Happy reading semuanya.
🍁🍁🍁
Rombongan kru film Daxter telah sampai di Mengkendek, Toraja, setelah melakukan penerbangan selama lima jam lebih dari Jakarta. Setelah ini mereka masih harus menempuh perjalanan darat selama kurang-lebih dua jam untuk sampai di Tana Toraja.
"Kamu capek? Kalau capek tidur aja." kata Daxter menatap Jovanka tidak tega.
Pasalnya sejak masuk ke dalam mobil beberapa menit yang lalu, Jovanka sibuk memilih desain undangan yang sebelumnya tidak disetujui oleh Vanessa. Kata wanita lima-puluh-lima tahun itu, undangan yang telah mereka pilih terlalu sederhana untuk undangan pernikahan seorang Alixie dan Nugraha.
"Nggak capek."
"Tapi kamu belum istirahat sama sekali sejak tadi pagi!" kata Daxter menaikkan suaranya. "Di pesawat juga kamu nggak tidur karena ngurusin Paris Fashion Week kamu itu!" tambahnya yang membuat Jovanka menoleh dan menatap laki-laki itu dengan senyum kecil.
"Daxter, I'm okay. Aku bahkan pernah ada di keadaan yang lebih sibuk dari ini. Kamu tenang aja, I'll be fine." kata Jovanka sambil mengelus pipi Daxter dengan sayang. Setelah itu Jovanka pun kembali menekuni pekerjaannya.
"Jadi, kalian mau menikah kapan?" tanya Albion yang sedang sibuk menyetir.
"Gue maunya akhir tahun, Mas. Mungkin tanggal dua-tiga atau dua-empat. Pokoknya sebelum natal." kata Daxter dengan senyum lebar yang membuat Albion ikut tersenyum lebar.
"Emang tanggalnya belum ditentukan?" kini Yasmine yang bertanya, wanita itu akhirnya membuka mata dan nimbrung di dalam percakapan teman-temannya.
"Belum," jawab Jovanka sebelum menunjukkan layar iPadnya kepada Daxter. "What do you think?" tanya Jovanka kepada Daxter. Wanita itu tengah menunjukkan desain undangan yang telah ia pilih.
"Bagus. Kedua Mama pasti suka." kata Daxter dengan bibir mengerucut yang membuat Jovanka tertawa.
Awalnya laki-laki itu sangat excited menyambut acara pernikahan mereka. Daxter bahkan secara eksklusif meminta Joshua dan Jovian pulang ke Indonesia untuk membantu persiapan acara istimewa mereka itu.
Namun siapa sangka jika keterlibatan keluarga mereka malah membuat mereka pusing tujuh keliling. Apa-apa saja yang sebelumnya hanya akan dirundingkan dua kepala kini menjadi bahan pikiran lebih dari sepuluh kepala.
"Coba aku kirim ke Mama." kata Jovanka yang diangguki oleh Daxter.
"Udah Mbak bilang kan kalau persiapan pernikahan itu nggak gampang. Dulu Mbak nyiapin pernikahan aja butuh waktu sampai enam bulan. Itu pun Mbak sama Mas Gilang nggak ada kerjaan apa-apa. Lah ini kamu mau nikah akhir tahun, kalian cuma punya waktu kurang dari empat bulan. Ditambah kalian juga lagi sibuk-sibuknya." cerocos Yasmine.
"Iya, Daxter. Apa menurut kamu nggak terlalu terburu-buru? Pernikahan bukan cuma tentang Jovanka yang akan menjadi milik kamu, tapi bagaimana kamu dan Jovanka akan menjalaninya seumur hidup kalian. Mungkin secara finansial kamu dan Jovanka sudah siap, tapi bagaimana dengan mental kalian? Apa kalian sudah yakin untuk membina rumah tangga?" tambah Albion yang membuat Daxter mendengus.
"Secara mental aku sudah siap, Al," jawab Jovanka dengan mantap. "Banyak hal yang sudah aku lakukan untuk menekan rasa takutku akan pernikahan. Dan aku rasa, sekarang aku sudah siap membina rumah tangga dengan Daxter." tambahnya sambil menggenggam tangan Daxter erat.
Albion nampak melempar senyum lebar yang dibalas Jovanka tak kalah lebar. "Nice, Jovanka. Aku harap selamanya kamu akan percaya diri seperti ini." kata Albion yang diangguki oleh Jovanka.
"Ade ape nih? Kenapa gue nggak tahu apa-apa?!" kata Daxter yang menangkap arti tersirat di dalam percakapan Albion dan wanitanya.
"It's a secret." kata Jovanka yang membuat Daxter cemberut.
🍁🍁🍁
Jovanka sedang menyaksikan para kru yang menyiapkan semua kebutuhan shooting saat Delia datang dan berdiri tepat di sebelahnya. Seperti biasa, gadis yang lebih muda tujuh tahun darinya itu nampak menebar senyum manis kepada orang-orang di sekeliling mereka. Berbeda sekali dengan dirinya yang sangat malas bahkan hanya untuk tersenyum tipis.
"Ada apa?" tanya Jovanka tanpa melirik Delia. Wanita itu masih sibuk mengamati sekitar untuk melihat pakaian apa yang sekiranya cocok untuk digunakan di sana.
"Saya dengar Miss Alixie sedang mempersiapkan pernikahan dengan Daxter, benar?" katanya yang membuat Jovanka terkekeh mengejek dan berakhir dengan menatap gadis itu lamat-lamat.
"Kenapa kamu masih sangat tertarik dengan kehidupan Daxter? Padahal dia saja sama sekali nggak tertarik sama kehidupan kamu. Oh, bisa dibilang dia bahkan muak hanya untuk mendengar nama kamu," lagi dan lagi Jovanka berhasil memancing amarah Delia. Lihatlah senyum manis Delia yang sudah meluntur.
"Delia, aku rasa masih cukup banyak om-om buncit di luar sana yang mau menjadikan kamu simpanan dan memberikan kamu banyak uang. Jadi, aku pikir lebih baik kalau kamu berhenti ikut campur dalam kehidupan Daxter. Dia terlalu berharga untuk kamu yang hina." lanjutnya dengan senyum mengejek.
Delia nampak mengepalkan tangannya sebelum dengan tiba-tiba wanita itu menjatuhkan diri ke tanah yang membuat semua orang menatapnya terkejut. Gadis itu pun sudah memasang wajah terkejut dengan mata yang mulai meluruhkan air mata.
Di tempatnya Jovanka hanya bisa terkekeh sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Acting murahan seperti ini tentu saja sama sekali tak membuat Jovanka takut. Jovanka pun melipat kedua tangannya di depan dada dan menunggu apalagi yang akan dilakukan oleh gadis itu.
"Del..." manager gadis itu datang dan langsung membantu Delia untuk berdiri. Kini di sekeliling mereka sudah berkumpul banyak orang, termasuk Daxter, Yasmine, dan Albion.
"What happened, Babe?" bisik Daxter bertanya namun Jovanka tak menjawabnya. Dia lebih tertarik untuk mengikuti drama yang sedang dimulai oleh seorang Aura Delia.
"Saya bersumpah kalau saya sama sekali tidak mendekati Daxter, Miss Alixie," katanya sambil menangis yang hanya mendapatkan tatapan datar dari Jovanka.
"Hubungan kami hanya sebatas teman..."
"Gue sama sekali nggak menganggap lo teman!" potong Daxter cepat yang membuat Jovanka harus menggigit bibir bawahnya untuk menahan tawa. Tidak hanya Jovanka, para kru film pun nampak menahan tawa dengan menutup wajah mereka dengan apa saja yang ada di tangan mereka.
"Delia," Jovanka maju selangkah yang membuat Delia memundurkan tubuhnya dengan gerakan takut. "Aku rasa kamu sama sekali nggak mengenal aku," lanjutnya dengan senyum dingin andalannya.
"Jika aku ingin menghancurkan kamu, aku tidak akan melakukannya dengan berterus-terang seperti ini. Tapi aku akan melakukannya diam-diam sampai kamu sendiri pun tidak sadar kalau kamu sedang aku hancurkan. Tiba-tiba saja... Boom... kamu hancur tanpa sisa." kata Jovanka sebelum berlalu meninggalkan kerumunan.
"Delia, gue udah peringatkan lo buat jangan ganggu Jovanka, tapi kayaknya lo sama sekali nggak mendengarkan perkataan gue!" kesal Daxter dengan wajah memerah. Semua orang cukup terkejut melihat Daxter yang biasanya ramah menjadi sangat murka seperti ini.
"Lo tunggu aja pembalasan gue!" kata Daxter sebelum Albion menariknya menjauhi kerumunan.
Dengan gerakan kasar, Daxter menepis tangan Albion yang merangkul bahunya. Laki-laki itu langsung berjalan cepat menuju salah satu Tongkonan -rumah adat Toraja- yang merupakan tempat di mana mereka akan beristirahat.
"Sepertinya lo benar-benar ingin mati, Aura Delia!!!"
🍁🍁🍁
See you soon.
Much love💚
Jiwoo Lee👰🏻♀️
09 Agustus 2022🌱
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Scandal✔
Любовные романыSweet Scandal *** Jovanka Alixie, seorang fashion designer sukses di Perancis harus kembali ke Indonesia karena Mama-nya. Tak habis akal, Jovanka pun membangun bisnisnya di Indonesia dengan menggandeng sahabatnya semasa kuliah di Perancis. Namun hal...