ADA BAIKNYA UNTUK MEMBACA SETELAH BUKA PUASA YA :)
Selama kau berada di semesta milik Woozi itu, kau tak pernah diperbolehkan untuk keluar rumah tanpa pengawasan. Nampaknya laki-laki itu adalah tipe laki-laki posesif. Padahal tidak ada manusia lain selain dia, istrinya, dan juga Sekretaris Kim. Kau juga baru tahu bahwa Lee Woozi menciptakan seorang wanita khusus untuk Sekretaris Kim.
Pagi ini kau dan Lee Woozi sarapan bersama. Seumur hidupmu, kau tak pernah disuguhi banyak makanan seperti ini. Bahkan kau bingung memilih salah satu diantaranya.
"Kau bisa memakan semuanya, jangan ragu." Ucap Lee Woozi yang duduk di ujung berbeda di meja panjang itu.
"Benarkah? Wahh perutku bisa meledak jika begitu."
"Memangnya kau selapar itu? Seperti tidak makan berhari-hari saja." Ucapnya
"Tidak juga sih, hanya sayang jika tidak dihabiskan. Kau tak tahu bagaimana nasib akan berjalan, bisa saja esok hari kau tidak bisa makan makanan seperti ini lagi kan." Balasmu.
"Tenang saja, Nona Kim. Besok kau masih bisa menikmati hidangan seperti ini lagi." Balasnya.
"Meskipun begitu, melihat makanan enak seperti ini aku jadi kepikiran ibuku di rumah."
Beberapa detik setelah itu kau baru sadar akan perkataanmu tadi. Kau pun buru-buru meralatnya.
"Maksudku, ibuku di rumahnya, di surga sana, dia pasti tidak akan suka jika aku membuang-buang makanan." Balasmu agak gugup.
Pasalnya setelah bertemu dengan Lee Jihoon kemarin, kau mendapatkan informasi bahwa mendiang istri Lee Woozi adalah seorang yatim piatu sebelum Lee Woozi membawanya ke dunia ini. Selain itu, Jihoon memintamu untuk merahasiakan dunia asalmu pada Woozi, termasuk kau yang akan sering keluar masuk portal untuk mengunjungi dua semesta itu secara bergantian.
Syukurnya Woozi menanggapinya dengan kekehan pelan yang kemudian mengangguk paham.
"Baiklah, lain kali jika koki di rumah memasak sebanyak ini maka kita akan makan bersama Sekretaris Kim juga, bagaimana?" Tawarnya.
"Hm... ide yang bagus."
Beberapa menit kalian habiskan untuk menikmati sarapan sembari sesekali berdiskusi mengenai rasa makanan yang tersedia, kini kalian berada di halaman belakang rumah sembari menikmati pemandangan di belakang rumah yang menjadi objek menarik di matamu sejak pertama kali kau melihatnya.
"Aku sangat suka pemandangan di belakang rumah ini. Nampak begitu menenangkan." Ucapmu memulai perbincangan.
"Kau selalu suka tempat ini, bahkan...."
Kau menoleh ke arah Woozi karena ia menggantung kalimatnya.
"Bahkan apa?"
"Bahkan kau memilih tempat ini sebagai tempat terakhirmu di dunia. Sejak dulu kau selalu mengatakan padaku bahwa kau ingin memiliki rumah dengan pemandangan sungai di belakangnya. Setelah aku mewujudkannya, kau justru menjadikan tempat ini sebagai tempat bunuh diri. Kau tahu, di mataku tempat ini tak lagi memiliki nilai keindahan yang dulu aku lihat?" Jelasnya.
Kau bisa merasakan bagaimana kekecewaan Woozi kepada mendiang istrinya. Tapi sebelum berhasil menguak alasan dibalik kepergian istrinya itu, kau tidak boleh bersimpati terlalu dalam pada siapapun disini. Terutama kepada dua manusia yang tersisa, yaitu Woozi dan Sekretaris Kim.
Setelah berbincang-bincang dengan Lee Jihoon tempo lalu, kau memantapkan diri untuk selalu berpegah teguh pada prinsip barumu, yaitu jangan terlalu baik pada siapapun disini. Kau harus membatasi dirimu, jika tidak ingin tersesat. Setidaknya, kau harus bisa mempertahankan logikamu selama kau berkelana di sesemesta milik Woozi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Woozi Universe Factory [M] ✔
FanfictionKau tak begitu mengenalnya meskipun beberapa kali bertemu dengannya. Yang kau ingat, ia laki-laki tertindas yang menolongmu dengan caranya sendiri. Karena itulah kau semakin penasaran dengan sosoknya yang misterius. Semakin kau telusuri, semakin kau...