Chandra menghilang ditelan mega. Anila berhembus, menerbangkan dedaunan kering di pelataran jalan. Yibo melangkah tak tentu arah. Sakit di hati membuatnya lupa akan fakta bahwa ia tak memiliki satu pun tempat untuk dituju.
Bisa dibilang Yibo hidup sebatang kara sekarang. Rumah peninggalan orang tua telah dilelang oleh pihak bank. Ia juga tak mungkin kembali ke tempat Liying setelah apa yang wanita itu lakukan. Yibo takut, kejadian yang sama terulang kembali?
“Mom, Dad, aku harus ke mana sekarang?”
Sepintas pemikiran bodoh melesat di kepala. Kembali ke Mension Sean? Yibo lantas memukul kepalanya sendiri. Mengenyahkan ide gila yang baru saja melintas di dalam sana.
Bukankah alasan kepergiannya karena tak ingin berhubungan dengan keluarga itu lagi? Lalu, untuk apa ia kembali ke sana?
Yibo tidak membenci, melainkan sedang berusaha untuk meminimalisir rasa sakit yang akan diterima oleh hatinya nanti. Sudah cukup penghinaan Sean ia telan bulat-bulat.
Jika dan andai saja orang lain yang memuntahkan segala hinaan itu, Yibo mungkin tak akan sesakit ini. Ia kecewa, mengapa kata-kata kejam yang menjatuhkan seluruh harga dirinya harus ke luar dari bibir seseorang yang ia cintai? Seseorang yang menjadi satu-satunya tumpuan yang ia miliki saat ini. Demi Tuhan, rasa sakitnya jauh berkali-kali lipat.
Larut dalam pikiran yang berkecamuk, Yibo tak menyadari kehadiran beberapa pemuda mabuk yang memandang penuh minat.
Lamunan itu buyar kala tangannya diseret paksa mamasuki sebuah gang sepi. Yibo berontak, berusaha berteriak untuk meminta pertolongan.
Tubuh yang dilindungi pakaian rumah sakit bergetar ketakutan. Apa yang harus Yibo lakukan sekarang? Tenaganya tidak sekuat itu untuk menumbangkan lima pemuda mabuk yang terlihat begitu bernapsu untuk melahapnya hidup-hidup.
Yibo menangis, mengapa ia harus berada di posisi ini?
Tuhan, tolong aku.
Meringkuk ketakutan. Yibo berteriak sekeras mungkin memanggil nama seseorang yang telah memberikan luka mendalam di hatinya, bertepatan dengan baju rumah sakit yang melekat di tubuh mulai dilucuti paksa.
“Menjauh dariku! Zhan Ge, tolong aku ….”
Plakkk!
Sebuah tamparan mendarat mulus di atas pipi Yibo. Sudut bibir remaja itu sobek hingga mengeluarkan darah. Rahang dicengkeram kuat agar berhadapan langsung dengan sang pelaku.
"Berhenti berteriak, Jalang kecil, biarkan kami bersenang-senang dengan tubuh indahmu ini."
Lagi-lagi kata jalang ditujukan untuknya. Apa yang salah dengan dirinya? Kenapa semua orang mengatakan ia adalah jalang?
Yibo benar-benar anak polos yang tak tahu menahu tentang hal-hal yang berbau dewasa. Ia merupakan perwujudan anak baik yang lebih suka berdiam diri di rumah. Tak seperti remaja seusianya yang telah berbaur dengan kerasnya dunia malam.
Yibo memang sepolos itu sebelum bertemu dengan Sean Xiao Zhan. Semua pengalaman pertama tentang hal-hal yang berbau dewasa seperti, berciuman lidah, blowjob dan handjob dilakukan bersama Sean.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Boo (Zhanyi) PDF Ready✅
RomanceKeterlambatan Xiao Zhan dalam menyadari perasaannya sendiri membuat dokter tampan itu harus terjatuh dalam kubangan lumpur penyesalan. "Aku merindumu seperti ini. Seperti seekor kupu-kupu yang terbang ke sana kemari mencari sebuah kelopak bunga mata...