niall! Kau sendiri yang menyuruhku menjaganya karena ia amnesia! Tapi apa?! Apa?!"

Shit. Harry mengatakan bahwa Luna amnesia. Ekspresi Luna berubah. Rahangnya terbuka dan ia menutupnya dengan dua tangannya. Ia langsung duduk di kasur, tidak percaya akan perkataan Harry. Entah perkataan yang mana.

"Harry, kau mabuk," aku mencoba menenangkan emosi Harry yang tidak terkontrol itu.

"Jangan kau sok baik padaku! Kupikir kau sahabatku, Niall! Ambil saja Luna! Ambil ia!" Harry berteriak. Lalu tiba-tiba ia berlari ke kamar mandi, dan diikuti aku dan Zayn. Harry muntah-muntah, lalu langsung diberi air putih oleh Zayn.

"Harry, kau baik-baik saja?" Tanya Zayn.

"Aku dimana?" Harry seketika linglung. Ia mulai sadar dan tidak mabuk lagi. Ia keluar dan melihat Luna sedang menangis diatas kasurnya, ditemani Perrie. "Luna, kau kenapa?"

Luna membuka tangannya lalu menampar Harry.

"What?!" Harry kaget dengan reaksi Luna. Begitu pula aku dan Zayn, juga Perrie.

"Kau bilang kau tidak membutuhkanku lagi, Harry. Kau bilang aku jalang. Kau bilang kau tidak mencintaiku," Luna kembali menangis.

"APA?! Siapa yang bilang kau jalang? Kau bicara apa?!" Harry kaget.

"Tadi kau mabuk, dan kau..." Zayn kini yang berbicara. Harry seperti memikirkan sesuatu lalu akhirnya ia baru sadar.

"No fucking way! Luna! Aku tidak bermaksud satupun kata yang terucap dariku. Bahkan aku tidak mengingatnya. Maafkan aku, Luna, maafkan aku," Harry berlutut di hadapan Luna.

"Kau juga bilang.. aku.. aku amnesia. Apa.. apa itu benar?" Lirih Luna.

Harry menghela napas beratnya. "Jika itu yang kuucapkan tadi, maka itu benar," ia melirik ke arahku.

Tangis Luna semakin kencang.

"Bohong! Kalian semua bohong! Ini semua tidak masuk akal!" Luna berteriak. Lalu tiba-tiba badannya terhempas ke kasur. Ia pingsan.

Aku membetulkan posisi tubuhnya. Ia pasti sangat letih setelah hari panjang ini. Ia juga pasti setres dengan perlakuan Harry. Lalu Perrie tidur di sebelah Luna.

Harry memegangi kepalanya, berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi. Ia menyendiri di balkon. Lalu ia kembali ke kamar. "Apa kalian bisa memberi tahu padaku apa yang sebenarnya terjadi?!"

Zayn melirik ke arahku, menyuruhku diam dan membiarkannya berbicara. Zayn maju beberapa langkah lalu tanpa aku duga, Zayn menonjok Harry yang membuat Harry sangat kaget akan perlakuan Zayn.

"ZAYN WHAT THE FUCK?!" Harry berteriak.

"Kau mencium Kendall didepan Luna, Harry!" Zayn ikut berteriak.

"Mana mungkin!"

"Iya! Kau juga menyebut Luna jalang! You're a jerk, Harry!" Zayn berteriak.

"Ini tidak masuk akal," Harry memegangi pipinya yang memar.

"Tapi kau melakukannya. Kau bilang kau tidak membutuhkan Luna. Kau bilang kau tidak mencintainya. Kau juga bilang Luna amnesia," Zayn masih emosi.

"Aku.. aku mabuk berat," Harry seperti menyesalinya. "Aku sangat mencintai Luna," lirihnya.

"Tapi ia melihatmu mencium Kendall!" Zayn kembali berteriak. "Aku tidak mau tahu lagi alasanmu. Aku mau tidur. Dan jangan sentuh Luna!" Zayn menyuruhku dan Harry tidur di kamarnya saja. Sebelum pergi ia mencium Perrie lalu aku mencium kening Luna.

-------

Saat pagi aku, Zayn, dan Harry yang sudah rapi langsung ke kamar Luna dan Perrie. Kami ingin mengecek keberadaan mereka.

Saat kami masuk ke kamarnya, Luna dan Perrie sudah rapi. Mereka sedang mengobrol saat Zayn membuka pintu.

"Sayang!" Zayn langsung memeluk Perrie. Luna tersenyum ke arahku lalu ia menatap Harry. Luna jalan menuju Harry lalu kami semua terdiam menunggu reaksinya.

"Hai, Sayang!"

~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hellowwww!
Sebenernya rencana gue itu mau update seminggu sekali. But krn gue ga yakin minggu depan bisa update, so gue mutusin buat ngetik sekarang aja sekalian dipublish.

Senin besok gue udh mulai UCUN. Minggu depannya lagi gue intensif bta, minggu depannya UN!!!

Doain gue yaaa semoga masuk sman8!! Aamiin aamiin. Atauga kl gue ga masuk sman8, gue kan rencana pindah ke pekanbaru, nah doain gue terima sekolah inter disana. Aamiin..

Ohya kl kalian pikir bentar lagi storynya bakal end, KALIAN SALAH BESAR. Gue mau ending cerita ini pas udh ±80chapter dan masih byk drama menunggu yang udah gue siapin dan rencanain. Makanya sabar ya dan be an active reader!

VOMMENTS YAAA

Somebody to Love {Niall Horan}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang