*Brakk
Suara tangan yang menghantam meja itu membuat seisi ruangan takut, kemarahan Soohyun hampir mencapai puncaknya sekarang. Tak mendapati para putrinya di meja makan, padahal waktu makan siang sudah hampir terlewat
Pria paruh baya itu menerka dimana para gadisnya pergi. Dari sekian banyak tempat yang terbesit dalam pikirannya, satu-satunya tempat yang ia yakini dimana para putrinya berada adalah tempat Luna
"Dimana Luna sekarang ??" tanyanya dengan nada kesal pada para maid yang berdiri berjajar di samping meja makan
"Nona Luna biasanya berada di kantornya, Tuan" salah satu maid itu menjawab dengan gugup, ia takut melakukan kesalahan yang akan mengancam pekerjaannya
"Bawa saya kesana, sekarang juga !!" Soohyun beranjak dengan kasar, langkahnya dengan cepat menuju parkiran dibawah yang menyimpan berbagai koleksi mobil miliknya dan beberapa lagi milik Luna
Para maid itu segera menghubungi supir untuk menyiapkan mobil dengan cepat karena Soohyun tengah terbakar amarah, mereka tak mau ada yang menjadi korban amukan Tuan besar Kim itu. Apalagi ini mengancam nasib mereka, Soohyun tak akan ragu untuk memecat mereka bila berbuat salah
Tak lama berselang, mobil sport hitam milik Kim Soohyun melaju cepat di perkarangan mansion dan tak perlu waktu lama untuk keluar dari area mansion Kim itu
Dia tak mau menggunakan mobil milik Luna, Soohyun terlalu gengsi. Lagipula dia memiliki mobil sendiri, kalau tak punya pun dia akan lebih rela membayar taksi daripada menggunakan mobil putri bungsunya itu. Gengsinya amat sangat tinggi, maka tak heran jika kelima putrinya juga mewarisi hal yang sama
Entah apa yang direncanakan oleh Soohyun dibalik senyum liciknya, bukan sesuatu yang bagus tapi tak ada yang bisa menebaknya
*****
"Terjadi sesuatu ?? Kenapa kau--" Ucapannya terpotong ketika matanya menangkap keempat gadis Kim yang masih duduk disana menatapnya dengan tatapan terkejut
"Jelas saja terjadi sesuatu, Eonnie." Luna berucap sembari mengerjakan pekerjaannya yang hampir selesai
Keheningan menyelimuti tempat itu, keempat gadis itu masih beradu tatap dengan Boyoung yang kini tampak amat gugup. Siapa yang menyangka keempat putri Kim itu bisa berada disana ??
"Anyeonghaseyo, Nona Kim." Boyoung menyapa dengan sopan walaupun jantungnya hampir jatuh karena masih terkejut
"Anyeonghaseyo, Boyoung-ssi. Bagaimana kabarmu ??" Jisoo selaku putri sulung keluarga Kim itu menyahut dengan sopan pula
"Kabar ku baik, Nona. Bagaimana dengan mu ??" tanya Boyoung kembali
"Sama dengan mu." Boyoung mengangguk lalu tersenyum canggung pada putri majikannya itu
"Senang mendengarnya, Nona." Boyoung berusaha memecah kecanggungan ini, sesekali melirik ke arah Luna yang sibuk dengan dunianya sendiri
"Bagaimana keadaan mu, Nona Jennie ?? Apakah kau merasa lebih baik ??" Jennie mengangguk dengan senyum tipis yang bertengger di bibirnya
"Aku merasa lebih baik sekarang, terimakasih sudah bertanya," ujar Jennie sopan, lalu suasana kembali hening
Kalau boleh jujur, Boyoung benar-benar sangat sebal pada Luna yang tidak memedulikan suasana secanggung ini. Ingin rasanya dia menghilang dari tempat itu
YOU ARE READING
Ocean
RandomApakah semuanya harus pergi seperti ombak di tepi laut ?? Tidak bisakah seseorang tinggal di sisinya ?? Ini cerita tentang dia yang berusaha untuk tampak baik-baik saja tanpa seseorang di hidupnya. Dia... sudah lelah ditinggalkan Ini cerita tentang...