🦋Jangan ganggu!

732 72 30
                                    

#3
(Cek part sebelumnya dulu)



...
Melepaskan penat setelah mengemban tugas sebagai seorang istri dan juga ibu, Yera memutuskan untuk berbelanja di hari minggu pagi.

Sang suami yang saat ini sedang libur diberi tugas untuk mengurus sang jagoan, sementara dirinya akan berbelanja kebutuhan pokok di sebuah swalayan

Tangan cantiknya itu kemudian mendorong troli sambil sesekali berhenti jika ada barang yang akan dibelinya

Selama ini juga pernikahan mereka terasa baik-baik saja. Ia pikir suaminya benar-benar akan meninggalkannya ketika sang bayi lahir, namun semua justru berbanding terbalik. Karena kini, Haruto nampak sangat mencintainya

Ah.. ia jadi ingin tertawa di depan wajah si istri pertama.

"Duh.. tinggi banget sih.. ini rak nya yang tinggi apa gue yang pendek ya?" Gumam Yera sambil berusaha meraih kotak susu yang berada di rak atas

Disaat ia terus berusaha, lantas seseorang tiba-tiba berdiri di belakangnya. Layaknya adegan di sebuah drama, tangan kekar nan panjang itu lantas membantunya meraih barang yang teramat tinggi itu.

"Nih.."

"Maka-" lidah Yera tiba-tiba menjadi kelu dan jantungnya seakan berhenti berdegup untuk sesaat.

Ketika berbalik badan, ia justru mendapati sesosok laki-laki  dengan balutan jaket denim belel, kaos putih serta celana jeans hitam yang menutupi kaki jenjangnya, membuat Yera harus mengakui dan memuji ketampanan si pria dalam diam. Namun sesungguhnya, Yera sangat menghindari sosok dihadapannya itu. Saking terkejutnya bahkan kotak susu yang di pegangnya hampir terlepas dari genggamannya

"Hey, long time no see dear. How are you?" Tanya si pria yang kini menatap Yera dengan kedua tangan di lipat di depan dada

"M-mark.. lo" Yera tak habis pikir, bagaimana dia bisa ada disini? Untuk apa dan kenapa?

"Kok kaget gitu sih? Gue jauh-jauh lho dateng dari Amerika. Ga mau meluk gitu?" Tanya pria bermata biru dan berparas layaknya orang eropa itu dengan sebuah senyum yang menurut Yera sangatlah menyebalkan

Yera menatap nyalang pada pria blasteran yang kini berdiri di hadapannya. Bisa-bisanya ia bersikap seolah mereka baik-baik saja setelah semua yang terjadi? Mata Yera terasa memanas dan penglihatannya mulai mengkabur akibat gumpalan air mata yang siap jatuh membasahi pipi. Semua kenangan lama seolah kembali berputar di kepalanya, membuat tangis tak dapat ia bendung. Kini Yera benci akan dirinya yang lemah  

Ia tak menyangka,sungguh bahkan ia benar-benar tak menduga jika mereka akan kembali berjumpa seperti saat ini

"Ga usah basa-basi. Gue tanya apa mau lo.."

"Oh.. calm dowm honey.. gue cuma mau nanya, keadaan our baby"

"Anak kita? Ah perlu gue ingetin lagi gimana kelakuan lo waktu di Amerika hah? Ayah macam apa yang tega menelantarkan anaknya? Ah bahkan mengakuinya saja tak mau"

"Tapi gue disini mau tanggung jawab"

"Terlambat Mark, gue udah nikah dan bahagia bareng keluarga kecil gue. Jadi mendingan lo simpan niat baik lo itu dalam-dalam"

"Oh really? Siapa cowok bodoh yang mau nikahin lo hah?"

"Lo ga perlu tau, yang jelas dia jauh lebih baik dari lo"

"Dan akan gue akan cari tau"

Yera memandang tak percaya pada pria yang lebih tinggi darinya itu. Ia menggepalkan erat kedua tangannya

"Mark mendingan lo pergi jauh-jauh dari kehidupan gue!" Bentak Yera dengan luruhnya air matanya. Luka lama yang sudah berhasil ia sembuhkan kini kembali menganga dengan sayatan yang baru.

Mati-matian Yera melupakan kenangan buruknya, tapi kini sang tokoh utama dalam kisahnya kembali muncul. Membuat Yera khawatir jika second lead nya akan pergi ketika mengetahui fakta ini.

"Hey.. lo pikir gue kesini jauh-jauh buat ngambil lo lagi? Lo salah Yera. Gue ga tertarik sama barang murahan kayak lo. Yang gue mau, cuma anak kita. Sekarang bilang dimana dia!"

"Ga.. gue ga akan nyerahin anak gue ke iblis kayak lo!"

"Hahahah.. iblis? Ah lantas lo apa hah? Lo fitnah suami lo, lo rebut dia dari istri pertamanya. Lo buat mereka ribut karena keegoisan lo.. apa lo ga sama aja kayak gue hah? Jangan tanya kenapa gue bisa tau. Lo harusnya ingat siapa gue" Mark tersenyum penuh kemenangan ketika Yera bungkam dengan tetes demi tetes air mata yang masih setia mengalir. Harusnya Yera ingat, ia berurusan dengan seorang Mark, yang bisa tau apapun yang ingin ia tau bahkan dari akarnya.

"Urus hidup lo sendiri, Mr.Mark Lee"

Dan setelahnya Yera berlalu pergi, meninggalkan Mark yang tersenyum penuh arti

"Lo ga akan bisa lolos dari gue"











....









Haruto yang sedang bermain bersama sang buah hati tiba-tiba dikagetkan dengan suara pintu yang dibuka secara kasar

Ia memegagi dadanya yang berdetak lebih cepat akibat ulah sang istri

"Kamu kenapa?" Tanya Haruto keheranan, namun tak di gubris sama sekali oleh Yera

Dengan deraian air mata yang membasahi pipi, ia mendekap erat sang anak. Tatapan matanya nampak kosong dengan tubuhnya yang bergetar ketakutan

"Yera.. Yera hey kamu kenapa?" Haruto mengguncang pelan sang istri, namun wanita itu masih setia dengan tatapan kosongnya disertai racauan

"Dia ga boleh pergi, ga ada yang bisa ambil dia. Dia milik gue, hanya gue.." gumam Yera tak jelas membuat Haruto semakin panik.

"Yera.. yer.. YERA!"

Teriakan Haruto berhasil membuat Yera tersadar dari kondisi linglungnya.. ia lantas menatap Haruto sesaat, hingga akhirnya deraian air mata kembali muncul

"Haru..."

Dengan sigap Haruto memeluk sang istri yang nampak begitu rapuh, ia berusaha menyalurkan kenyamanan seraya menunggu Yera untuk bercerita padanya

"Haru.. aku ga mau pisah sama kamu.. aku ga mau pisah sama Yohan.. ga mau.."

"Sthh kamu ngomong apa sih? Siapa yang mau ninggalin kamu hah? Engga ada Yera. Jadi tenang ya.."

Perlahan tubuh Yera mulai tenang, gemetarnya berangsur menghilang meski air mata dan sorot ketakutan masih nampak jelas di kedua matanya.

"Jangan pergi..." lirihnya
.
.
.
.
.
.
.
928 word

Makasih buat yang masih nungguin kelanjutannya, maaf kalau kisahnya ga sesuai sama ekspetasi kalian. Tapi aku akan berusaha buat ngasih yang terbaik

Have a good day all 

Buat yang ga tau Mark, btw anggap aja matanya biru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Buat yang ga tau Mark, btw anggap aja matanya biru.

Treat Me Better, Please (GS)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang