Jaga dia tuhan hanya dia yang ku punya.....
Rumah sakit Anumerta
Bima langsung membawa ai ke brankar RS guna mendapat perawatan. Bima menuggu di depan ugd dia mondar mandir gelisah mengkhawatirkan ai.
'Apa yang sebenarnya hingga membuatmu down. Tau kayak ngak aku ijinin untuk ke indo' batin bima
Dught
Dught
Dught
Bima memukul tembok rs. Selang berapa lama bris al dan steve mendatangi bima. Yang membuat bima tambah emosi.
"Sialan kalian! apa yang kalian lakuin ke anakku sampe seperti ini" menarik kerah al
Bught bima meninju pipi al
"Om tenang dulu kita bisa jelasin" bris memegang tangan bima.
"Tenang katamu? Kamu pikir dengan keadaan kayak gini bisa bikin princes seperti sedia kala. BODOH"
"Kita ngak ingin terjadi apa apa sama ai om. Kita juga ngak tahu apa yang terjadi. Anak buah kami yang mengikuti ai hanya memberi laporan. Ai tidak keluar dari apart yang terdengar dari luar hanya barang barang pecah. Makanya kami mendobrak kamar ai. Dan ai sudah kacau." steve memberi penjelasan secara detail.
"Awas jika terjadi apa apa dengan ai. Kalian tanggung sendiri akibatnya"
Kriet
"Dengan keluarga pasien?"
"Ea dok saya ayah/abangnya" ucap bima dan al bersamaan.
"Kondisi pasien sudah tidak apa apa. Hanya mentalnya terguncang hebat. Apa ada riwayat gangguan mental pada pasien?"
"Ea dok. Princes pernah depresei dan sempat terapi kejut listrik" steve al dan bris terdiam mendengar penuturan bima. Mereka terkejut dengan informasi yang di dapat.
"Lebih baik anda membawa ke pskiater yang pernah menanganinya karna kondisi mentalnya semakin parah. Munkin ini disebabkan pasien yang memaksakan diri untuk memikirkan sesuatu tanpa ada tempat untuk berkeluh kesah"
"Tapi keadaannya baik baik saja kan dok." al
"Untuk sementara waktu dia baik baik saja. Kalau bisa pasien harus segera dibawa ke psikiatrinya lebih cepat lebih baik. Kalau begitu saya tinggal masih ada pasien yang harus saya urus. Pasien bisa dipindahkan di ruang rawat."
"Terima kasih dok"
Bima masuk ke ruangan ai setelah dipindahkan. Diikuti steve al dan bris.
"Princes kamu jangan buat ayah khawatir. Ayah takut kamu kenapa napa jangan tinggalin ayah." bima memegang tangan ai dan mencium keningnya.
Eught.. Ai mengerjapkan matanya melihat sekitar ruangan putih dan bau desinfektan yang menyengat. Ai menangangkat tangannya berat ternyata ada ayah bima.
"Ayah" ai memanggil dengan lirih
"Princes kamu dah sadar. Apa yang sakit"
"Haus yah" bima memberikan gelas dengan sedotan ke ai.
"Ayah ai pusing. Kepala ai sakit hik hiks hiks ayah sakit" ai menjambaki rambutnya
"Cup cup jangan ditarik rambutnya princes nanti tambah sakit" bima mengelus surai indah ai
"Sakit yah sakit sakit"
"Sabar sayang pasti sembuh sebentar lagi."
"Sakit yah sakit sakit ai ngak kuat..hiks hiks hiks...."
"Ayah panggilin dokter"
Sementara steve al dan bris hanya bisa melihat dari kaca karna hanya satu orang yang masuk ruangan. Melihat bima keluar ruangan al langsung masuk.
Al melihat ai menangis dengan menarik rambutnya.
"Rin jangan gitu. Nanti sakit"
"Tapi ini sakit sangat sakit hiks hiks "
"Sabar ya. Ayah bima masih memanggil dokter."
"Aku bilang sakit ya sakit!!!" ai membentak al
"Ea dek sabar ya. Abang elusin biar ngak sakit" al mengelus ai dengan pelan
"Masih sakit?"
"Ngak,"
Bima datang membawa beberapa dokter yang akan menangani ai."Princes sekarang istirahat dulu ya."
"Ea ayah. Jangan pergi temenin ai"
"Ea sayang ayah temenin."
Ai menutup matanya lagi karna obat bius yang disuntikan bereaksi.
"Dan kamu pergi dari sini!"
"Tapi om saya abangnya rin. Saya pengen menemani rin"
"Sekarang kamu pergi atau saya bawa rin jaub dari sini dan tak kembali lagi."
Al pun pergi dari rs.
*comeback again muach....