Lisa Pov
Aku sedang menunggu jennie ditaman biasa, aku sengaja ingin menemui jennie untuk mengungkapkan perasaanku padanya. Tidak lama lagi aku akan lulus, aku tidak ingin kehilangan jennie setelah kelulusan ini. aku akan melakukan apapun untuk jennie.
Aku telah menunggu jennie sejak 1 jam yang lalu. Tadi Dia mengatakan sedang merapikan bukunya dan segera ke taman. Tapi ini sudah lewat 1 jam, aku mulai gelisah. Mungkinkah jennie melupakan janjinya.
"Lisa, apa kau sudah lama menunggu?" Suara jennie mengagetkan lamunanku.
"Ah tidak, aku baru saja sampai jen. Duduklah" bohongku yang tidak ingin jennie merasa tak enak.
"Jackson menahanku sebentar tadi, kupikir kau sudah menunggu lama"
Sebentar? Its almost 1 jam setengah aku menunggumu, dan kau mengatakan ini hanya sebentar
"Jackson?"
"Emm ya jackson wang, lelaki yang kau temui di kamarku kemarin"
Aku menganggukkan kepala seolah mengerti keadaan ini. Apa aku telah kalah cepat dengan jackson? Dia telah mencium jennieku dan aku hanya stuck di tempat ini saja.
"Apa dia kekasihmu?" Aku bertanya ragu
"Sebenarnya aku tidak mengerti juga dengan hubunganku dengannya. Dia telah mengungkapkan perasaanya padaku namun aku memilih untuk menjalaninya saja tanpa mengiyakan atau menolak dia"
"Kenapa begitu?"
"Aku hanya belum begitu yakin dengan perasaanku. Dia pria tampan dan kaya jika aku menolak secara terang-terangan bukankah aku akan terlihat tidak normal?"
Aku tiba-tiba kehilangan moodku, aku menelan air ludahku mendengar pernyataan jennie. Harusnya aku memang sudah tahu bahwa jennie itu straight dari awal, tapi aku selalu mencari sebuah kata kemungkinan dalam diri jennie. Aku hanya perlu mengungkapkannya, tanpa memikirkan jawaban jennie.
"Hei, kenapa diam saja? Dan ngomong-ngomong apa yang ingin kau sampaikan padaku" Jennie mengejutkanku
"Emmm jennie, kau tau bukan aku memperlakukanmu secara special?"
Aku menunggu respon jennie. Dia hanya menggeleng, sialan apa arti gelengan gadis ini
"Aku menyukaimu jennie, mencintaimu meski kau dan aku sama-sama wanita. Tapi aku memiliki perasaan yang lebih padamu, maukah kau menjadi kekasihku?" aku menyelesaikan kalimatku dengan nada menggantung diakhir kalimat. Aku melihat wajah jennie, dia tersenyum manis. Apa dia menerima cintaku?
"Apa maksud senyummu? Kau mencintaiku juga?" Aku menggenggam tangan jennie. Tapi jennie melepaskan genggaman itu.
"Kau ini begitu lucu lisa. Mana ada bentuk cinta semacam itu? Cinta hanya antara pria dan wanita. Aku belum mencintai laki-laki bukan berarti aku mencintai perempuan. Itu terdengar aneh menurutku. Dan tentang perhatianmu, aku terbiasa menerima semua bentuk perhatian semacam itu sejak dulu dari teman maupun laki-laki yang mengejarku. Jadi perhatianmu tidak terlalu mencolok padaku, apalagi sampai memikat hatiku kurasa tidak. Aku hanya menganggapmu teman, tidak lebih. Aku juga masih memiliki banyak impian yang kurasa akan terganggu jika hubungan semacam ini aku ambil. Terlalu besar resikonya. Kau tau maksudku kan? Aku harap kau mau mengerti aku dan sedikit membatasi dirimu agar tidak terlalu mencolok pandangan orang lain. Jika hanya aku saja yang tahu tentang penyimpanganmu aku masih bisa menyimpannya untuk diriku sendiri, tapi jika orang lain tahu , pandangan semua orang akan berubah padamu begitupun padaku."
"Penyimpangan?"
"Ne itu penyimpangan untukku, jadi simpanlah untuk dirimu sendiri. Aku pergi oke" jennie melangkah pergi dengan meninggalkan tepukan di bahuku. Bukan kekuatan yang aku rasakan saat jennie menepuk pundakku, namun kesedihan dan kekecewaan yang tumpah aku rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIGA SISI (COMPLETED)✔️
Fiksi PenggemarSetiap orang memiliki banyak sisi dalam hidupnya. Tak selamanya yang putih akan terus menjadi bersih, Tak selamanya juga yang hitam adalah kotor. Seperti segitiga yang memiliki 3 sisi dalam setiap ujungnya. Terkadang cinta memaksa seseorang untuk m...